Saksi e-KTP: Harga diatur Andi Narogong, di belakangnya ada Setya Novanto
Ahli IT dari vendor automatic fingerprints identification systmen (afis) merek Cogent, Wirawan Tanzsil mengaku enggan mengikuti proyek e-KTP karena harga diatur Andi Narogong. Di belakang Andi Narogong ada Setya Novanto.
Ahli IT dari vendor automatic fingerprints identification systmen (afis) merek Cogent, Wirawan Tanzsil mengaku enggan mengikuti proyek KTP elektronik atau e-KTP karena kerap berselisih paham dengan Paulus Tanos, direktur PT Sandipala Artha Putra. Wirawan mengaku kerap 'disetir' Andi Agustinus alias Andi Narogong dan Paulus Tannos mengenai harga afis.
Selain itu, alasannya mundur dari pengerjaan proyek senilai Rp 5,9 Triliun itu karena ada dugaan campur tangan Setya Novanto di dalamnya. Hal ini diungkapkan Wirawan Tanzsil saat menjadi saksi pada persidangan kasus korupsi e-KTP dengan terdakwa Andi Narogong.
-
Apa yang dikatakan oleh Agus Rahardjo terkait kasus korupsi e-KTP yang menjerat Setya Novanto? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Kapan Ganjar Pranowo berencana menerapkan KTP Sakti? Oleh karena itu, saat terpilih menjadi Presiden Ganjar langsung menerapkan KTP Sakti ini.“Sebenarnya awal dari KTP elektronik dibuat. Maka tugas kita dan saya mengkonsolidasikan agar rakyat jauh lebih mudah menggunakan identitas tunggalnya,” tutup Ganjar.
-
Siapa istri Epy Kusnandar? Epy Kusnandar adalah seorang aktor senior yang telah berperan dalam berbagai film dan sinetron yang dikenal oleh masyarakat. Dia memiliki seorang istri yang cantik bernama Karina Ranau.
-
Siapa yang disebut oleh Agus Rahardjo sebagai orang yang meminta kasus korupsi e-KTP dengan terpidana Setya Novanto dihentikan? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Siapa Aty Kodong? Aty Kodong dikenal sebagai runner-up Dangdut Academy yang berhasil meningkatkan perekonomiannya.
-
Apa yang dilakukan oleh KWT Srikandi di Kelurahan Nusa Jaya? Para anggota KWT Srikandi di RT 02, RW 08 ini berhasil membudidayakan sejumlah jenis sayuran yang mudah diolah.
"Setelah poc saya lihat situasi enggak enak saya undurkan diri. Saya enggak mau diatur masalah harga sesuai permintaan Andi Narogong dan Paulus Tannos yang harganya (Cogent) terlalu mahal dan saya tidak mau bergabung karena di belakang mereka ada Setya Novanto," ujar Wirawan memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri Tipikor, Jakarta, Jumat (27/10).
Kendati ada nama Setya Novanto, Wirawan mengaku tahu dugaan adanya campur tangan ketua umum Golkar itu berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Johannes Richard Tanjaya, direktur PT Java Trade.
Johannes meminta Wirawan tidak meneruskan keikutsertaan proyek e-KTP. Dia pun mengamini saran Johannes Tan karena menganggap tidak ada kecocokan antara dirinya dengan anggota konsorsium dan penyedia vendor lainnya, seperti Johannes Marliem, penyedia afis merek L1. Produk Johannes Marliem lah yang nantinya akan digunakan pada proyek e-KTP.
"Itu yang kasih tahu Johannes tan perusahaan pak SN (Setya Novanto). Ah saya juga emang enggak minat. Saya juga sempat ribut dengan Pak Paulus,” ujar Wirawan.
Pernyataan Wirawan sempat juga diutarakan pada persidangan dengan terdakwa Irman dan Sugiharto.
"Saya jujur saja, terjadi keributan waktu itu seluruh konsorsium mau pindah ke Cogent waktu itu ada dari US namanya Delon. Akhirnya saya ditawari masuk konsorsium PT Murakabi, tapi saya mengundurkan diri," kata Wirawan, Kamis (27/4).
"Ada beberapa hal yang buat saya mundur, salah satunya situasi tidak enak. Apa yang mau dilakukan sepertinya risiko sangat tinggi untuk kegagalan. Wah lu mundur hati-hati lu," ucap Wirawan seraya menirukan percakapannya dengan Johannes.
Baca juga:
272.000 Warga Kota Tangerang belum terima e-KTP
Dalam proyek e-KTP, konsorsium susun risiko politik
Kasus e-KTP, KPK panggil Azmin Aulia adik mantan Mendagri Gamawan
Kasus e-KTP, KPK periksa eks Sekjen Kemendagri dan politikus Golkar
Chairuman Harahap disebut tidak adil terima duit e-ktp atas nama Komisi II