Selain emosi soal kangkung, Lisma galau anaknya akan masuk SMP
Lisma (53) JUGA kebingungan mencari uang untuk biaya memasukkan anak bungsunya, Eman Wijaya (12) ke SMP.
Selain kesal dan emosi terhadap anaknya yang bosan makan tumis kangkung, pikiran Lisma (53), juga dirundung kebingungan mencari uang untuk biaya memasukkan anak bungsunya, Eman Wijaya (12) ke SMP. Masalah itu membuat Lisma gampang marah dan akhirnya menghabisi korban.
Kapolres Muara Enim AKBP Nuryanto mengungkapkan, dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap pelaku, kondisi ekonomi keluarganya saat ini serba kekurangan. Harga karet masih rendah ditambah lagi korban ingin melanjutkan pendidikan ke SMP setelah baru saja lulus SD.
Pelaku merasa tidak mampu membelikan peralatan sekolah, seperti sepatu, seragam, buku, dan kebutuhan lainnya. Di saat itu, pelaku sering murung dan menyendiri hingga nekat menghabisi nyawa anaknya tersebut.
"Bisa dibilang, pelaku sedang galau, anaknya pingin masuk SMP tapi tidak punya uang, ditambah lagi, anaknya banyak tingkah pingin makan enak," ungkap Nuryanto, Senin (1/6).
Dijelaskannya, di rumah itu, pelaku tinggal bertiga bersama suami dan korban. Sementara tiga anaknya sebagian sudah berkeluarga dan merantau ke Palembang. Saat kejadian, suami pelaku Ahmad Satiri (63) sedang mandi di sungai, tak jauh dari rumahnya.
"Pelaku mengakui perbuatannya, dia menyesal membunuh anak kandungnya," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Lisma nekat menghabisi anak kandungnya yang masih berusia 12 tahun, Eman Wijaya hingga tewas di rumahnya, Sabtu (30/5) sore. Korban mengalami luka bacokan di kepala belakang, leher dan bahu. Beberapa jam kemudian, pelaku ditangkap polisi beserta barang bukti parang setelah mendapat laporan dari warga sekitar.