Sebelum Eksekusi, 2 Pelaku Intai Calon Pendeta Selama Seminggu
Sebelum Eksekusi, 2 Pelaku Intai Calon Pendeta Selama Seminggu. Di TKP, kedua tersangka menaruh dua batang kayu di tengah jalan dan bersembunyi. Begitu melintas, mereka keluar yang langsung mencegat dan menarik korban Melinda dan NP (9) ke kebun sawit.
Aksi pembunuhan calon pendeta Melindawati Zidemi (24) ternyata sudah direncanakan cukup lama. Kedua tersangka, Hendri (18) dan Nang (20), mengintai korban sejak seminggu sebelum eksekusi.
Tersangka Hendri mengaku menaruh dendam karena tersinggung hinaan korban dengan kata-kata wajah jelek. Dia pun merencanakan perkosaan untuk meluapkan emosinya.
-
Bagaimana cara membuat Celimpungan, kudapan khas Palembang? Celimpungan berbentuk bulat dengan diamter 10 cm. Kuahnya sendiri terbuat dari santan dan racikan bumbu-bumbu lainnya. Melansir dari beberapa sumber, Celimpungan diambil dari kata "plung" atau dari bunyi saat mencemplungkan adonan dari biji ke dalam kuah saat merebusnya.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Apa itu pindang tulang iga sapi khas Palembang? Pindang tulang iga sapi dapat menjadi menu alternatif dalam acara makan Anda bersama keluarga.
-
Apa yang dimaksud dengan Telok Abang di Palembang? Dalam bahasa Palembang, telok diartikan telur dan abang artinya merah. Artinya secara keseluruhan, Telok Abang merupakan telur rebus yang cangkangnya diberi warna merah.
-
Dimana letak Kampung Kapitan di Palembang? Letak Kampung Kapitan yang berada di tepi Sungai Musi menjadi sangatlah strategis.
"Saya ngobrol dengan Nang, tahunya dia ada niat memperkosa juga. Jadi kami atur rencana selama seminggu," ungkap tersangka Hendri di Mapolda Sumsel, Jumat (29/3).
Dalam kurun waktu seminggu itu, mereka memperhatikan kebiasaan korban. Kedua tersangka pun sepakat mengeksekusi saat korban pulang dari pasar yang biasa ia lakukan setiap hari. Mereka menyiapkan perlengkapan, mulai dari kayu, karet ban, dan sebo.
"Setiap sore kami duduk santai di basecamp, kami intai dia setiap hari. Hari Senin itu baru kami buntuti karena tahu dia pergi ke pasar," ujarnya.
Di TKP, kedua tersangka menaruh dua batang kayu di tengah jalan dan bersembunyi. Begitu melintas, mereka keluar yang langsung mencegat dan menarik korban Melinda dan NP (9) ke kebun sawit.
"Nang ikat anak kecil itu, dia cekik. Saya pegangi Melinda. Kami kira anak kecil itu sudah meninggal jadi kami buang," kata dia.
Sementara tersangka Nang mengaku batal memperkosa karena korban sedang datang bulan. Namun dia sempat melakukan perbuatan tak senonoh pada korban.
"Dia melawan terus walaupun sudah diikat," akunya.
Nang berdalih tidak berniat menghabisi nyawa korban. Niat itu muncul setelah penutup wajahnya tersingkap dan sempat dilihat korban.
"Kami sama-sama mencekik lehernya sampai mati. Terus kami seret dan buang ke semak-semak," pungkasnya.
Baca juga:
Hasil Penyidikan Polisi, Sebelum Dibunuh Calon Pendeta Melindawati Tidak Diperkosa
Kesal Dibilang Berwajah Jelek, Motif Pelaku Bunuh Calon Pendeta Melindawati
Fakta-Fakta Terungkapnya Motif Pembunuhan Calon Pendeta Melindawati
Pembunuhan Calon Pendeta Bermotif Dendam Pribadi
Polisi Tangkap 2 Pembunuh Calon Pendeta di Ogan Komering Ilir