Sejarawan Aceh: Cut Nyak Dhien pakai selendang penutup kepala
Menurut Adli, jilbab di Aceh baru terkenal dan banyak yang menggunakan itu pada era tahun 1980-an.
Akhir-akhir ini di media sosial (medsos) sedang ribut mengenai penggunaan jilbab pahlawan nasional asal Aceh, Cut Nyak Dhien. Terlebih di medsos juga beredar foto yang diklaim sebagai foto Cut Nyak Dhien, baik yang sedang berjilbab maupun tidak.
Ada juga terjadi kontroversi Cut Nyak Dhien hanya menggunakan sehelai selendang untuk menutupi kepalanya. Termasuk setiap foto yang dipajang sebagai pahlawan nasional maupun dalam uang kertas Indonesia.
Dosen Sejarah Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Adli Abdullah menjawab kontroversi ini. Menurut dia sejak dulu penutup kepala Cut Nyak Dhien hanya sehelai selendang. Karena era peradaban tatanan kehidupan sosial masa itu, setiap wanita menutup kepala dengan sehelai kain.
Selain selendang, Cut Nyak Dhien juga sering menggunakan penutup kepala dengan kain panjang. Dalam bahasa Aceh disebut dengan istilah "Ija Sawak" atau kain batik panjang yang disangkutkan untuk penutup kepala.
Pada dasarnya, tradisi menggunakan Ija Sawak untuk menutup kepala perempuan di Aceh masih digunakan hingga sekarang. Akan tetapi pemandangan ini hanya bisa dijumpai di pedesaan. Gadis-gadis desa masih menggunakan Ija Sawak tersebut. Sedangkan di perkotaan sudah ditinggalkan penggunaannya.
Selain di pedesaan, wanita menggunakan Ija Sawak juga mudah dijumpai di setiap pesantren salafi di Aceh. Semua santri yang sedang mengaji diwajibkan menggunakan hijab dengan Ija Sawak.
"Dulu Cut Nyak Dhien itu menggunakan selendang untuk penutup kepala, atau sering disebut juga Ija Sawak," kata Adli Abdullah, Rabu (24/12) lewat BBM pada merdeka.com.
Katanya, penggunaan jilbab untuk menutup kepala ini trendnya dikenal oleh masyarakat Aceh sekitar tahun 1980-an. Sebelumnya, warga Aceh masih menggunakan selendang. "Baru terkenal dan banyak yang menggunakan jilbab itu pada era tahun 1980-an," ujarnya.
Dia melanjutkan, bila memang terdapat foto atau gambar Cut Nyak Dhien di mana pun, baik di uang kertas atau foto pahlawan nasional hanya menggunakan selendang itu sudah tepat dan benar. "Sudah benar itu, betul seperti itu," ujarnya.