Rumah bersejarah Soekarno, meski kuno namun masih kokoh
Rumah itu ditawarkan dengan harga Rp 29.491.000.000. Luas rumah 500 m2, dengan luas tanah 4213 m2.
Rumah kuno seluas yang berdiri di atas luas tanah 4213 m2 terlihat sepi. Namun rumah yang berada di Jalan Patangpuluhan No 22, Ketanggungan, Wirobrajan, Yogyakarta tersebut, masih tampak kokoh.
Di sebelah barat atau kanan rumah tersebut berdiri sebuah rumah milik seorang dokter gigi bernama Sulistinah. Sementara di sebelah kiri atau timur berdiri sebuah gedung pertemuan bernama Pendopo Djowitan. Sedangkan di bagian depan terdapat bangunan Hotel Rama Shinta, tanah pekarangan kosong, rumah dan lapangan futsal. Sekitar 1 km ke arah timur adalah Keraton Yogyakarta.
Menurut beberapa warga sekitar, bangunan rumah tersebut memang sepi. Tak banyak aktivitas yang terjadi di rumah tersebut.
"Saya enggak kenal dengan yang punya rumah. Tapi katanya ibu-ibu tua Enggak pernah keluar, saya belum pernah lihat dia," ujar Suharyanto (40), juru parkir di sekitar rumah tersebut.
Suharyanto, warga Sindurejan, Patangpuluhan, yang sudah 2 tahun menjadi juru parkir mengaku belum pernah masuk ke halaman rumah sekalipun. Pernyataan senada juga dikemukakan Pipit (31), pedagang gerobak susu di seberang rumah Purbodiningrat. Warga Patangpuluhan tersebut juga tak kenal dengan penghuni rumah.
"Saya sudah jualan di sini lama. Tapi nggak tahu penghuni rumah tersebut. Katanya sih namanya bu Siti, tapi orangnya yang mana, saya nggak tahu. Wong nggak pernah keluar," katanya.
Selain bangunan utama rumah, tampak dari depan terdapat bangunan rumah kecil di pintu masuk kanan. Bangunan tak terawat tersebut juga tak berpenghuni. Konon kabarnya, dulu merupakan pos penjagaan.
Sementara itu di bagian depan, terdapat pagar rumah, dengan konstruksi tembok bercat putih, dengan dua pintu besi bercat hijau. Pintu sepanjang sekitar 5 meter tersebut, di sebelah kanan terlihat terkunci, sementara sebelah kiri terlihat terbuka.
Rumah bersejarah yang disebut pernah menjadi tempat persembunyian Presiden Soekarno di Yogyakarta, kini dijual lewat situs jual beli tokobagus.com. Rumah itu ditawarkan dengan harga Rp 29.491.000.000.
Rumah itu terletak di Jalan Patangpuluhan, Yogyakarta. Luas rumah 500 m2, dengan luas tanah 4213 m2. Ada lima kamar tidur dengan dua kamar mandi dan halaman yang luas.
"Saya diminta oleh ahli waris keluarga Purbodiningrat untuk membantu menjual rumah bersejarah ini," kata Yuskalvin, pria yang memasang iklan di toko bagus.com, saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (11/7).
Baca juga:
Dimakan usia, rumah Bung Karno di Bengkulu terancam roboh
Bagaimana cerita rumah bersejarah Soekarno dijual di tokobagus?
Rumah bersejarah Soekarno dijual Rp 29 M di tokobagus.com
Sampai meninggal Soekarno tak punya rumah pribadi
Soekarno dan kisah pelariannya di Jakarta, Yogya dan Madiun
-
Siapa yang melahirkan dan membesarkan Bung Karno? Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, menjadi orang hebat salah satunya berkat peran besar sang ibu, Ida Ayu Nyoman Rai. Sadar betapa besarnya jasa sang ibu, Bung Karno selalu menghormati perempuan yang melahirkan dan membesarkannya itu.
-
Di mana rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu berada? Lokasi rumah ini berada di Jalan Jeruk yang kini berganti nama menjadi Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.
-
Apa saja yang disimpan di rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu? Di dalam bangunan, banyak sekali barang-barang peninggalan Bung Karno yang sampai saat ini masih awet. Di antaranya yaitu sepeda onthel, satu set kursi yang ada di ruang tamu, lemari makan, bahkan surat cinta yang ia tulis untuk Fatmawati, dan beberapa perabotan klasik lainnya.
-
Bagaimana bentuk dan ukuran rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu? Rumah ini memiliki luas bangunan 162 meter persegi dengan bangunan 9 x 18 meter. Bentuknya persegi panjang, tidak berkaki serta memiliki halaman yang cukup luas.
-
Kapan Bung Karno merenovasi Masjid Jamik? Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, dari catatan sejarah yang ada, di balik keberadaan Masjid Jamik rupanya ada peran Bung Karno semasa pengasingan di Bengkulu pada 1938 sampai 1942.
-
Bagaimana cara Bung Karno menghabiskan waktu di Istana Gebang? Di Rumah Gebang, Bung Karno muda menghabiskan waktu libur sekolah dan berdiskusi secara informal tentang kemerdekaan Indonesia dengan sahabat, keluarga dan pekerja rumah tangga di sana.