Sejak tambang emas Bombana ditemukan, banyak petani jadi penambang
Keberadaan tambang emas di Kabupaten Bombana hanya memiskinkan warga setempat.
Kasrah Jaru Munara (50), tokoh masyarakat Bombana, Sulawesi Tenggara, mengatakan keberadaan tambang emas di Kabupaten Bombana hanya memiskinkan warga setempat, khususnya yang bermukim di sekitar kawasan tambang.
"Sejak tambang emas Bombana ditemukan tahun 2008, banyak petani yang meninggalkan lahan persawahan beralih menjadi penambang emas tradisional," keluh di Kendari, Jumat (22/4).
Akibatnya, masih kata Kasrah, banyak lahan-lahan sawah milik para petani menjadi terlantar bahkan beralih fungsi menjadi kawasan pertokoan setelah dijual oleh pemilik lahan sawah.
"Dengan tidak terolahnya lahan persawahan, menyebabkan Bombana yang sebelumnya menjadi pemasok pangan beras di wilayah Kabupaten Buton dan Kota Baubau, menjadi kesulitan pangan," beber dia.
Dampaknya harga kebutuhan pokok di Bombana mengalami peningkatan yang cukup tinggi yang mendorong terjadinya inflasi yang cukup tinggi pula.
"Bayangkan harga beras yang sebelumnya hanya Rp 6.000 sampai Rp7.000 per liter, melonjak sampai Rp 11.000 sampai Rp 13.000 per liter," ucap Kasrah.
Demikian pula dengan makanan instan seperti Indomie mengalami kenaikan harga yang luar biasa, yakni dari Rp 2.000 per bungkus menjadi Rp 5.000 hingga Rp 6.000 per bungkus.
"Tingginya harga berbagai kebutuhan itu, menyebabkan daya beli masyarakat yang tidak memiliki akses di pertambangan menjadi rendah," tuturnya.
Menurut Kasrah, kehadiran tambang emas di Bombana tidak membawa manfaat apa bagi masyarakat, kecuali hanya memiskinkan warga. Terutama yang bermukim di sekitar kawasan tambang.
Kasrah menilai untuk mengembalikan Bombana sebagai produsen beras, maka tidak ada pilihan lain kecuali Pemerintah Kabupaten Bombana berkonsentrasi membangun insfrastruktur pertanian dengan membuka kembali lahan-lahan persawahan yang potensinya cukup besar.
"Hanya dengan membangun sektor pertanian, tingkat kesejahteraan masyarakat Bombana bisa membaik dari waktu ke waktu," ucap Kasrah kepada Antara.