Sepak Terjang Mustafa Kemal Ataturk, Tokoh Turki yang Namanya akan Jadi Jalan di DKI
Riza menjelaskan, di Turki sepakat untuk menggunakan nama Ahmed Soekarno untuk nama jalan di depan kantor Kedutaan Besar RI di Ankara.
Presiden pertama Turki, Mustafa Kemal Ataturk akan dijadikan nama salah satu jalan di Menteng, Jakarta Pusat. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menegaskan, rencana penamaan jalan ini merupakan bagian dari kerja sama antarnegara.
Dia menjelaskan, di Turki sepakat untuk menggunakan nama Ahmed Soekarno untuk nama jalan di depan kantor Kedutaan Besar RI di Ankara.
-
Kapan foto jalan di Jakarta ini diambil? Foto: Nostalgia Suasana Jalan Jakarta Tahun 1989, Enggak Ada Macetnya! Jalan disamping Masjid Istiqlal.
-
Kenapa nama jalan memakai singkatan dari nama pahlawan? Tujuannya tentu saja untuk menyederhanakan penyebutan.
-
Kenapa kuburan itu dibangun di dekat persimpangan jalan? Lokasi dari kuburan ini juga penting, menurut para peneliti. Lokasi Penemuan Berlokasi di persimpangan jalan yang sangat penting, makam ini berada di titik temu dua jalan kuno penting.
-
Kapan Jalan Tol Semarang-Batang diresmikan? Pada 20 Desember 2018, Jalan Tol Semarang-Batang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Jembatan Kalikuto bersama dengan ruas tol Pemalang-Batang dan Salatiga-Kartasura.
-
Kapan Kota Tua Jakarta dibangun? Kota ini hanya seluas 15 hektare dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa. Kemudian di tahun 1619, VOC di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen, Jayakarta pun dihancurkan. Setahun kemudian, kota baru bernama Batavia dibangun oleh VOC untuk menghormati Batavieren, yaitu leluhur bangsa Belanda.
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
"Sekarang giliran kita yang memberikan kesempatan nama tokok daripada pemerintah atau negara Turki di Indonesia di Jakarta. kebetulan nama yang diusulkan dari mereka Ataturk. Ya, kita saling menghormati menghargai antarnegara," jelasnya, di Balai Kota DKI, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (18/10).
Mari mengenal sosok Mustafa Kemal Ataturk yang dihimpun dari berbagai sumber:
Mustafa Kemal Ataturk lahir pada 19 Mei 1881 di Selanik Utsmaniyah atau kini bernama Thessaloniki di Yunani dengan nama Gazi Mustafa Kemal Pasa.
Mustafa Kemal merupakan seorang perwira militer dan negarawan Turki yang memimpin revolusi negara itu. Dia juga merupakan pendiri dan presiden pertama Republik Turki. Ideologinya sekularis dan nasionalis. Kebijakan serta teorinya dikenal sebagai Kemalisme.
Mustafa Kemal membuktikan dirinya sebagai komandan militer yang sukses selama berdinas sebagai komandan divisi dalam Pertempuran Gallipoli. Setelah kekalahan Kesultanan Utsmaniyah di tangan tentara Sekutu, dan rencana-rencana berikutnya untuk memecah negara itu, Mustafa Kemal memimpin gerakan nasional Turki yang kemudian menjadi Perang Kemerdekaan Turki.
Kampanye militernya yang sukses menghasilkan kemerdekaan negara ini dan terbentuknya Republik Turki. Sebagai presiden yang pertama, Mustafa Kemal memperkenalkan serangkaian pembaruan luas dalam usahanya menciptakan sebuah negara modern yang sekuler dan demokratis.
Menurut Hukum Nama Keluarga, Majelis Agung Turki memberikan kepada Mustafa Kemal nama belakang 'Ataturk' yang berarti Bapak Bangsa Turki pada 24 November 1934.
Mustafa Kemal menganggap penutup kepala khas Turki atau fez (dalam bahasa Turki 'fes'), yang mulanya diperkenalkan Sultan Mahmud II sebagai aturan berpakaian di Kesultanan Utsmaniyah pada 1826, sebagai lambang feodalisme dan karena sebab itu ia melarang pemakaiannya di muka umum.
Ia mendorong lelaki Turki untuk mengenakan pakaian orang Eropa. Meskipun Islam melarang keras minuman yang mengandung alkohol, ia menggalakkan produksi dalam negeri dan mendirikan industri minuman keras milik negara. Ia menyukai minuman keras nasional, rakı.
Mustafa Kemal memiliki visi sekuler dan nasionalistik dalam programnya membangun Turki kembali. Ia dengan keras menentang ekspresi kebudayaan Islam yang asli terdapat di kalangan rakyat Turki. Penggunaan huruf Arab dilarang dan negara dipaksa untuk beralih ke alfabet yang berbasis Latin yang baru. Pakaian tradisional Islam, yang merupakan pakaian kebudayaan rakyat Turki selama ratusan tahun, dilarang hukum dan aturan berpakaian yang meniru pakaian barat diberlakukan.
Perekonomian
Dia menciptakan strata sosial seperti borjuis industri dan kaum tani Anatolia, yang hampir tidak ada selama masa Kesultanan Utsmaniyah. Masalah utama yang dihadapi oleh politik pada zamannya adalah kelambanan dalam pengembangan lembaga-lembaga politik dan kelas-kelas sosial yang akan mengarahkan perubahan sosial dan ekonomi seperti itu.
Visinya mengenai kebijakan ekonomi Turki awal terlihat selama Kongres Ekonomi Izmir 1923 yang didirikan sebelum penandatanganan Perjanjian Lausanne. Pilihan awal dari kebijakan ekonominya mencerminkan kenyataan di zamannya.
Zaman di bawah kepimpinannya, hak properti untuk semua warga negara dan tidak hanya untuk dua sektor, selain itu dalam periode antara 1923 hingga 1938 ia bekerja pada pengembangan ekonomi Turki rata-rata pada tingkat 7,5% per tahun, jadi nasional Turki pendapatan meningkat dari 3,62 unit per seribu menjadi 6,52 unit per seribu.
Dia semakin mendukung kompleks industri bersubsidi besar negara seperti 'Sumerbank' setelah krisis ekonomi global. Dia mendukung pembentukan industri pertanian, tekstil, mesin, pesawat terbang dan otomotif nasional. Pada 1935, Turki berkembang menjadi masyarakat industri yang didasarkan pada model Mustafa Kemal di Eropa Barat. Namun, kesenjangan antara tujuannya dan pencapaian struktur sosial-politik negara itu belum ditutup.
Baca juga:
Sejarawan soal Mustafa Kemal Ataturk Jadi Nama Jalan di Menteng: Tokoh Kontroversial
Tanggapan MUI Soal Wacana Mustafa Kemal Attaturk Jadi Nama Jalan di Jakarta
Pemerintah Ingin Jadikan Mustafa Kemal Ataturk Sebagai Nama Jalan di Jakarta
Habib Ja'far Al Kaff Diabadikan Sebagai Nama Jalan di Kudus
Pemprov DKI Gelar Sayembara Beri Nama Jalan
Golkar DKI Usul BJ Habibie jadi Nama Jalan Protokol di Jakarta