Fakta Menarik Kota Sabang di Aceh, Jadi Pelabuhan Bebas Sejak Abad 19
Salah satu kota yang berada di ujung Barat Indonesia ini sudah menjadi poros utama kegiatan ekspor dan impor bagi kapal-kapal dagang.
Salah satu kota yang berada di ujung Barat Indonesia ini sudah menjadi poros utama kegiatan ekspor dan impor bagi kapal-kapal dagang.
Fakta Menarik Kota Sabang di Aceh, Jadi Pelabuhan Bebas Sejak Abad 19
Sabang merupakan salah satu kota di Provinsi Aceh yang berupa kepulauan di seberang utara Sumatera dan Pulau Weh menjadi pulau yang terbesar. Menjadi wilayah paling ujung Barat, Sabang menjadi pintu masuk ke negara Indonesia.
Berjarak sekitar 17 Km di utara Banda Aceh, Sabang sejak abad ke-19 sudah memiliki pelabuhan internasional atau biasa disebut dengan Pelabuhan Bebas Sabang atau Sabang Free Port. (Foto: Wikipedia)
-
Kapan Sabang mulai menjadi pelabuhan bebas? Hampir seluruh kapal-kapal pengangkut barang yang berasal dari Deli pun mampir ke kota ini. Sejak saat itu, kota ini dikenal sebagai lalu lintas perdagangan dunia.
-
Apa yang membuat Sabang terkenal di Indonesia? Kota Sabang begitu terkenal di kalangan masyarakat lewat sebuah lagu nasional berjudul 'Dari Sabang Sampai Merauke'.
-
Dimana letak Sabang? Secara administratif, Sabang merupakan salah satu kota di Provinsi Aceh. Letaknya berseberangan dengan bagian Utara Pulau Sumatra.
-
Siapa yang mengusulkan pengembangan pelabuhan Sabang? Melihat potensi besar pelabuhan di Kota Sabang sebagai bagian dari lalu lintas perdagangan internasional, seorang Belanda bernama Ernst Heldring mengusulkan agar pelabuhan ini dikembangkan lebih lanjut.
-
Kenapa Batam jadi kota perdagangan bebas? Kota ini merupakan bagian dari kawasan khusus perdagangan bebas yang dinamakan 'Batam Raya'.
-
Mengapa Pelabuhan Buleleng jadi situs sejarah? Karena terletak di ujung utara, pelabuhan tersebut menjadi pusat lalu lintas Pulau Bali dari luar pulau bahkan luar negeri. Sekarang, pelabuhan Buleleng menjadi situs wisata sejarah yang bisa dikunjungi para wisatawan dengan banyaknya monumen bersejarah di sekitar pelabuhan.
Selain di bidang maritim, Sabang juga memiliki objek wisata yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi. Lebih dari itu, masih banyak fakta menarik lainnya dari Kota Sabang di Provinsi Aceh.
Penasaran? Simak rangkuman informasinya yang dihimpun merdeka.com (18/6) dari berbagai sumber berikut ini.
Sejarah Kota Sabang
Melansir dari situs resmi sabangkota.go.id, pada tahun 301 sebelum masehi seorang ahli bumi Yunani melakukan pelayaran ke Timur dan berlabuh ke pulau tak terkenal di mulut Selat Malaka. Wilayah tersebut bernama Pulau Weh yang diperkenalkan sebagai pulau emas di peta para pelaut.
Abad ke-12, pedagang Arab juga melakukan perjalanan ke Timur dan sempat mengunjungi Pulau Weh. Mereka pun menamainya dengan Shabag yang artinya gunung meletus. Konon pulau ini pernah dipakai oleh Sultan Aceh untuk mengasingkan orang-orang buangan.
Dibangun Pelabuhan Bebas
Pada tahun 1896, pemerintah Belanda merancang pembangunan pelabuhan bebas atau Vrij-haven di wilayah Aceh. Pada tahun 1898, Pulau Weh yang berada di Sabang ditunjuk menjadi lokasi pembangunan pelabuhan bebas.
Pelabuhan ini berfungsi untuk pusat transit kapal-kapal yang dianggap dapat menyaingi Singapura dan Penang di wilayah bagian Malaya. Baru pada abad ke-20 Sabang mendapatkan status Pelabuhan Bebas serta menjadi satu-satunya pelabuhan di wilayah Kolonial Belanda yang di luar kekuasaan pemerintahannya.
Pada zaman pendudukan Jepang, Sabang menjadi basis militer di Indonesia karena itu pelabuhan ini menjadi sasaran pengeboman oleh tentara sekutu. Baru pada tahun 1980-an pelabuhan ini sudah hak milik pemerintah Indonesia.
Ada Spot Wisata Rumah Nemo
Belum lama ini terdapat objek wisata bahari terbaru di Sabang yaitu Rumah Nemo yang berada di kawasan Teupin Ciriek, Desa Gampong Krueng Raya, Sabang. Di wisata Rumah Nemo ini pengunjung bisa melihat langsung ragam ikan badut di bawah laut.
Di Rumah Nemo ini terdapat delapan jenis ikan badut yang sudah teridentifikasi. Di mana masing-masing titik berada di kedalaman yang berbeda.
Budaya Melaot
Di Sabang terdapat sebuah acara adat yang digelar oleh masyarakat setempat yang bernama Melaot. Acara adat ini mengusung konsep kearifan lokal yang digelar di Kampung Nelayan Jurong Ule Krueng di Desa Bolahan, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang.
Acara adat ini dibuka dengan atraksi Tarian Tarek Pukat yang khas kampung nelayan. Selain Tarian tarek Phukat, pada atraksi ini juga ada seni lain yaitu seperti khanduri laot dan lomba mancing tradisional.
Arti “Melaot” pada atraksi atau seni pertunjukan ini, para nelayan dilarang pergi berlayar atau melaut selama tiga hari. Acara puncak dari atraksi budaya adalah makan bersama satu kampung.
Aneka Ragam Kuliner Lezat
Dirangkum dari berbagai sumber, Sabang memiliki aneka ragam kuliner yang tak lepas dari olahan hasil laut, seperti Sate Gurita, Mie Jalak atau mie khas Sabang yang dimasak dengan kuah dan disajikan dengan potongan daging.
Kemudian ada rujak buah kilometer nol yang dibuat dari ragam jenis buah-buahan lalu dituang saos gula aren, cabai, kacang tanah, dan sambal dari buah sagu.
Lalu ada berbagai olahan seafood yang dimasak dengan cara di bakar lalu ditemani dengan nasi, sayur, serta bumbu kecap dengan cita rasa yang khas.