Senyum Warga Mauk Dapat Kado Renovasi Rumah dari Habitat For Humanity
Pasutri Kartubi dan Siti Hamdah terus tersenyum karena rumahnya yang tidak layak huni direnovasi relawan Habitat For Humanity.
Pasangan suami istri (pasutri) Kartubi dan Siti Hamdah tak kuasa menahan rasa senangnya. Mereka terus tersenyum karena rumahnya yang tidak layak huni direnovasi relawan Habitat For Humanity.
Senyum Warga Mauk Dapat Kado Renovasi Rumah dari Habitat For Humanity
Apa yang dirasakan Kartubi dan Siti Aminah juga turut dirasakan 50 warga lain yang mendapatkan bantuan dari gerakan renovasi rumah dari Habitat For Humanity kepada warga Kampung Bubulak, Desa Marga Mulya, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tanggerang.
"Alhamdulillah seneng bisa dibangun rumahnya. Kurang lebih tiga tahun sudah nggak layak huni," kata Kartubi saat ditemui Sabtu (28/10).
- FOTO: Merayakan Hari Sumpah Pemuda dengan Membangun Rumah Layak Huni untuk Warga Berpenghasilan Rendah
- Minta Ganti HP Tak Dituruti, Remaja ‘Ngambek’ Lari ke Hutan 3 Hari, Berakhir Dievakuasi SAR
- Kepala Desa dan Tokoh Masyarakat Rusak Hutan Demi Lahan Sawit
- Dulu Miskin, Kini Hari Putra LIDA Sukses Bisa Renovasi Rumah Panggung di Kampung Halamannya Menjadi Lebih Baik
Kartubi selama ini tidak bisa merenovasi rumahnya karena penghasilannya sebagai buruh harian lepas tidak cukup untuk renovasi rumah.
"Rumahnya bilik, kebocoran kalau hujan kebocoran, kadang masuk tikus. Tapi sekarang sudah mulai direnovasi, semoga setelah ini bisa lebih baik lagi, saya juga terima kasih kepada Habitat," tuturnya.
Dibangun Artis Joanna
Dari puluhan proses renovasi yang dilakukan para relawan Habitat For Humanity, memang rumah Kartubi dan Siti Aminah turut menyita perhatian karena dibangun kelompok yang dihuni para artis, dan influencer.
Aktris peran Joanna Alexandra ikut terjun langsung bersama sejumlah artis dan influencer membangun rumah Kartubi dan Siti Aminah.
"Ini pengalaman baru banget, tadi menggergaji, nyemen, terus menyusun batu-batanya. Ini baru pertama kali, dan aku bangga sekali ternyata aku bisa," ujar Joanna saat ditemui di lokasi.
Meski cuaca panas terik, Joana tetap terlihat semangat memasang satu demi satu batu bata. Sebab, keikutsertaannya dalam acara ini telah memberikan sebuah pelajaran hidup untuk lebih peduli dengan kondisi masyarakat sekitar.
"Wah banyak banget sih, pas masuk ke sini aja langsung terenyuh warga di Indonesia yang tidak punya tempat tinggal layak. Sedangkan kita di ibu kota kaya enak-enak. Jadi di sini aku belajar banget sih mungkin kita yang diberkati lebih, bisa ngebantu yang membutuhkan," bebernya.
"Mungkin ini hanya sedikit yang aku bantu aku lakuin tapi rasanya bisa berbagi bersama mereka seneng banget," tambah dia.
Tujuan Gerakan Renovasi Rumah
Tujuan gerakan sosial ini yakni mengentaskan persoalan tempat tinggal yang masih menjadi tantangan Indonesia. Di tengah kemajuan saat ini, sejumlah warga masih tinggal dan menghuni rumah tidak layak.
Kondisi itu menjadi dasar bagi Habitat for Humanity Indonesia untuk terus menerus melanjutkan gerakan membangun rumah layak huni bagi keluarga berpenghasilan rendah. Bersama generasi muda lewat gerakan 28uild (to build) dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda.
"Ya jadi acara to build jadi 28 ya, acaranya itu kita peringati setiap 28 Oktober ini yang sudah tahun ke-12. Kami menghimpun anak-anak muda untuk mengikuti Sumpah Pemuda, memberikan kebaikan lewat pembangunan rumah layak," kata Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia Susanto Samsudin.
Tidak hanya 50 rumah di Mauk, Kabupaten Tangerang, gerakan ini juga dilakukan serentak di Gresik Jawa Timur, Kulonprogo Yogyakarta, dan Batam terhadap 70 rumah lainnya.
"Pembangunan tadi kita fondasi, pembangunan dinding, dan ada pengecatan. Jadi kita sebut foundation, walling, panting," kata dia.
"Kita ingin lebih banyak lagi anak muda mencintai negara. Dengan selalu mengikuti Sumpah Pemuda. Karena Sumpah Pemuda itu awal kebangkitan Indonesia, kita ini anak muda Indonesia yang ingin membangun bangsa, karena hanya dengan membangun bangsa ini bisa jadi adil dan makmur sejahtera," tambahnya.