Satu Keluarga di Surabaya Kompak Jadi Copet, Sasarannya Pengunjung Pasar
Komplotan copet yang terhitung masih satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak dibekuk Tim Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya. Komplotan copet ini pun diduga sering beroperasi di berbagai pasar di Surabaya.
Komplotan copet yang terhitung masih satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak dibekuk Tim Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya. Komplotan copet ini pun diduga sering beroperasi di berbagai pasar di Surabaya.
Dalam kasus ini, polisi menangkap empat orang copet, di mana tiga di antaranya terhitung masih satu keluarga. Mereka adalah Rio Didik Agus (50), Ary Yuana (47) dan Ori Ramadhan Tiko (27). Mereka merupakan warga Jalan Darmo Permai Utara, Surabaya. Sementara satu tersangka lain yaitu Sri Wardhani (41), warga Jalan Oro-oro, Tambaksari, Surabaya.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Siapa yang berjuang melawan penjajah di Surabaya? Mereka gugur dengan mulia sebagai pahlawan yang ingin mempertahankan tanah air.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Kapan Pietermaat menjabat sebagai Residen Surabaya? Ia menjabat sebagai Residen Surabaya mulai tahun 1839-1848.
"Ini terkait kelompok pencuri atau copet, kebetulan mereka tiga dari empat pelaku ini keluarga masih hubungan darah. Yakni Ayah, Ibu dan anaknya," ungkap Kanit Resmob Polrestabes Surabaya, Iptu Arief Rizky Wicaksana, Selasa (2/2).
Dia melanjutkan semua pelaku memiliki peran masing-masing. Kedua pelaku perempuan berperan sebagai pengalih perhatian dan eksekutor, satu pelaku lagi bertugas mengambil HP.
"Jadi SW perannya mencuri HP korban, dilempar ke temannya RDAS, ini satu otaknya dan ORT serta AY perannya untuk menghalang-halangi. Mereka berempat mempunyai peran masing-masing. Biasanya melakukan di Pasar Pagi Tugu Pahlawan," ujarnya.
Ia menambahkan, komplotan ini dikejar Tim Unit Resmob Polrestabes Surabaya usai mencuri handphone seorang pelajar bernama Ervi Ananda Ayu Rahmadani pada Minggu (24/1) lalu.
Aksi komplotan copet tersebut diketahui oleh korban. Tim Resmob yang kebetulan berpatroli di sekitar lokasi segera melakukan pembuntutan terhadap tiga tersangka hingga akhirnya tertangkap di Jalan Bibis, Surabaya.
"Setelah kami tangkap, kami interogasi, barang tersebut akan diberikan ke penadah bernama Oki. Kemudian kita lakukan penangkapan juga di rumahnya," terang Arief.
Alumni Akpol Tahun 2013 ini menambahkan, keempat pelaku bukan hanya sekali melakukan aksi pencopetan. Hal serupa juga dilakukan sudah sebanyak lima kali dengan tempat sasaran yang ramai yaitu di Jembatan Merah Plaza (JMP) dan Pasar Turi.
"Di JMP sebanyak tiga kali dan di Pasar Turi dua kali. Untuk itu imbauan kepada masyarakat apabila membawa barang berharga selalu waspada dan ditempatkan di tempat yang aman," pungkasnya.
Baca juga:
Hidup Sendiri, Seorang Ibu Asal Cilacap Nekat Mencopet Rp 100 Ribu di Banjarnegara
Sindikat Pencopet di Jatim Sering Beraksi di Kendaraan Umum, Waspadai Modusnya
Residivis Kasus Pencopetan di Kediri Ditangkap Polisi Usai Beraksi 288 Kali
Tak Ada Laporan Kehilangan, Polisi Lepas Copet Nyamar Jadi Mahasiswa di Lokasi Demo
Menyamar Jadi Mahasiswa, Pencopet saat Demo UU Cipta Kerja Ditangkap di Kawasan Monas
Polsek Tebet Tangkap Copet di KRL, Viral Disebut Pelaku Pelecehan ke Penumpang