Rumah DP 0 Persen untuk Pekerja Perkebunan Sawit Riau Mulai Dibangun
Pemerintah Provinsi Riau bersama Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Riau membangun rumah untuk para pekerja atau buruh perkebunan sawit. Total ada 1.000 unit rumah yang akan dibangun. Para pekerja mendapat keringanan berupa down payment atau DP 0 persen.
Pemerintah Provinsi Riau bersama Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Riau membangun rumah untuk para pekerja atau buruh perkebunan sawit. Total ada 1.000 unit rumah yang akan dibangun. Para pekerja mendapat keringanan berupa down payment atau DP 0 persen.
Pembangunan rumah bagi para pekerja perkebunan sawit tersebut selaras dengan program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, bersama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BP Jamsostek).
-
Mengapa rumah yang dijual dengan harga terlalu tinggi sulit laku? Pakar real estat Alex Adabashi memperingatkan bahwa menetapkan harga properti terlalu tinggi dapat menghalangi calon pembeli, bahkan di pasar yang aktif. "Penjual sering kali ingin mencantumkan harga lebih tinggi untuk memberi ruang negosiasi, tetapi ini juga dapat membatasi minat pembeli," katanya.
-
Di wilayah Jakarta mana rumah bekas paling banyak dicari? Dari lima area di Jakarta, Jakarta Selatan menjadi wilayah terpopuler dengan persentase popularitas dalam pencarian sebesar 31,8 persen.
-
Kenapa rumah Ridho Rhoma sulit dijual? Sampai saat ini, belum ada pembeli yang cocok, terutama karena rumah itu sudah cukup lama tidak berpenghuni, sehingga meninggalkan kesan yang seram.
-
Bagaimana cara menikmati liburan murah di Jakarta? Bagi warga Jabodetabek yang ingin mengisi liburan sekolah tanpa harus mengeluarkan banyak uang, destinasi-destinasi ini bisa menjadi pilihan yang tepat. Dengan biaya tiket masuk yang terjangkau, liburan di ibu kota bisa tetap menyenangkan dan berkesan.
-
Dimana lokasi rumah susun murah yang disiapkan Pemkot Bandung? Lokasinya terbilang strategis dan masih di kawasan Kota Bandung, wilayah Cisaranten Bina Harapan, Kecamatan Arcamanik.
-
Di mana lokasi rumah yang sulit dijual? Properti di daerah terpencil dengan lalu lintas padat atau minim fasilitas jauh lebih sulit dijual daripada properti yang berlokasi strategis.
"Alhamdulillah. Pembangunan rumah bagi para pekerja dan buruh yang telah kita tandatangani nota kesepahamannya akhir Maret lalu, mulai dilaksanakan," kata Gubernur Riau Syamsuar dalam keterangannya, Jumat (3/9).
Syamsuar ikut melakukan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan perumahan terjangkau itu di Palas, Kota Pekanbaru, Riau. Turut hadir menyaksikan Ketua Gapki Riau Jatmiko K Santosa perwakilan BP Jamsostek, BNI, serta ketua-ketua Serikat Pekerja di Provinsi Riau.
Para pihak yang terkait telah mencapai kata sepakat untuk membangun 1.000 unit rumah hingga 2024 mendatang. Rencana pembangunan perumahan ini bertujuan menyediakan perumahan terjangkau bagi kaum buruh dan pekerja sawit di Riau yang belum memiliki rumah pribadi.
Sejumlah keringanan bakal diperoleh oleh para pekerja sektor perkebunan sawit. Mulai dari tanpa uang muka atau DP 0 persen, bebas biaya administrasi, cicilan dengan bunga rendah, hingga kelonggaran pembayaran cicilan pertama selama satu bulan.
"Apresiasi kami kepada Gapki Riau serta seluruh pihak terkait yang telah mendukung program pemerintah ini. Semoga pembangunan ini dan seterusnya berjalan dengan baik sebagai langkah meningkatkan kesejahteraan saudara-saudara kita yang menjadi ujung tombak dari sektor penopang perekonomian di Riau," terang Syamsuar.
Menurut Syamsuar, pembangunan perumahan bagi pekerja dan buruh sawit memperlihatkan harmonisasi antara pengusaha dan serikat pekerja.
"Saya lihat kepengurusan Gapki Riau saat ini punya gebrakan cepat yang membawa angin segar perkembangan hubungan kerjasama bersama karyawan perusahaan dengan pengusaha itu sendiri. Kedua hal itu tidak bisa dianggap sepele, salut untuk pengurus Gapki Riau", ujarnya.
Ketua Gapki Riau yang juga Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko K Santosa menyampaikan, untuk tahap awal, sebanyak 100 rumah akan dibangun di kawasan Palas, Kota Pekanbaru. Proses pembangunan akan terus berlanjut hingga target 1.000 rumah dapat tercapai di 2024 mendatang.
"Dengan lokasi yang tersedia saat ini, tahap awal kita berharap dapat membangun 100 rumah. Ke depannya, jika satu keluarga terdiri dari empat orang, maka rumah pekerja sawit ini tentu bisa dinikmati 4 ribu orang. Semoga Allah meridhoi langkah kita," kata Jatmiko.
Jatmiko juga terkesan dengan Pemprov Riau yang sejak awal telah menjembatani para pihak terkait untuk melaksanakan gerakan rumah bagi para pekerja sektor perkebunan sawit.
"Ini atas saran langsung oleh Bapak Gubernur Riau untuk meningkatkan kesejahteraan para pekerja dengan menyiapkan rumah," kata Jatmiko.
Senada dengan Syamsuar, Jatmiko mengatakan bahwa karyawan merupakan hal terpenting dalam menjalankan usaha perkebunan sawit di Riau. Sehingga, ia mengatakan Gapki Cabang Riau menaruh perhatian besar pada kesejahteraan para karyawan, salah satunya dengan program menyiapkan rumah yang digalang pemerintah ini.
"Hari ini merupakan tonggak sejarah kita bersama Pemerintah Provinsi Riau. Gapki bersama teman-teman BNI, BP Jamsostek, dan didukung Pemerintah Provinsi Riau siap untuk mempercepat pelaksanaan program ini," tuturnya.
Menurut Jatmiko, pembangunan rumah bagi para pekerja sektor perkebunan sawit di Riau merupakan yang pertama dilaksanakan di Indonesia. Dia berharap, program tersebut dapat dijadikan sebagai role model untuk diterapkan secara nasional.
"Kami berharap ini jadi pola secara nasional, sehingga pekerja kita memperoleh kemudahan rumah yang diidamkan," tuturnya.
Deputi Direktur Wilayah Sumbar Riau BPJS Ketenagakerjaan, Eko Yuyulianda mendukung penuh program tersebut. Ia mengatakan berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan, terdapat sekitar 500.000 pekerja dari sektor perkebunan sawit, baik formal maupun informal yang tergabung dalam BPJS Ketenagakerjaan.
Persoalan yang dihadapi para pekerja tersebut, di antaranya adalah kesulitan akan akses pendanaan perumahan layak huni. Sehingga, dengan program tersebut, dia berharap segala kesulitan mulai dari pembayaran down payment atau uang muka hingga tingginya suku bunga dapat diselesaikan.
Begitu juga dengan perwakilan BNI Wilayah Riau Sumbar yang diwakili oleh Pimpinan Wilayah, Faisal yang menyatakan turut mendukung dan menyukseskan program tersebut. "Program ini tentunya sangat baik untuk membantu teman-teman pekerja sektor sawit. Kita dukung penuh program tersebut," ujarnya.
Sementara itu, ketua federasi serikat pekerja perkebunan, Asmanudin Sinaga, menyebutkan pelaksanaan pembangunan 1.000 rumah bagi buruh sawit Riau ini layaknya mimpi yang menjadi kenyataan.
"Setelah belasan tahun bekerja, menempati rumah dinas yang disediakan perusahaan untuk kami, akhirnya kami dapat memiliki rumah pribadi dengan harga yang terjangkau. Kami sangat berterima kasih sekali," tandasnya.
Baca juga:
Tahun Ini, Pemprov Jabar Target Garap 31.000 Rumah Tak Layak Huni
Sulit Bangun Rumah Murah di Jabodetabek Karena Tanah Sudah Dikuasai Pengembang Besar
Pemerintah Harap Rumah Murah BPJamsostek untuk Buruh Mulai Dibangun 2020
Griya Tipar Cakung Jadi Rusunawa Kedua yang Dialiri Gas Alam
OLX: Rumah Tapak Masih Jadi Primadona
Masih Mampukah Jakarta Sediakan Hunian Murah?