Sempat Stabil Usai Operasi Kembar Siam, Bayi Aysha Embus Napas Terakhir di RSMH
Humas RSMH Palembang, Resty menjelaskan, kesehatan bayi Aysha mulai memburuk sejak 1 September 2019 atau 4 hari usai operasi, 27 Agustus 2019.
Delapan hari usai menjalani operasi pemisahan, bayi Aysha mengembuskan napas terakhir dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, Rabu (4/9) pukul 10.55 WIB. Bayi Aysha meninggal akibat infeksi post operasi.
Humas RSMH Palembang, Resty menjelaskan, kesehatan bayi Aysha mulai memburuk sejak 1 September 2019 atau 4 hari usai operasi, 27 Agustus 2019. Kondisinya masih stabil namun dari hasil laboratorium menunjukkan adanya infeksi akibat operasi cukup berat sehingga diberikan antibiotik tambahan.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Apa itu pindang tulang iga sapi khas Palembang? Pindang tulang iga sapi dapat menjadi menu alternatif dalam acara makan Anda bersama keluarga.
-
Apa yang ditemukan di sekitar Situs Balekambang? Di sekitar situs Balekambang itu ditemukan beberapa struktur candi di mana sekitar tahun 2014-an rencananya mau dikonservasi.
-
Apa yang dimaksud dengan Telok Abang di Palembang? Dalam bahasa Palembang, telok diartikan telur dan abang artinya merah. Artinya secara keseluruhan, Telok Abang merupakan telur rebus yang cangkangnya diberi warna merah.
-
Kapan wabah kelaparan terjadi di Semarang? Pada tahun 1901, muncul wabah kelaparan di Semarang dan Demak.
Keesokan harinya atau 2 September 2019, napas bayi pasangan Afit (30) dan Orin Safitri (26) itu semakin sesak. Penderita dipasang kembali alat bantu napas berupa pipa di tenggorokan. Penderita juga mulai mengalami muntah berwarna kehijauan sehingga pasien dipuasakan.
Pada 3 September 2019, penderita semakin memburuk. Dari hasil laboratorium, darah infeksi semakin berat sehingga pemberian antibiotik ditingkatkan dan pasien diberikan immunoglobulin untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
Malam harinya atau pukul 18.27 WIB, tensi tidak terukur dan nadi mulai lemah. Penderita diberikan obat-obatan penguat jantung. Pada malam itu, tensi penderita naik turun dan dini hari harinya tidak terukur, napasnya semakin sesak sehingga alat pernapasan ditingkatkan.
"Pagi tadi sekitar pukul 08.15, jantung penderita mulai berdenyut lemah, sudah kita bantu dengan obat-obatan untuk menguatkan jantung, tapi tidak ada respons. Pukul 10.55, pasien dinyatakan meninggal dunia," ungkap Resty dalam keterangan pers yang diterima merdeka.com, Rabu (4/9) malam.
Dijelaskannya, dua sampai tiga hari setelah operasi, kondisi bayi Aysha dalam keadaan stabil. Namun, pada tanggal 30 September 2019, alat bantu napas tercabut secara tidak sengaja oleh penderita tapi kondisi napas masih bagus dan alat bantu napas dipindahkan ke hidung.
"Kesehatannya terus membaik keesokan harinya dan mulai diberikan minum. Kondisinya memburuk sejak 1 September lalu," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, RSMH Palembang bekerja sama dengan RS Dr Soetomo Surabaya melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam, Aysha (bayi 1) dan Alisya (bayi 2), Selasa (27/8). Setelah operasi selama tujuh jam, bayi Alisya meninggal dunia.
Operasi pemisahan bayi itu dimulai pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB oleh 30 dokter dari dua rumah sakit itu. Sementara persiapan telah dilakukan sejak pukul 01.00 WIB dini hari.
Bayi yang meninggal lantaran pembuluh darah vetal circulation yang menghubungkan kedua bayi diputus atas kesepakatan tim dokter. Kedua bayi itu saling menempel dari dada hingga ke pinggang. Bayi Alisya tidak memiliki paru-paru sehingga sistem pernapasan tidak lengkap. Sejak lahir 12 Agustus 2019 di RSUD Kayuagung, bayi Alisya menumpang bernafas dari Aysha. Hal ini menyebabkan bayi 2 kewalahan, jantungnya membengkak sehingga diputuskan harus dipisahkan.
Kembar siam yang dialami oleh Aysha dan Alisya merupakan mixed tharaeo abdomino pyropagus atau penyatuan di sebagian badan dada dan perut serta pinggang. Bayi kembar ini dirujuk ke RSMH Palembang pada 14 Agustus 2019.
Bayi yang selamat mengalami kelainan jantung atresia trikuspid yang menyebabkan katup jantung tidak terbuka lebar. Dia juga mengalami microchepaly yang menyebabkan ukuran kepalanya lebih kecil dari normal dan labio gnato palato schizis atau sumbing.
Usai operasi, tim dokter memaksimalkan kontrol terhadap luka hasil operasi, suhu, dan sirkulasi darah karena terjadi penebalan dinding jantung akibat menopang pernapasan bayi 2 sebelumnya. Terpenting juga memantau tanda-tanda infeksi usai operasi karena potensinya cukup tinggi.
Baca juga:
Jalani Operasi 7 Jam, 1 Bayi Kembar Siam Asal Palembang Meninggal Dunia
Bayi Kembar Adam dan Malik Pulang Kampung Setelah Dipisahkan
Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam Akila dan Azila Memakan Waktu 12 Jam
Bayi Kembar Siam Dempet Dada dan Perut Jalani Operasi Pemisahan 14 Agustus
Kesehatan Terus Membaik, Bayi Kembar Dempet Dada dan Perut Segera Dioperasi
70 Dokter RSUD Soetomo Dilibatkan Operasi Pemisahan Bayi Dempet Dada dan Perut