Sambut Hari Raya Nyepi, Belasan Ogoh-ogoh Diarak di Malioboro
Nyoman mengatakan selain menyambut Hari Raya Nyepi, pawai ogoh-ogoh juga untuk mengenalkan dan melestarikan budaya. Selain itu pawai ogoh-ogoh juga untuk meramaikan wisata di Yogyakarta.
Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941, masyarakat Hindu di Yogyakarta menyelenggarakan pawai ogoh-ogoh, Sabtu (2/3). Sebanyak 16 buah ogoh-ogoh diarak di sepanjang Jalan Malioboro.
Ogoh-ogoh berwujud raksasa ini dalam kepercayaan masyarakat Hindu dianggap sebagai perlambang dari angkara murka dan sifat jahat. Ogoh-ogoh ini biasanya diwujudkan dalam bentuk raksasa dengan wajah yang mengerikan.
-
Apa yang bisa dikunjungi di Surabaya saat Nyepi? Meskipun hari raya Nyepi sering diidentikkan dengan keheningan, namun Surabaya menawarkan beragam destinasi liburan yang tetap dapat dinikmati oleh para pengunjung.
-
Bagaimana suasana di Malioboro saat ini? Suasananya kini semakin syahdu karena awal tahun 2022 pedagang sudah dipindah di lokasi khusus dekat Malioboro, bukan lagi di jalan Malioboro.
-
Apa yang dirayakan dalam Hari Raya Idul Fitri? Hari Raya Idul Fitri biasanya dikenal dengan Hari Lebaran, yang merupakan momen penting bagi seluruh Muslim di dunia. Ini menjadi tanda akhir dari bulan puasa Ramadhan dan jatuh pada 1 Syawal dalam kalender Islam.
-
Bagaimana Teras Malioboro dibangun? Keberadaannya tak lepas dari relokasi seluruh pedagang kaki lima (PKL) yang sebelumnya berjualan di sepanjang Jalan Malioboro.
-
Apa yang dilakukan Kama saat liburan di Yogyakarta? Anak-anak Zaskia Adya Mecca menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana seperti jajan gulali dan duduk santai di pinggir jalan.
-
Kenapa Festival Tembakau Madura diadakan? Festival Tembakau Madura diinisiasi dan dikerjakan oleh masyarakat Desa Lebeng Timur yang berprofesi sebagai petani tembakau.Festival ini jadi bentuk ungkapan rasa syukur petani atas hasil bumi berupa tembakau.
Koordinator pawai Ogoh-ogoh I Nyoman Setiawan mengatakan ada 16 buah ogoh-ogoh dengan berbagai ukuran yang diarak untuk pawai di sepanjang Jalan Malioboro. Pawai ini dimulai dari depan Kantor DPRD DIY dan berakhir di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta.
"Ini merupakan pawai ogoh-ogoh kelima yang kami gelar di Malioboro. Pawai ini merupakan bagian dari menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941," ujar Nyoman.
Nyoman mengatakan selain menyambut Hari Raya Nyepi, pawai ogoh-ogoh juga untuk mengenalkan dan melestarikan budaya. Selain itu pawai ogoh-ogoh juga untuk meramaikan wisata di Yogyakarta.
"Acara ini juga bertujuan untuk melestarikan kebudayaan dan mendorong pariwisata di Yogyakarta. Adanya pawai ini agar masyarakat bisa ikut terhibur dan senang," urai Nyoman.
Nyoman menambahkan untuk pawai ogoh-ogoh kali ini pihaknya melibatkan berbagai Komunitas Mahasiswa Hindu Budha (KMHD) dan juga komunitas seni budaya yang ada di Yogyakarta.
"Ke depan kami berharap pawai ini akan diselenggarakan bersama-sama dengan masyarakat lintas iman. Tak hanya umat Hindu saja tapi juga umat lainnya juga bisa ikut terlibat," pungkas Nyoman.
Baca juga:
Jelang Hari Raya Nyepi, Perajin Ogoh-Ogoh di Denpasar Banjir Pesanan
Hari Raya Nyepi, Bandara I Gusti Ngurah Rai Hentikan Operasional Selama 24 Jam
Nyepi, Bromo Tutup Total 24 Jam
Menteri Agama Dukung Usulan Penghentian Internet di Bali Saat Nyepi
Majelis Agama di Bali Minta Penghentian Internet Saat Hari Raya Nyepi 7 Maret