Said Aqil sebut ISIS lebih bahaya dari Amrozi cs dan Al Qaeda
Sebab doktrin ISIS menyuruh anggotanya memerangi siapa saja, meski sesama muslim.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj mengingatkan bahaya kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang akan mengancam keutuhan NKRI. Bahkan, jaringan ISIS di Indonesia dinilai lebih berbahaya dari aksi terorisme yang dilakukan Amrozi cs saat meluluhlantakan Bali di Tahun 2002 silam.
Hal ini ditegaskan Said Agil dihadapan para kiai NU di Jawa Timur, Gubernur Soekarwo dan wakilnya Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Kapolda Irjen Pol Anas Yusuf, Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Eko Wiratmoko, dan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Darwanto saat menghadiri acara Launching Sukses Muktamar ke 33 NU di Kantor PWNU Jawa Timur, Sabtu malam (14/3).
"Saya mengimbau kepada pemerintah, untuk waspada dan berhati-hati terhadap orang-orang Arab di Indonesia yang bergabung dengan ISIS. Mereka lebih berbahaya dari pelaku bom Bali seperti Amrozi, Imam Samudera dan Imam Hambali," kata Said mengingatkan.
Kelompok ISIS ini, tegas dia lagi, juga lebih berbahaya dari pada kelompok Al Qaeda. Sebab, Doktrin ISIS menyuruh anggotanya memerangi siapa saja, meski sesama muslim.
"Maka kita patut berhati-hati dan waspada. Kemarin, 16 WNI dikabarkan hilang di Turki dan bergabung ISIS. 10 di antaranya adalah orang Jawa Timur (Surabaya)," ucapnya.
Kembali Said Agil menegaskan, jika pelaku bom Bali I yang dijuluki smiling bomber (Amrozi), hanya menyerang orang-orang yang tidak seiman, kelompok ISIS justru disiapkan untuk membunuh siapa saja, meski saudara sesama muslim.
"Dan jika 10 warga Surabaya yang dikabarkan ikut hilang itu kembali ke Tanah Air, kembali saya mengingatkan, khusunya kepada Gubernur Pakde Karwo (Soekarwo) untuk tetap waspada."
Masih mengingatkan, Said Agil meminta seluruh masyarakat Indonesia menghindari dan menjahui kelompok-kelompok atau organisasi mengatasnamakan agama tapi tidak jelas kinerjanya.
"Tapi tenang saja Pakde Karwo, selama masih ada NU, Insya Allah Indonesia, khususnya Jawa Timur akan tetap aman. Karena kami (warga NU) siap meladeni para ekstremis ISIS," sambungnya.
Dan rencananya, masih kata dia, pada Muktamar ke 33 NU yang acara puncaknya digelar di Jombang pada 1 hingga 5 Agustus mendatang, juga akan membahas kelompok Islam radikal, penyebarang jaringan ISIS di Indonesia. "Kami akan membuat fatwa agar kita bisa berperang melawan terorisme di Indonesia, termasuk ISIS," pungkasnya.
Sementara itu, pada Launching Sukses Muktamar ke 33 NU yang digelar di Kantor PWNU Jawa Timur, Jalan Masjid Agung Surabaya, Sabtu malam itu, juga diramaikan dengan pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Enthus Susmono.
Lakon yang dimainkan dalang yang juga Bupati Tegal, Jawa Tengah itu adalah Nurkala Kalidasa (cahaya zaman ke 20). Kisah ini adalah cerita perjuangan Prabu Yudhistira, saudara tertua Pandawa Lima untuk menciptakan perdamaian dunia.
Nurkala Kalidasa sekaligus memvisualisasikan misi NU membangun Islam Nusantara demi perdamaian dunia, sesuai tema muktamar "Memperkokoh Islam Nusantara sebagai Peradaban Indonesia dan Dunia."