Saksi Ungkap Aktivitas Keseharian Daycare di Depok Tempat Balita Diduga Dianiaya Guru hingga Punggung Memar
Pihak RT dan RW mengungkapkan pihak Wensen School sempat meminta izin sebelum beroperasi.
Pengurus lingkungan tempat Wensen School sebuah daycare alias tempat penitipan anak beroperasi angkat bicara. Pihak RT dan RW mengungkapkan pihak Wensen School sempat meminta izin sebelum beroperasi.
- Dinas Pendidikan Depok Minta Wensen School Indonesia Ditutup Buntut Balita Dianiaya di Daycare
- Imbas Balita Dianiaya di Daycare Depok, Orang Tua Ramai-Ramai Tarik Anak dari Wensen School
- Tersangka Penganiayaan Balita di Daycare Depok Adik Ipar Elite Partai? Ini Jawaban Polisi
- Selain Balita, Bayi 7 Bulan jadi Korban Penganiayaan Daycare di Depok
Saat itu, kepada pengurus lingkungan diberitahu akan dibuka sekolah di Jalan Putri Tunggal RT 09 RW 03, Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Depok.
Ketua RW 03 Julianto mengatakan, saat itu, ada pihak sekolah yang datang untuk meminta izin. Saat itu yang datang adalah perwakilan sekolah.
"Itu izin ke saya untuk membuka sekolah. Jadi istilahnya dia sudah izin untuk menempatin di situ, izin baru. Izinnya izin menempatin di situ sekolah," kata Julianto, Rabu (31/7).
Sekolah tersebut adalah pindahan dari lokasi lama. Di lokasi sekarang, sekolah baru beroperasi sekitar satu tahun.
"Ya saya lupa, tapi mungkin sudah setahunan lebih kali. Pindahan," ujar Julianto.
Dia mengaku mengetahui kasus ini dari media sosial kemarin sore. Julianto mengaku kaget karena sebelumnya tidak terdengar peristiwa apapun di sekolah tersebut.
"Saya enggak tahu. Saya tahunya kemarin di IG anak saya. Nah terus saya telepon Pak RT-nya. Ternyata Pak RT-nya sudah ke sana. Tadi pagi ke sana ngasih tahu benar katanya," kata Julianto.
Dia mengaku belum berkomunikasi dengan pihak yayasan. Dikatakan, selama beroperasi tidak ada keluhan dari warga sekitar.
"Enggak, enggak ada sama sekali. Ini baru dan saya kaget aja, saya lihat Instagram-nya kayak gitu, saya kaget aja," ujar Julianto.
Di tempat yang sama, Ketua RT 09 RW 03, Aminuddin menuturkan, selama ini Wensen School tidak ada masalah. Untuk tenaga pendidiknya pun baik dan membimbing anak-anak. Bahkan sebulan sekali, anak-anka dibawa ke Posyandu.
“Yang saya tahu Wensen School itu ya profilnya sih selama ini baik-baik saja di wilayah saya. Setiap bulannya itu diajak ke Posyandu, diperkenalkan Posyandu, posyandu begini begini gitu, tapi kalau untuk dalamnya saya tidak tahu. Guru-gurunya baik-baik semua,” kata Aminuddin.
Terkait dengan pengasuh yang ada di sekolah tersebut, Aminuddin mengaku tidak tahu. Dia hanya berkomunikasi dengan sekuriti saja. Namun dengan pemilik yayasan dia tidak pernah berkomunikasi.
“Kalau pengasuh saya tidak tahu, saya berhubungan dengan sekuriti, sekuritinya pun baik, dia selalu terbuka ke saya, kalau ada apa-apa pun dia selalu cerita. Pak RT saya begini-begini, dia telepon Pak RT saya mau anak-anak ke Posyandu, silakan, yang penting ada informasi, ada koordinasi. Saya belum pernah dan saya hanya tahu dia orang Semarang dan suka datang ke sini, kadang datang, kadang enggak, itu aja,” tukas Aminuddin.
Setelah dugaan kasus penganiayaan viral di media sosial, Wensen School terlihat tutup. RT mengaku tidak tahu alasannya tutup. Bahkan spanduk pun sudah dicopot.
“Tadi saya tanya sekuriti katanya enggak ada kegiatan, alasannya enggak tahu saya. Tadi pagi kan saya disuruh Pak Lurah disuruh ninjau ke situ, pas ninjau ke situ lagi mau dibuka spanduk Wensen School sama sekuriti,” pungkasnya.