Saat kantornya diserang massa, Kapolsek Sabu Barat sedang berobat
Saat kantornya diserang massa, Kapolsek Sabu Barat sedang berobat. Awi mengungkapkan motif penyerangan karena massa kesal pelaku menikam secara membabi buta ke arah anak dibawah umur. "Karena permasalahan tersangka atau pelaku melakukan penganiayaan terhadap anak-anak secara brutal tadi," ungkapnya.
Polsek Sabu Barat menjadi sasaran amukan massa. Massa yang sudah kadung emosi mencari pelaku penikaman secara brutal terhadap 7 siswa SDN 1 Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, NTT beberapa hari lalu.
Saat peristiwa amukan massa terjadi diketahui jika Kapolsek Sabu sedang tak ada di tempat.
"Kapolsek sedang sakit lagi berobat," ujar Kabag Mitra Ropenmas Divisi Humas Polri Kombes Awi Setiyono kepada wartawan di kantornya, Rabu (14/12).
Awi mengungkapkan motif penyerangan karena massa kesal pelaku menikam secara membabi buta ke arah anak dibawah umur. "Karena permasalahan tersangka atau pelaku melakukan penganiayaaan terhadap anak-anak secara brutal tadi," ungkapnya.
Sayangnya, lanjut Awi, polisi kini kesulitan mengungkap motif pelaku menikam 7 siswa SDN I Sabu tersebut lantaran sudah tewas.
"Sementara kita dapatkan informasi dari sana ada situasi yang depresi terhadap pelaku tapi balik lagi waktu kita dalami yang terjadi kita malah mengamankan si tersangka karena amukan massa sehingga kita belum mendapatkan keterangan daripada tersangka keburu yang bersangkutan mendapatkan perlakuan penganiayaan dengan dilempari tadi itu," pungkasnya.
Sebelumnya, IR (32), tersangka penikaman tujuh murid SDN 1 Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), tewas diamuk warga yang memaksa masuk ke ruang tahanan Polsek Sabu Barat.
"Informasinya seperti itu bahwa pelaku meninggal, massa dalam jumlah banyak masuk ke Polsek Sabu Barat dan menganiaya pelaku," kata Wakapolres Kupang Kompol Sriyati kepada wartawan, Selasa (13/12).
Peristiwa penganiayaan terhadap tujuh siswa SD Negeri Sabu Barat itu terjadi Selasa pukul 09.00 Wita, ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.
Baca juga:
7 Siswa SD ditikam, Kapolda tegaskan tak ada sweeping bagi pendatang
Kasus penyerangan murid SD murni kriminal, warga jangan terprovokasi
Penyerang 7 murid SD di NTT tewas dikeroyok warga di dalam tahanan
7 Pelajar di DIY dibacok sekelompok orang bercadar pakai pedang
Penyerang 7 murid SD di Sabu Raijua seorang pedagang kelontong
Bawa senjata tajam, pelaku serang siswa kelas V dalam ruangan
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Kapan pembunuhan terjadi? Korban pembunuhan dalam mobil ini sempat gegerkan warga Medan. Baru-baru ini pihak kepolisian Polrestabes Medan berhasil menangkap pelaku pembunuhan dalam mobil di Jalan Klambir V, Medan Helvetia, Kota Medan pada hari Senin (19/6).
-
Apa modus penipuan yang dilakukan oleh pelaku? Modus yang sempat ramai pada tahun 2023 silam itu kembali ditemukan setelah polisi menangkap dua pelaku EO (47) dan SM (29). Tercatat jika kasus ini menjadi sorotan ketika, Polres Metro Depok, Polres Metro Jakarta Timur, dan Polda Metro Jaya menerima laporan dari para korban yang mengalami kerugian jutaan rupiah. Oleh sebab itu dalam kasus terbaru yang berhasil diungkap Ditreskrimsus Polda Metro Jaya dengan menangkap EO dan SM, penyidik sedang fokus untuk mengembangkan apakah kasus ini memiliki kaitan dengan kasus pada 2023 silam.
-
Kapan kejadian pembunuhan itu terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
-
Bagaimana pelaku melakukan penipuan? "Kalau mau, ya saya bilang ada Rp50 ribu. Udah, Rp100 ribu aja katanya. Ya sudah, saya kasih Rp100 ribu," terangnya. "Saya disuruh ke atas menghadap ke pimpinan. Katanya kalau ada uang Rp4 juta, saya bisa kerja langsung besok," imbuhnya. Karena korban tak menyanggupi untuk menyerahkan sejumlah uang jutaan rupiah itu, dia diminta menunggu pengumuman hingga sore hari. Sadar dirinya ditipu, korban lantas bergegas keluar dari lokasi.
-
Apa motif pelaku melakukan pembunuhan? Dia sedang pusing mencari uang untuk membiayai kuliah adiknya beserta biaya kebutuhan hidup untuk orangtuanya.