Sejak usia 15 tahun, Udin sudah jadi otak curanmor
Penangkapan Udin bukan hal mudah. Saat hendak ditangkap, dia berhasil kabur.
Sejak berusia 15 tahun, Udin, warga Dupak Timur Gg II, Surabaya, Jawa Timur, sudah malang melintang di dunia 'hitam'. Hingga di usianya yang ke 21 tahun, dia menjadi otak dan pimpinan sindikat pencurian motor (curanmor) di Kota Pahlawan.
Meski tubuhnya kecil, di antara 24 pelaku kejahatan jalanan yang berhasil diringkus Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dalam giat Operasi Sikat Semeru, tatapan mata Udin satu-satunya yang menyorot cukup tajam, meski berhadapan dengan pihak kepolisian.
Dalam catatan polisi, Udin sudah beraksi dan memimpin sindikat Curanmor sejak masih berusia 15 tahun. Bersama dengan Supriyadi, kakaknya, Udin menggeluti profesinya sebagai penjahat jalanan. Bahkan dia sudah tiga kali keluar masuk tahanan karena kasus yang sama.
Menurut Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Arnapi, penangkapan Udin bukan hal mudah. Saat hendak ditangkap, dia berhasil kabur. Alhasil, karena buruannya lolos, polisi-pun terpaksa begadang tiga hari untuk melakukan pengejaran.
"Saat digerebek pada pekan lalu di rumahnya, tersangka yang waktu itu bersama rekannya FM (masih buron) berhasil kabur dengan menjebol plafon. Beruntung, tersangka Supriyadi, yang tak lain adalah kakak Udin berhasil kita tangkap karena belum sempat kabur," terang Arnapi didampingi Kasat Reskrim AKP Aldy Sulaiman di Mapolres Tanjung Perak, Selasa (24/2).
Supriyadi sendiri, lanjut Arnapi, selain beberapa kali ikut terlibat aksi curanmor bersama Udin, juga merupakan penadah barang-barang curian.
Selanjutnya, setelah tiga hari kabur dari kejaran polisi, pelarian Udin pun terhenti saat petugas menghentikan laju kendaraannya di Jalan Raya Dupak.
"Saat disergap, tersangka sempat melawan dan memukul anggota, tapi kemudian berhasil kita ringkus tanpa harus melukainya dengan tembakan," beber dia.
Meski sudah dibekuk, Udin masih bisa berkilah. Bahkan, dalam pengakuannya dia masih bisa melindungi anak buahnya. Dia ngotot aksinya itu dilakukan seorang diri.
Kemudian, saat ditunjukkan beberapa bukti laporan polisi (LP), akhirnya diapun mengaku kerap beraksi dengan dua rekannya, yaitu FM dan RM yang saat ini masih diburu petugas. Dia juga menyebut, kerap berduet dengan kakaknya, yang seorang penadah.
"Setelah kita cek, ternyata tersangka Udin ini seorang residivis. Dia tiga kali keluar masuk penjara. Terakhir, dia ditangkap Polsek Bubutan karena kasus curanmor," ungkapnya.
Arnapi juga mengungkap, dalam Operasi Sikat Semeru, tak hanya tersangka Udin yang berhasil dibekuk pihaknya. Ada puluhan tersangka lain yang ikut diamankan. "Kita juga berhasil membongkar sindikatnya dengan jumlah barang bukti yang cukup besar," sambungnya.
Setidaknya, dalam dua minggu menggelar operasi, ada 24 pelaku, termasuk Udin yang berhasil diamankan. Dari 24 tersangka ini, kasus yang paling menonjol adalah curanmor.
Sementara tersangka Udin, dengan sorot mata yang masih tajam, di hadapan penyidik mengaku, dalam sebulan dia bisa mendapatkan tujuh motor curian di Surabaya. "Yang paling sering, saya mencuri atau membobol rumah di daerah Dupak dan Jalan Demak," akunya.
Namun, meski cukup lihat dan berpengalaman di dunia hitam, tak jarang dia pulang dengan tangan hampa. Bahkan kerap tepergok dan lari menyelamatkan diri dari kejaran massa.
"Pernah juga beberapa kali gagal dan sempat dipukuli warga. Tapi, saya bisa lolos. Tahun 2009 pernah ketangkap dan masuk penjara," pungkasnya.