Sepanjang 2018, Bencana di Aceh Meningkat Dibanding 2017
Sepanjang 2018, Bencana di Aceh Meningkat Dibanding 2017. Berdasarkan data BPBA, bencana yang mendominasi terjadi di Aceh kebakaran pemukiman warga sebanyak 143 kali.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (Kalak BPBA), HT Ahmad Dadek mengatakan, bencana yang melanda Aceh tahun 2018 semakin mencemaskan. Jumlah bencana di Aceh meningkat drastis dibandingkan tahun sebelumnya.
Sepanjang 2018 terdapat 294 kali kejadian bencana di Aceh dengan total kerugian negara Rp 848,2 miliar. Hal ini meningkat secara signifikan dari tahun 2017 lalu, hanya 185 kejadian bencana, meningkat 64 persen.
-
Di mana lokasi wisata alam Ketambe yang ada di Aceh Tenggara? Wisata Alam Ketambe berada tepat di pintu masuk kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang menjadi tempat tinggal alami para satwa yang dilindungi, mulai dari orangutan, owa hitam putih, monyet daun thomas, dan masih banyak lagi.
-
Di mana letak Pulau Banyak, gugusan pulau yang mempesona di Aceh? Di ujung barat Indonesia tepatnya di Provinsi Aceh, banyak dijumpai gugusan-gugusan pulau kecil yang indah dengan hamparan pasir putih dibalut dengan deru ombak yang begitu memanjakan mata. Salah satu gugusan pulau itu bernama Pulau Banyak yang berada di Kabupaten Aceh Singkil.
-
Dimana lokasi petani di Aceh yang sedang panen cengkih? Seorang petani menunjukkan segenggam cengkih atau cengkeh yang telah dipetik setelah panen di sebuah hutan di Lhoknga, Aceh, pada 30 Januari 2024.
-
Apa yang dilakukan di Aceh saat Meugang? Mereka pastinya tidak ketinggalan untuk melaksanakan Meugang bersama keluarga, kerabat, bahkan yatim piatu. Tak hanya itu, hampir seluruh daerah Aceh menggelar tradisi tersebut sehingga sudah mengakar dalam masyarakatnya.
-
Apa saja tempat wisata di Banda Aceh yang terkenal dengan sejarahnya? Banda Aceh menyimpan khazanah budaya, monumen, tempat-tempat bersejarah, dan makam raja-raja seperti makan Sultan Iskandar Muda dan makam Syekh Abdurrauf Syiah Kuala.
-
Siapa Abu Bakar Aceh? Abu Bakar Aceh, seorang tokoh intelektual tersohor asal Aceh yang telah melahirkan banyak karya di bidang keagamaan, filsafat, dan kebudayaan.
Berdasarkan data BPBA, bencana yang mendominasi terjadi di Aceh kebakaran pemukiman warga sebanyak 143 kali. Penyebab kebakaran beragam, bisa akibat arus pendek maupun kebakaran saat warga meninggalkan rumah kosong, tetapi tidak memperhatikan keselamatan.
"Biasanya ini kebakaran saat bulan Ramadan, karena malam sering meninggalkan rumah kosong," kata H.T Ahmad Dadek, Rabu (2/1) di Aula Kantor BPBA.
Bencana angin puting beliung terjadi sebanyak 93 kali, banjir genangan 90 kali dan kebakaran hutan dan lahan 44 kali kejadian. Longsor 28 kali, banjir bandang 8 kali, gempa bumi 9 kali, abrasi, erosi dan sedimentasi sebanyak 12 kali kejadian.
Kabupaten Aceh Tenggara daerah yang sering diterjang banjir bandang dan banyak mengalami kerugian. Bahkan dalam bulan Desember 2018 ini, sudah 4 kali kejadian banjir bandang.
Banjir bandang dan genangan telah berdampak kerugian material yang signifikan, mencapai Rp 600,3 miliar yang terdiri dari banjir genangan Rp 484,9 miliar dan banjir bandang 115,4 miliar.
Berdasarkan data tersebut, meskipun jumlah banjir bandang hanya 8 kali, namun kerugian Negara cukup tinggi. Ini menunjukkan banjir bandang selain bisa memakan korban jiwa, juga membuat Negara rugi besar akibat banyak infrastruktur yang rusak. Baik itu fasilitas umum, maupun perumahan warga rusak diterjang banjir bandang.
Menurut Ahmad Dadek, banjir bandang yang terjadi di Aceh akibat terjadi perambahan hutan, mengakibatkan serapan air di pegunungan berkurang. Sehingga sungai tak mampu menampung air bah tersebut, mengakibatkan meluap dan terjadilah banjir bandang.
"Bencana banjir adalah mencapai rekornya, termasuk kejadian banjir bandang yang menimbulkan paling banyak kerugian baik kepada masyarakat maupun infrastruktur yang ada. Banjir paling banyak disebabkan meluapnya air sungai dan pembalakan liar yang menyebabkan banjir bandang," jelasnya.
Adapun daerah yang paling banyak terjadi bencana sepanjang 2018 adalah Kabupaten Aceh Besar sebanyak 43 kali, tetapi kerugian Negara hanya Rp 68.5 miliar lebih. Lalu Kabupaten Aceh Timur dengan jumlah bencana 28 kali dan jumlah kerugian Negara Rp 2.210.000.000.
Kabupaten Aceh Utara secara frekuensi kejadian hanya 11 kali, namun kerugian Negara cukup tinggi, yaitu mencapai Rp 239.5 miliar lebih. Berbeda dengan Kabupaten Aceh Besar, meskipun jumlah bencana banyak, tetapi kerugian Negara tidak terlalu besar.
Kemudian disusul Aceh Tenggara Rp 81,9 miliar, Aceh Barat Rp 81,8 miliar, dan Bener Meriah sebesar Rp 63,5 miliar.
Kata Dadek, dampak yang ditimbulkan akibat bencana di Aceh Tahun 2018 sebanyak 30.763 Kepala Keluarga (KK) atau sebanyak 110.624 jiwa, pengungsi sebanyak 10.754 KK atau 36.696 jiwa, meninggal dunia akibat bencana sebanyak 46 orang, dan luka-luka sebanyak 33 orang.
"Kebakaran masih menjadi bencana yang paling banyak terjadi, terutama kebakaran pemukiman," jelasnya.
Dadek tak menampik mengalami kesulitan melakukan penanganan banjir yang terjadi di Aceh. Luasnya wilayah banjir yang harus dikendalikan, membutuhkan anggaran yang besar dan sejumlah kendala lainnya.
Selain itu, sebutnya, sebagian besar sungai besar di Aceh berada di bawah kewenangan pusat. Belum lagi ini diperparah tata kelola lingkungan yang buruk, pembalakan liar dan pembakaran hutan dan lahan.
"Penanganan jangka pendek yaitu mempersiapkan desa tangguh dengan memasukan anggaran desa untuk kebutuhan kesiap-siagaan dan penanganan darurat," tutupnya.
Baca juga:
Potret Jokowi Saat Blusukan Seperti 'Tak Dikawal' Paspampres
Bencana Alam Buat Kunjungan Turis ke RI Anjlok 11 Persen
Ridwan Kamil Sebut Longsor di Sukabumi Akibat Aliran Air yang Deras
Respon Sri Mulyani Soal Dana Pengurangan Risiko Bencana Alam
Emil Sebut Jabar Masuk Zona Rawan Bencana, Tapi Banyak Warga Menolak Pindah