Fakta Menarik Jembatan Ampera Palembang, Dibangun dari Hasil Rampasan Perang Jepang
Pembangunan jembatan ini sebagai wujud rasa hormat atas jasa Presiden Soekarno saat itu.
Pembangunan jembatan ini sebagai wujud rasa hormat atas jasa Presiden Soekarno saat itu.
Fakta Menarik Jembatan Ampera Palembang, Dibangun dari Hasil Rampasan Perang Jepang
Jembatan Ampera, nama ini pastinya sudah tidak asing bagi seluruh masyarakat Indonesia. Ya, jembatan tersebut telah menjadi ikon kota Palembang yang menghubungkan wilayah Seberang Ilir dan Seberang hulu.
Bagi masyarakat Palembang, Jembatan Ampera sudah dianggap menjadi ikon kota tersebut. Banyak ragam aktivitas seru yang kerap digelar di kawasan Jembatan Ampera.
-
Dimana Jembatan Merah Putih dibangun? Cerita di Balik Peresmian Jembatan Merah Putih di Brebes, Kini Warga Desa Terpencil Tak Lagi Terisolasi
-
Dimana Jembatan Ampera berada? Jembatan ini diketahui membentang di atas Sungai Musi yang akan semakin cantik apabila dikunjungi malam hari.
-
Dimana jembatan Sungai Malango dibangun? Gubernur Andi didampingi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Toraja Utara, Yohanis Bassang dan Frederik Victor Palimbong melihat langsung pembangunan jembatan yang sedang tahap penggalian bahan pondasi.
-
Siapa yang membangun jembatan ini? Jembatan Kudung Kendeng Lembu dibangun oleh perusahaan swasta Belanda yang bernama Landbouw Maatschappij Onderneming David Bernie (NV Rubber Cultur Mij Kendenglembu).
-
Bagaimana jembatan itu dibangun? Pondasi jembatannya terbuat dari batu andesit. Untuk penyangga di tiap ujungnya ada dua dan masing-masing penyangga terdiri dari empat seling besi.
-
Kapan Jembatan Talang Abang dibangun? Jembatan yang menghubungkan dua tebing curam ini dibangun pihak kolonial Belanda pada tahun 1881 silam.
Di balik kegagahan jembatan tersebut ada sejarah dan fakta menarik yang menarik untuk diulas lebih mendalam.
Simak ulasan informasinya yang dirangkum merdeka.com berikut ini.
Gunakan Dana Rampasan Perang
Melansir dari situs palembang.go.id, Jembatan Ampera mulai dibangun pada tahun 1962 yang seluruh biaya pembangunan diambil dari perampasan perang Jepang sebelum kemerdekaan. Konsep pembiayaan ini tak jauh beda dengan pembangunan Monumen Nasional di Jakarta.
Jembatan ini memiliki panjang lebih kurang 1,117 meter dan lebar 22 meter. Sementara itu, tinggi jembatan dari permukaan air Sungai Musi mencapai 11,5 meter. Kemudian, tinggi dua menara kokoh yang ada di tengah jembatan sekitar 63 meter.
Jarak antara menara satu dengan yang lain panjangnya mencapai 75 meter dan memiliki bobot sekitar 944 ton.
Dulunya Jembatan Soekarno
Sebelum berubah nama menjadi Jembatan Ampera yang dikenal sekarang, nama jembatan ini awalnya bernama 'Jembatan Soekarno'.
Mengapa? hal ini karena sebagai bentuk penghormatan kepada presiden pertama Indonesia dari masyarakat Suamtera Selatan.
Ada beberapa spekulasi terkait digantinya nama Jembatan Soekarno. Pertama, adanya persoalan politik pada tahun 1966 sehingga namanya diubah menjadi Jembatan Ampera atau singkatan dari Amanat Penderitaan Rakyat.
Kedua, Presiden Soekarno kurang berkenan jika namanya digunakannya untuk nama jembatan tersebut. Ia merasa tidak ingin menimbulkan tendensi individu tertentu.
Bak Jembatan di Luar Negeri
Di luar negeri banyak sekali jembatan yang menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lainnya tepat berada di atas jalur lewatnya kapal-kapal besar. Tak mengherankan jika jembatan tersebut bisa dinaikkan agar kapal tadi bisa melewati jembatan tersebut.
Perancangan jembatan semacam itu rupanya telah dikonsepkan pada Jembatan Ampera ini. Mulanya, jembatan ini didesain bisa naik turun agar kapal-kapal yang berlayar di Sungai Musi bisa melewati jembatan tersebut tanpa hambatan.
Sejak tahun 1970, desain tersebut akhirnya tidak kembali dilakukan karena dianggap memakan waktu yang cukup lama saat menaikkan jembatan.
Sehingga bisa mengganggu arus lalu lintas dan intensitas kapal-kapal besar yang berlayar melewati Sungai Musi berangsur menurun.
Akses Transportasi Masyarakat
Dengan berdirinya jembatan ini tentu memberikan dampak positif serta manfaat yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat di kedua wilayah tersebut. Tak ayal jika Jembatan Ampera sebagai objek vital di Kota Palembang ini.
Manfaat yang paling utama dari adanya jembatan ini adalah kemudahan akses transportasi masyarakat dari dan ke Ilir maupun Ulu.
Selain itu, dari jembatan ini pula masyarakat bisa melihat pemandangan dan panjangnya Sungai Musi dari ketinggian. Bahkan, dari sini juga terlihat Benteng Kuto Besak yang letaknya tak jauh dari jembatan.