Santap Nasi Kuning di Hajatan, Ratusan Warga Tasikmalaya Keracunan
Berdasarkan data petugas kesehatan, korban yang diduga mengalami gejala setelah menyantap nasi kuning itu telah mencapai 121 orang. Sebagian telah dirujuk ke RSUD dr Soekardjo untuk menjalani perawatan karena gejala yang dialaminya semakin parah.
Ratusan warga Kampung Cilangge, Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya diduga mengalami keracunan usai menyantap nasi kuning di salah satu acara hajatan warga. Gejala keracunan tersebut dialami warga sejak Rabu (7/10) malam.
Camat Mangkubumi, Dahlan Arifin mengaku bahwa awalnya ia menerima informasi adanya warga yang keracunan dari Koramil 1203/Kawalu. "Kemarin sore ada salah satu warga di sana yang merayakan ulang tahun anaknya yang baru berusia 7 tahun. Warga tersebut membuat nasi kuning," kata Dahlan, Kamis (8/10).
-
Apa saja julukan yang melekat di Tasikmalaya? Wilayah ini awalnya memiliki julukan “Kota Santri” di mana pada 1980-an, hampir di tiap kecamatan berdiri pondok pesantren.Kota ini juga melahirkan sosok penggerak agama Islam terkemuka, salah satunya Zainal Mustafa. Dari sana julukan kota santri melekat di Tasikmalaya. Berkembangnya industri bakso di Tasikmalaya juga membuat kota ini mendapat julukan Kota Bakso. Ini karena banyaknya perantauan asal Tasik di kota-kota besar yang membuka warung bakso dengan penyematan kata Tasik atau Tasikmalaya.
-
Apa yang terjadi dengan bocah di Tasikmalaya? Ada-ada saja kejadian yang menimpa bocah 3 tahun asal Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Dia tak berhenti menangis usai kepalanya tersangkut di kaleng wafer.
-
Apa makna yang dilambangkan dalam Tari Kecak? Makna dari Tari Kecak sendiri melambangkan kekuatan, persatuan, dan semangat gotong-royong dalam menghadapi tantangan.
-
Kapan Kirab Tebu Temanten dilakukan? Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4).
-
Kapan Rampokan Macan dilakukan? Sejarah Rampokan macan dilakukan bertepatan dengan hari raya ketupat.
-
Kapan Pondok Tegalsari mencapai masa keemasannya? Mengutip laman resmi Ponpes Modern Gontor, Pondok Tegalsari pernah mengalami zaman keemasan berkat kealiman, karisma, dan kepiawaian para kiai yang mengasuhnya.
Rabu malam, disebut Dahlan, sejumlah warga sudah merasakan gejala keracunan, namun baru pada Kamis pagi sampai siang, warga pun terus berdatangan bahkan ada yang sampai dijemput menggunakan ambulans ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan.
Banyaknya jumlah warga yang mengalami gejala keracunan, mereka sampai ada yang dirawat di ruang sekolah dekat Puskesmas Mangkubumi. Selain itu, ada juga warga yang dirawat di Puskesmas Karanganyar.
“Sampai saat ini jumlah warga yang mengalami gejala keracunan lebih dari 100 orang. Sampai sekarang kami masih menangani warga. Ada Yang sudah membaik kondisinya, tapi belum boleh pulang dan masih harus diinfus,” sebutnya.
Salah seorang warga, Uci (35) mengaku bahwa anaknya mengalami gejala keracunan. Anaknya, disebut Uci memang menghadiri acara ulang tahun anak salah satu warga. “Acaranya kemarin sore. Di acara anak saya dikasih nasi kuning dan snack. Pas pulang langsung dimakan. Saya juga sempat ikut makan,” ucapnya.
Kamis dini hari, anaknya Uci mulai mengalami gejala keracunan, mulai muntah hingga diare. Uci pun sempat merasakan hal tersebut, namun tidak separah anaknya. Pada Kamis pagi, anaknya dibawa ke puskesmas dan sempat pulang, namun dibawa lagi karena kondisinya kian parah.
“Warga yang mengalami keracunan mayoritas anak-anak yang ikut menghadiri acara ulang tahun tersebut. Orang tua anak-anak itu juga merasakan gejalanya. Sebetulnya rasanya biasa saja, tidak ada yang aneh, tidak bau juga,” jelasnya.
Warga lainnya, Anwar (43) mengaku mengalami gejala yang sama, yaitu muntah dan diare. Ia dan anaknya juga ikut menyantap nasi kuning tersebut. "Iya merasa itu awalnya (mual, pusing, muntah, dan diare)," akunya.
Komandan Koramil 1203 Kawalu Kodim 0612 Tasikmalaya, Mayor Inf Iwan Suwanto mengatakan bahwa dugaan sementara keracunan massal tersebut akibat memakan nasi kuning. Saat ini, warga yang mengalami gejala keracunan tengah ditindak di puskesmas dan rumah sakit.
"Saya pertama mendapatkan informasi dari Babinsa setempat bahwa ada banyak korban keracunan di Mangkubumi. Kalau jumlah korban kita masih mendata pastinya. Tapi sesuai data yang diperoleh dari 100 undangan, yang hadir di acara itu ada 80 orang," katanya.
Berdasarkan data petugas kesehatan, korban yang diduga mengalami gejala setelah menyantap nasi kuning itu telah mencapai 121 orang. Sebagian telah dirujuk ke RSUD dr Soekardjo untuk menjalani perawatan karena gejala yang dialaminya semakin parah.
(mdk/gil)