SBY: Kita butuh pemimpin yang hadirkan keputusan baik buat negara
SBY: Kita butuh pemimpin yang hadirkan keputusan baik buat negara. Dalam pidatonya, SBY menyinggung pemerintah saat ini yang gencar membangun infrastruktur dengan mengandalkan utang. SBY juga menyoroti persoalan ketimpangan antara si kaya dan miskin.
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi pembicara dalam Dialog Kebangsaan di Auditorium LIPI, Selasa (15/8). Dalam pidatonya, SBY menyinggung pemerintah saat ini yang gencar membangun dengan mengandalkan utang.
"Dua tahun ini pemerintah kita utang lagi untuk pembangunan infrastruktur," ujar SBY di Auditorium LIPI, lantai 2, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (15/8).
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Apa yang diresmikan oleh Prabowo Subianto di Sukabumi? Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto meresmikan lima titik sumber air di Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (30/12/2023).
-
Kapan Soeharto bertugas di Sulawesi Selatan? Soeharto dan keluarga BJ Habibie sudah saling kenal dan dekat sejak tahun 1950. Kala itu, Soeharto berdinas di Sulawesi Selatan dan kebetulan rumah BJ Habibie tepat di depan markasnya, Brigade Mataram.
-
Kapan Try Sutrisno menjadi ajudan Presiden Soeharto? Berkat rekam jejaknya di bidang militer, pada tahun 1974 Try terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto.
-
Apa yang dilakukan Presiden Soekarno di Pesanggrahan Kotanopan? Presiden Soekarno kala itu sempat melakukan pidato singkat untuk mempersatukan masyarakat Sumatra yang ingin merdeka.
-
Kapan para pemuda menculik Sukarno? Tanggal 16 Agustus, Pukul 03.00 WIB, Para Pemuda Menculik Sukarno di Rumahnya Untuk mengelabui Jepang, Sukarno disuruh mengenakan seragam tentara PETA.
Menurutnya, semua kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tergantung dari pemimpinnya. Masih banyak persoalan yang perlu dicari solusi dengan kebijakan yang tepat.
"Jelas harus ada political will yang baik. Jadi kita butuh pemimpin yang dapat menghadirkan decision (keputusan) yang baik buat negara," terang SBY.
Salah satu persoalan yang disoroti SBY adalah ketimpangan antara si kaya dan miskin. Persoalan ini tidak hanya dialami Indonesia, tapi juga negara lain. Namun, Indonesia butuh kepemimpinan yang bisa meminimalisir jurang ketimpangan semakin lebar.
"Itu betul, tapi ketimpangan itu tidak hanya Indonesia, bahkan negara-negara yang ekonominya tumbuh pesat pun, dalam hal yang bersamaan tumbuh pula jurang perbedaan, jurang ketimpangan antara si miskin dan si kaya, itu buka unik milik Indonesia saja, semua negara pun ada," jelas SBY.
Ketua Umum Partai Demokrat ini mengingatkan pemerintah untuk peka terhadap persoalan ketimpangan kaya dan miskin. Jangan larut mengikuti mekanisme ekonomi global.
"Apa yang bisa dilakukan, I do not believe untuk serahkan pada pasar. Pasar itu tidak peka mana yang akan terus tumbuh kaya, mana yang akan terus merana dengan kemiskinan. Yang harus peka itu pemerintahnya bukan pasarnya. Karena yang tahu negaranya sendiri itu ya negaranya," terang SBY.
(mdk/noe)