Satu Keluarga di Blitar Ditemukan Tewas, Ada Luka di Leher Anak
Beberapa barang bukti itu seperti bantal serta boneka yang diketahui berlumuran darah. Barang itu akan dilakukan pemeriksaan lebih dalam di Laboratorium Forensik Polda Jatim sehingga polisi bisa mengonstruksikan lebih terang apakah dicekik langsung atau media lain dengan bantal serta boneka.
Aparat Kepolisian Resor Blitar, Jawa Timur, melakukan pemeriksaan pada ketiga jenazah masih satu keluarga yang ditemukan meninggal dunia di Desa Sumberejo Kabupaten Blitar. Hasilnya, polisi menemukan ada luka di bagian leher pada kedua anak korban.
Kapolres Blitar, AKBP Leonard M Sinambela mengungkapkan, pihaknya terus bekerja keras mengungkap terkait dengan peristiwa tersebut termasuk mengetahui dengan pasti penyebab kematian korban.
-
Kapan bintang-bintang mati? Setiap Tahun, Ada Segini Bintang yang Mati di Galaksi Bima Sakti Bintang pun bisa hancur setiap tahunnya dan melakukan "regenerasi". Komposisi bintang di langit terus berganti seiring dengan perkembangan waktu.
-
Bagaimana proses pelaksanaan Rampokan Macan di Blitar? Pegelaran Rampokan Macandimulai dengan datangnya Raja, seluruh sanak kerabat, dan para tamu termasuk dari pihak Belanda. Mereka duduk berjajar di kanan dan kiri Raja pada sebuah bangsal. Sementara Alun-alun sudah dipenuhi abdi dalem atau prajurit yangmelingkar dan berbaris berdasarkan golongan masing-masing. Semua prajuritmembawa senjata berupa tombak.Dalam pagelaran Rampokan Macan, mereka memamerkan keunggulan tombak masing-masing. Mereka berbaris secara berlapis dengan tujuan waspada jika macan terlepasdari barisan depan. Barisan di belakangnya sudah bersiap di luarlapangan yang dibuat untuk adu macan lawan kerbau. Setelah adu macan lawan kerbau, semua prajurit bersiap, macan menang atau kalah tetap dirampok atau dibunuh
-
Apa yang diresmikan oleh Mayjen Kunto di Baleendah, Bandung? Mayjen Kunto meresmikan acara bertajuk 'warung amal', sebuah bazar di mana masyarakat dapat memperoleh sembako seperlunya dengan pembayaran sesuai kemampuan mereka sendiri.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan pemukiman Atlit Yam tenggelam? Tentang penyebab tenggelamnya pemukiman ini, terdapat perdebatan. Ada yang menyebut tsunami akibat runtuhnya gunung berapi, sementara yang lain mengaitkannya dengan perubahan iklim yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
-
Kapan Rahmat mulai panen slada? Yang awalnya hanya panen 5 kilogram per hari, kini ia mampu sampai 1,9 ton per bulan. Profesi petani sebenarnya masih sangat prospek untuk didalami, terutama bagi kalangan muda. Jika ditekuni, bukan tidak mungkin bisa menghasilkan keuntungan berlipat seperti seorang pemuda asal Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah bernama Rahmatul Hafid. Rahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta. Namun siapa sangka, hampir lima tahun menjalankan pertanian hidroponik slada produknya kini mampu terjual hingga 60 kilogram per hari.
"Untuk gantung diri korban Suyani (ayah) sudah dapat kami pastikan. Memang benar kematian akibat gantung diri dan untuk pendalaman lebih kedua anaknya bahwa bagian leher ditemukan luka lebam atau lecet pada leher kedua anaknya," katanya seperti dilansir dari Antara, Minggu (31/1).
Dia mengatakan, luka pada leher itu dari hasil pemeriksaan luar yang telah dilakukan oleh petugas. Luka itu mengakibatkan kematian kepada dua anak korban, yakni Nanda Finza Fransisca (22) dan Samuel Ardyan Pradana (10).
Menurutnya, luka di leher itu adalah titik tekan. Luka itu bukan karena hantaman melainkan karena ditekan.
"Mungkin ditekan dengan dicekik, mungkin saja terjadi. Kami akan validkan lebih lanjut dengan barang bukti yang kami temukan di TKP (tempat kejadian perkara)," terangnya.
Beberapa barang bukti itu seperti bantal serta boneka yang diketahui berlumuran darah. Barang itu akan dilakukan pemeriksaan lebih dalam di Laboratorium Forensik Polda Jatim sehingga polisi bisa mengonstruksikan lebih terang apakah dicekik langsung atau media lain dengan bantal serta boneka.
Selain itu, polisi juga masih mendalami terkait dengan kondisi tubuh anak korban yang mengeluarkan busa, apakah di tubuh korban ada racun atau tidak.
Polisi juga sudah memeriksa lima orang saksi yang merupakan tetangga dan saudara korban. Polisi mendapatkan keterangan dari saudara korban yang merupakan pasangan suami istri, bahwa korban pernah bercerita pada bulan lalu akan meninggal dunia dan menitipkan anaknya.
Saat itu, kerabat korban menganggap bahwa yang disampaikan korban bukan hal yang serius. Menanggapi keluhan korban, keluarga juga menganjurkan agar yang bersangkutan beribadah ke gereja.
"Dalam keluhannya dadanya terasa sesak dan panas. Kami juga cek rekam medik, beberapa pekan sebelum kejadian ini informasi-nya dirawat di rumah sakit swasta di Blitar dan juga pernah konsultasi ke hal yang sifatnya psikologis. Kami akan cek kembali keluhan apa yang disampaikan korban pada waktu itu," jelas Leonard.
Sebelumnya, tiga orang yang masih satu keluarga ditemukan meninggal dunia, pada Jumat (29/1). Mereka adalah ayah serta dua orang anaknya, warga Desa Sumberjo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
Baca juga:
Satu Keluarga di Blitar Ditemukan Tewas, Ada Luka di Leher Anak
Warga Bekasi Meninggal Usai Snorkling di Gili Trawangan
Mayat Pria Tanpa Identitas Mengambang di Tumpukan Sampah Kali Dekat Seasson City
2 Manula Bersaudara Pensiunan BUMN Ditemukan Membusuk di Rumahnya
PNS di Pekanbaru Tewas, Polisi Belum Simpulkan Dibakar atau Bunuh Diri
2 Kasus Penemuan Mayat di Sumedang Diduga Dibunuh Masih Misterius
Kronologi Penemuan Mayat PNS Terbakar di Pengadilan Tinggi Agama Pekanbaru