Seorang Ayah di Karangasem Aniaya 3 Anaknya, Ada yang Sampai Patah Tulang
Seorang anak laki-laki berinisial PSM (11) dianiaya oleh bapak kandungnya berinisial IKA (33) di Kabupaten Karangasem, Bali. Akibatnya, korban menderita patah tulang paha.
Seorang anak laki-laki berinisial PSM (11) dianiaya oleh bapak kandungnya berinisial IKA (33) di Kabupaten Karangasem, Bali. Akibatnya, korban menderita patah tulang paha.
"Jadi jam 12 tadi pelaku (bapaknya) sudah mengaku dan pasti sudah ditahan," kata Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Bali Titik Suhariyati saat menggelar konferensi pers di Dinas Sosial Provinsi Bali, Jumat (2/8).
-
Dimana kekerasan pada anak dilarang? Banyak negara telah mengesahkan undang-undang yang melarang kekerasan terhadap anak.
-
Apa itu kejang demam pada anak? Kejang demam pada anak atau yang sering disebut penyakit step terjadi akibat adanya kenaikan suhu tubuh alias demam yang tinggi. Pada umumnya, demam tinggi itu disebabkan oleh adanya inveksi virus ataupun bakteri.
-
Apa yang ditemukan pada kerangka bayi tersebut? Setelah kematiannya, bayi itu dimakamkan dengan kalung yang terbuat dari 93 manik-manik faience dan vitreous, serta enam manik-manik cornelian, sebuah temuan yang menunjukkan perawatan yang diterimanya dalam hidup dan mati.
-
Dimana kerangka anak itu ditemukan? Kerangka anak dan cincin perak yang diduga digunakan untuk bayi berusia 7.600 tahun ditemukan selama penggalian di Gundukan Domuztepe, Turki.
-
Apa saja tipe gangguan kecemasan pada anak? Mengutip situs Anxiety and Depression Association of America, terdapat beberapa tipe gangguan kecemasan pada anak, antara lain: Gangguan Kecemasan Umum Tipe gangguan kecemasan pada anak yang pertama disebut kecemasan umum atau Generalized Anxiety Disorder (GAD). Ketika gangguan kecemasan pada anak ini terjadi, ia akan merasakan kekhawatiran secara berlebih pada semua hal. Gangguan kecemasan pada anak tipe ini akan membuat pribadi anak menjadi terlalu perfeksionis terhadap berbagai hal. Jika terus berlanjut hingga lebih dari 6 bulan, gangguan kecemasan pada anak akan membuatnya memaksakan diri mencapai semua hal dengan sempurna dan merasa ketakutan atas kesalahan sekecil apapun. Gangguan Kepanikan Tipe gangguan kecemasan pada anak yang selanjutnya adalah gangguan kepanikan atau panic disorder.Pada umumnya, dokter atau psikiater akan melakukan pemeriksaan tipe gangguan kecemasan pada anak apabila ia sudah mengalami minimal dua kali serangan panik secara tiba-tiba tanpa adanya alasan yang jelas.(Foto : istockphoto.com) Kecemasan saat Berpisah Gangguan kecemasan pada anak yang selanjutnya adalah Separation Anxiety Disorder (SAD). Kondisi kecemasan ini biasanya dimulai ketika anak berusia 18 bulan hingga 3 tahun. Diperlukan penanganan yang lebih serius jika terus mengalami gangguan kecemasan pada anak karena hal ini dapat menghambat potensi anak untuk berkembang dan hidup mandiri dengan dirinya sendiri. Kecemasan Sosial Tipe gangguan kecemasan pada anak yang keempat disebut kecemasan sosial atau social anxiety atau fobia sosial. Kondisi ini mengakibatkan anak akan merasa ketakutan ketika diminta berinteraksi dengan dunia sosial. (Foto : istockphoto.com) Selective Mutism Ketika anak secara tiba-tiba menjadi diam membisu apabila ia merasa ketakutan dan panik, ini dapat dikategorikan sebagai gangguan kecemasan pada anak tipe Selective Mutism. Anak yang mengalami gangguan kecemasan ini akan diam, tidak bergerak, tidak berekspresi, menghindari kontak mata, dan menundukkan kepalanya ketika menghadapi situasi yang menegangkan baginya. Fobia Fobia merupakan kondisi ketakutan secara berlebihan terhadap suatu hal. Gangguan kecemasan pada anak yang satu ini dapat menyerang anak apabila ia dihadapkan pada suatu hal yang membuatnya gelisah, menangis, tantrum, rewel, sakit kepala, atau bahkan sakit perut.(Foto : istockphoto.com) Obsessive-compulsive Disorder (OCD) OCD juga termasuk ke dalam tipe gangguan kecemasan pada anak. Kondisi ini biasanya lebih banyak dialami oleh anak pada usia 8 hingga 12 tahun. Anak yang mengalami gangguan kecemasan satu ini akan terobsesi pada suatu hal yang tidak wajar, terutama pada keteraturan dan pengulangan.(Foto : istockphoto.com) Post-traumatic Stress Disorder (PTSD) Tipe gangguan kecemasan pada anak yang terakhir adalah Post-traumatic Stress Disorder atau biasa disebut dengan trauma. Merasa takut atau sedih akan sesuatu hal yang emosional memanglah wajar. Namun, sejumlah anak mungkin akan mengalami trauma jika situasi tersebut sangat mengerikan atau mencekam. Gangguan kecemasan pada anak ini akan mengubah karakter anak secara keseluruhan dan sangat diperlukan penanganan secara khusus agar mental anak membaik.
-
Apa saja tanda cacingan yang dialami oleh anak? Anak kecil yang terkena cacingan biasanya cenderung mengalami diare atau sembelit yang berkepanjangan. Adapun diare tersebut disertai dengan lendir ataupun darah. Selain itu, anak juga akan mengeluhkan perut kembung dan rasa nyeri pada perut.
Peristiwa tersebut terjadi di rumah korban, Desa Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu (24/7) pukul 13.00 WITA.
Saat itu, pelaku mendengar anaknya yang nomor tiga rewel dan terus menangis. Karena jengkel, pelaku kemudian memukul anaknya dengan gantungan baju yang terbuat dari kawat. Bukannya diam, anak tersebut semakin menangis lebih keras.
Kemudian anak kedua pelaku juga ada di tempat yang sama sedang menyapu. Anak tersebut rupanya juga dipukul menggunakan alat yang sama hingga kesakitan.
Kemudian, datanglah korban PSM yang saat itu hendak makan. Pelaku yang sudah jengkel menatap anaknya tersebut. Tanpa basa basi, si pelaku mengumpat anaknya dengan nada keras. Bahkan, PSM diangkat dan dibanting ke lantai. Tidak sampai di situ, si anak juga dipukul bagian kepalanya dua kali, perut satu kali, dan telinga dijewer.
"Kemudian datanglah anak pertama mau makan, anak ini jalan terpincang. Kemudian dibanting sama pelaku. Saat dibanting dipukul kepalanya dan dadanya dua kali. Sama kupingnya sampai biru hingga membekas," imbuh Titik.
Sambil memukul tersebut, pelaku juga mengumpat dan merasa kecewa karena punya anak yang tidak sempurna. Yakni kakinya mengecil dan jalan terpincang.
"Bapak tidak suka punya anak pincang, mending kamu mati," kata Titik, menirukan ucapan pelaku.
Saat dibanting korban kemudian dipaksa berdiri. Namun menangis karena kesakitan. Hingga diketahui ada yang patah pada tulang di paha kaki.
"Kemudian minta tolong ke tetangga dan dibawa ke rumah sakit (Sanglah)," ujar Titik.
Dari penjelasan Titik, rupanya kejadian tersebut tidak hanya dilakukan sekali tetapi dilakukan sejak PSM berumur dua tahun. "Usai dua tahun sudah mengalami kekerasan. Kemudian usia lima tahun sempat dibanting juga," jelasnya.
Setelah dibawa ke rumah sakit, sang ibu sebenarnya ingin melaporkan ke polisi namun takut dan diancam suami. Hingga akhirnya setelah mendapat saran dari banyak orang, saksi melapor ke Polres Karangasem.
"Selalu diteror untuk mengatakan anaknya jatuh. Pelaku sudah ditahan dan ditetapkan tersangka oleh Polres Karangasem," ujarnya.
Karena menjadi korban kekerasan, maka pengobatan korban tidak ditanggung BPJS. Padahal biaya pengobatan berkisar Rp100 juta. Sedangkan orang tua bukan dari keluarga berada.
Sementara Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Maneger Nasution mengatakan, sangat prihatin terkait kejadian tersebut.
"LPSK akan melakukan langkah-langkah sesuai dengan kewenangan untuk memeriksa investigasi, dan pada akhirnya mempertimbangkan laporan ini ketika laporan ini diterima yang bersangkutan (PSM) akan kita jadikan sebagai terlindung," ujarnya.
Baca juga:
Ketahuan Curi Baterai Lampu Jalan, Pencuri di Bekasi Tikam Satpam Pakai Badik
Gerindra Klarifikasi Dugaan Ketua DPC Aniaya PAC Sindang Jaya Hingga Meninggal
Aniaya Junior Hingga Tewas, Eks Taruna ATKP Makassar Dituntut 10 Tahun Bui
Diduga Rebutan Lahan Parkir, Alex Tewas Dikeroyok Musuh Lama
Sidang Praperadilan, Penganiaya Siswa Semi Militer Tuntut Polisi Rp1 Miliar
Diduga Dianiaya, Ketua PAC Gerindra Sindang Jaya Meninggal Dunia