Robohnya jembatan apung pertama Indonesia sampai lukai siswa
Jembatan apung pertama Indonesia ambruk sebelum sempat diresmikan. Hasil identifikasi dilakukan Balitbang Kementerian PU-Pera, menyebut ambruknya jembatan akibat beban berlebih. Insiden itu juga membuat pelajar menjadi korban.
Jembatan apung pertama Indonesia ambruk sebelum sempat diresmikan. Hasil identifikasi dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Balitbang Kementerian PU-Pera), menyebut ambruknya jembatan akibat beban berlebih. Insiden itu juga membuat pelajar menjadi korban.
Muhtar, seorang guru di Kecamatan Kampung Laut, menyebut peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 12.30 WIB. "Saat itu, menurut beberapa informasi warga, ada beberapa siswa SMP yang menyeberang melintasi jembatan tersebut. Padahal, jembatan saat itu belum boleh dilewati karena masih dalam tahap pengerjaan," kata Muhtar saat dihubungi, Kamis kemarin.
Selain itu, menurut warga Kampung Laut, Kustoro, menjelaskan sebelum jembatan apung tersebut ambruk, ada sekitar 25 anak SMP melintas dan berhenti di atas jembatan. Padahal jembatan tersebut masih belum siap untuk digunakan warga.
"Sekitar 25 anak SMP dan beberapa warga naik ke jembatan secara bersamaan. Akibatnya, jembatan ambruk karena tidak kuat menahan beban. Soalnya ada batangan konstruksi yang dilepas tadi pagi," kata Kustoro.
Para pelajar dan warga tersebut akhirnya turut jatuh dan tercebur ke dalam sungai. Beruntung, pelajar dan warga yang tenggelam diselamatkan nelayan yang berada di area lokasi kejadian. "Tak ada korban jiwa dalam insiden ini," ujarnya.
Jembatan ini akan menghubungkan Desa Ujung Alang dan Desa Klaces di Kecamatan Kampung Laut, Cilacap. Rencananya bakal diresmikan pada 1 Desember ini. Bukan peresmian, jembatan justru ambruk dan mengakibat siswa menjadi korban dan mengalami luka.
Jembatan apung hasil kreasi Balitbang Puslitbang Jalan dan Jembatan Kementerian PU-Pera terdiri dari rangka-rangka hollow menggunakan material baja ringan. Rangkaian rangka berdiri di atas dua pondasi ponton berukuran 4,6 meter x 8 meter bermaterial foam dan beton.
Terkait insiden ambruknya jembatan, anggota tim riset sistem modular wahana apung dari Balitbang Kementerian PU-Pera, Diana Dewi menyebut, bangunan ini memang belum siap untuk dioperasikan. "Sebetulnya memang jembatan memang belum siap dioperasikan, makanya dipalang. Sebenarnya saat ini sedang dipasang angkur dan masih dalam tahap finishing, banyak tukang mondar-mandir," ucap Diana.
Menurut dia, insiden itu kemungkinan diakibatkan banyak pekerja berlalu lalang di sekitar jembatan. Sehingga ada anak-anak sekolah mencoba melintas di jembatan apung tersebut. Padahal bangunan itu belum siap dioperasikan.
"Mungkin karena itu anak-anak sekolah menganggap aman untuk melintas. Masalahnya, ternyata mereka tidak hanya melintas tetapi berhenti di satu lokasi," ungkapnya.
Jembatan apung Kampung Laut mulai dibangun dan dirakit tahun lalu oleh Balitbang Kementerian PUPR tanggal 6 November 2016. Jembatan apung sepanjang 70 meter ditarik menggunakan perahu dari perakitan di Desa Majingklak, Kecamatan Kalipucang Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat menuju Dermaga Motean, Desa Klaces Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah.