Sebelum jadi 'pengantin', seorang teroris harus mencuri dan merampok
Kesaksian mantan anggota NII menuturkan, kelompok teroris seringnya merekrut mahasiswa dan menghindari anak polisi-TNI.
Mantan anggota Negara Islam Indonesia, Sarwani bercerita mengenai seluk beluk gerakan terorisme di Indonesia. Menurutnya, teroris tidak akan berhenti mengembangkan ajaran radikalisme, akan tetapi semakin intensif mengincar mahasiswa sebagai pelaku bom bunuh diri atau 'pengantin'.
"Sasaran (teroris) para generasi muda. Hebatnya, pengikut mereka adalah sejumlah mahasiswa dari perguruan tinggi terkenal di Indonesia," kata Sarwani dalam dialog pencegahan radikalisme yang diselenggarakan Forum Komunikasi Penanggulangan Teroris Kepulauan Riau, Tanjung Pinang, Kamis (14/4). Demikian tulis Antara.
Sarwani diberi kesempatan selama sekitar 30 menit untuk menjadi pembicara dalam dialog tersebut. Materi yang disampaikannya membuat sejumlah peserta terkejut.
Aksi bom bunuh diri di Indonesia sudah 19 kali terjadi, dan pelakunya pelajar, mahasiswa serta pemuda. "Usianya di antara 19 sampai 30 tahun. Ini menyedihkan," ucapnya.
Dia mengatakan perekrutan terhadap pemuda dimulai sejak 2011, dan sekarang lebih gencar dilakukan. Perekrutan dilakukan secara tertutup.
Pola perekrutan dilakukan secara bertahap. Proses yang dilaksanakan yakni pendekatan emosional atau diskusi, perekrutan, doktrin, janji setia dan pelatihan di berbagai negara seperti Filipina, Suriah dan Afghanistan.
Kemudian mereka dipulangkan ke Tanah Air, dan dibina. Target mereka memperjuangkan Indonesia menganut ideologi syariat Islam, dengan cara radikal.
"Tugas orang-orang baru yang direkrut antara lain menggalang dana, dengan berbagai cara, seperti mencuri dan merampok," katanya.
Dia mengatakan orang-orang yang tidak masuk dalam organisasi mereka, termasuk aparat pemerintah, TNI dan Polri dianggap murtad.
"Syarat mutlak untuk merekrut adalah orang-orang yang direkrut bukan anak dari anggota polisi dan TNI," ujarnya.
Dia mengatakan Negara Islam Indonesia (NII) terus berkembang. NII memiliki perwakilan di 33 provinsi. Bahkan di Kepri juga ada pengikut NII yakni sejumlah santri.
Santri itu dapat dipastikan sudah lama didoktrin dengan pemahaman yang salah. Bila sudah didoktrin, pengikut NII siap menjadi 'pengantin'.
Doktrin yang lazim disampaikan bila melakukan bom bunuh diri, maka langsung masuk surga, dan di surga sudah menunggu 72 bidadari.
Penganti dalam istilah radikalisme bukan nikah dengan manusia, pasangannya, melainkan melakukan bom bunuh diri. Orang-orang yang direkrut siap melaksanakan perintah pimpinan. Mereka siap mati.
"Kalau bicara ideologi radikalisme tidak akan pernah selesai. Yang pasti, ideologi teroris terus berkembang," katanya.
Ideologi radikalisme ingin mengubah Pancasila menjadi syariat Islam dengan cara salah.
Baca juga:
Menhan dan Muhammadiyah sepakat tangkal terorisme dengan bela negara
Bentuk Pansus, DPR tak mau terburu-buru selesaikan RUU Terorisme
Muhammadiyah: Istri dan anak Siyono dicap sebagai teroris
Ternyata Densus biasa beri gepokan uang kepada keluarga teroris
Tito sebut Poso bakal dijadikan safe base bagi kelompok teroris
Kasus tewasnya Siyono semakin rumit
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Di mana kejadian teror suara ketuk pintu ini terjadi? Belum lama ini, sebuah kejadian yang tak biasa terjadi di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
-
Apa yang terjadi pada tebing tol di Bintaro? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
-
Di mana pertempuran di Tebing Tinggi terjadi? Pertempuran ini terjadi di beberapa wilayah seperti di Dolok Merawan dan di Paya Pinang.
-
Mengapa Peristiwa Tanjung Morawa terjadi? Peristiwa ini dipicu oleh gerakan sosial yang mempermasalahkan hak-hak pertanahan antara petani dan pengusaha.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.