Selundupkan Imigran Rohingya ke Malaysia, Warga Aceh Dibayar Rp1 Juta per Orang
Asintel Kodam IM, Kolonel Inf Aulia Fahmi Dalimunte mengatakan, pengungkapan sindikat TPPO ini merupakan pengembangan informasi yang diperoleh dari kerja sama antara tim gabungan Deninteldam IM dan Satgas Bais TNI Lhokseumawe.
Tim Intelijen Kodam Iskandar Muda (Kodam IM) menangkap seorang pria inisial MN (31) terduga pelaku sindikat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) imigran Rohingya. Pria itu ditangkap di Desa Tualang Baro, Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang, pada Selasa (25/1) lalu.
Asintel Kodam IM, Kolonel Inf Aulia Fahmi Dalimunte mengatakan, pengungkapan sindikat TPPO ini merupakan pengembangan informasi yang diperoleh dari kerja sama antara tim gabungan Deninteldam IM dan Satgas Bais TNI Lhokseumawe.
-
Apa yang dilakukan Rohingya ini? Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.
-
Di mana pengungsi Rohingya di Aceh berlabuh? Pantai di Pidie, Bireuen, Aceh Timur, dan Sabang yang menjadi tempat mereka bersandar.
-
Apa yang dilakukan oleh warga Rohingya di Pekanbaru? Mereka tiba tadi malam dan mengaku tidak tahu siapa yang membawa. Polisi mengamankan sebanyak 13 orang etnis Rohingya yang masuk wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Mereka terlantar di jalan protokol yakni di pinggir Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru.
-
Apa yang dilakukan warga terhadap pengungsi Rohingya? Ratusan pengungsi Rohingya yang berlabuh di Dusun Blang Ulam, Gampong Lamreh, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar, diangkut warga menggunakan mobil ke kantor Gubernur Aceh.
-
Apa yang dilakukan Kapolri soal pengungsi Rohingya? Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, sejumlah warga yang mengungsi tersebut sudah adanya kesepakatan sebelumnya."(Rohingya) Sebelumnya ada kesepakatan ya, bahwa terkait dengan pengungsi-pengungsi yang masuk ke negara transit dan akan ke negara tujuan, maka mau tidak mau kita harus menerima. Namun demikian kita bekerjasama dengan UNHCR," kata Sigit kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (5/12).
-
Di mana para pengungsi Rohingya tersebut diantar oleh warga? Ratusan pengungsi Rohingya yang berlabuh di Dusun Blang Ulam, Gampong Lamreh, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar, diangkut warga menggunakan mobil ke kantor Gubernur Aceh.
“Saat ditangkap MN sempat bersembunyi dalam salah satu kamar di rumahnya,” katanya, Jumat (27/1).
Dia menjelaskan, dari hasil pemeriksaan, MN mengakui para imigran Rohingya yang ada di Aceh dibawa ke Malaysia. Kasus ini terbongkar usai akhir Desember 2022 lalu MN dan istrinya inisial HD (DPO) pulang dari Malaysia menuju Kota Dumai menggunakan kapal speedboat dengan biaya masing-masing 1500 ringgit atau berkisar Rp5 juta.
Dari Dumai, mereka menuju Kota Medan, dan selanjutnya ke Aceh Tamiang. Setiba di sana, MN dihubungi oleh D yang merupakan agen Rohingya di Tanjung Balai. Dia diminta menjemput pengungsi Rohingya yang telah kabur dari Lhokseumawe. Dia dijanjikan dibayar sebesar 1 juta per orang.
“MN juga diberikan biaya kendaraan sebesar 7 juta,” ujar Aulia.
Awal Januari 2023, MN menjemput 3 orang Rohingya lalu dibawa ke rumahnya. Selanjutnya MN menghubungi E untuk mencari kendaraan mengantar Rohingya itu ke Tanjung Balai, tempat kediaman D.
“Di rumah D ini banyak imigran Rohingya yang ditampung,” ujarnya.
Selang beberapa waktu kemudian, MN kembali dihubungi oleh orang berinisial S alias N untuk membantu menyelundupkan tujuh pengungsi Rohingya dari Lhokseumawe.
Ketujuh imigran ini dibawa ke Dumai, setelah sebelumnya sempat diinapkan beberapa hari di rumah MN di Aceh Tamiang. Lalu, imigran Rohingya tersebut diserahkan ke sebuah tempat berdasarkan arahan orang berinisial H.
“Saat penyerahan imigran ini juga diserahkan uang Rp20 juta untuk memberangkatkan mereka ke Malaysia," jelas Aulia Fahmi.
Saat ini, tutur Aulia, MN telah diserahkan ke pihak Kepolisian dan masih dilakukan pengembangan terhadap nama-nama lain yang diduga terlibat sindikat TPPO imigran Rohingya di wilayah Aceh, Sumbagut dan Malaysia.
(mdk/fik)