Eksplorasi ke Pulau Rubiah, Surga Wisata di Provinsi Aceh yang Pernah Jadi Pusat Karantina Jemaah Haji
Surga kecil yang berada di ujung Barat ini menyimpan kekayaan alam bawah laut yang begitu indah.
Surga kecil yang berada di ujung Barat ini menyimpan kekayaan alam bawah laut yang begitu indah.
Eksplorasi ke Pulau Rubiah, Surga Wisata di Provinsi Aceh yang Pernah Jadi Pusat Karantina Jemaah Haji
Provinsi Aceh cukup dikenal dengan tradisi dan budaya yang begitu kental dan telah diwariskan secara turun-temurun. Tidak cukup sampai situ, Aceh tentunya juga memiliki objek wisata yang tak kalah bagus dari tempat lain.
Salah satu objek wisata terbaik di Serambi Mekah ini adalah Pulau Rubiah. Pulau ini tepat berada di Kota Sabang atau di sisi Barat Laut dari Pulau Weh. Daya tarik dari pulau ini adalah perairannya yang bersih, jernih, dan ombaknya yang begitu tenang.
(Foto: Instagram/wisatasabang)
-
Bagaimana akses ke gedung karantina haji di Pulau Rubiah? Akses dari dermaga menuju ke lokasi gedung bersejarah ini menggunakan jalan setapak dengan jarak sekitar 100 meter.
-
Kapan asrama haji di Pulau Rubiah dibangun? Pada tahun 1920 atau pada zaman kolonial Belanda, salah satu asrama haji yang difungsikan sebagai pusat karantina jemaah haji Indonesia berada di Pulau Rubiah, Kota Sabang, Provinsi Aceh.
-
Dimana Pengungsi Rohingya di Aceh singgah? Pantai di Pidie, Bireuen, Aceh Timur, dan Sabang yang menjadi tempat mereka bersandar.
-
Dimana ikon wisata muslim di Kepulauan Riau? Hal ini sejalan dengan pengakuan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2021, yang menyebut Kepulauan Riau memiliki ikon wisata muslim berupa Masjid Sultan Kepulauan Riau yang terletak di Pulau Penyengat.
-
Dimana pusat karantina haji pertama di Indonesia? Pusat Karantina Haji Pertama Mengutip situs Kemenag RI, pusat karantina haji pertama di Indonesia ada dua, yakni di Pulau Rubiah, Provinsi Aceh, dan di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
-
Apa ikon wisata di Aceh Tengah? Danau dengan panjang 17 kilometer dengan lebar 3,219 kilometer ini sudah menjadi ikon destinasi wisata Aceh Tengah.
Bukan hanya wisatawan lokal saja yang kerap menikmati indahnya pulau ini, melainkan wisatawan mancanegara juga tidak ragu-ragu datang agar bisa melihat langsung keindahan dari salah satu surga yang ada di Aceh.
Selain menjadi surga wisata, Pulau Rubiah ternyata memiliki sejarah yang menarik untuk ditelusuri lebih lanjut. Simak informasinya yang dirangkum dari beberapa sumber berikut ini.
Kaya Akan Terumbu Karang
Apabila anda baru saja berkunjung ke tempat ini jangan heran jika banyak sekali terumbu karang di sekitarnya. Memang, salah satu daya tarik wisata di tempat ini adalah kekayaan alam bawah lautnya termasuk ragam jenis terumbu karang yang indah nan cantik.
Untuk melakukan diving atau snorkeling, pengunjung hanya diperbolehkan menyelam sedalam 15 meter saja. Tak perlu khawatir, di sekitar lokasi sudah banyak persewaan alat perlengkapan untuk menyelam.
Selain itu, terdapat 14 dari 15 biota laut yang dilindungi di Indonesia ada di pulau ini. Tak heran jika Pulau Rubiah menjadi rumah dan habitat dari terumbu karang.
(Foto: Instagram/awesomeaceh)
Penduduk Lokal yang Ramah
Melansir dari kanal Liputan6.com, selain keindahannya yang memukau pengunjung, pulau ini juga menawarkan keramahan penduduk sekitar yang begitu hangat. Bercengkerama langsung dengan penduduk setempat tentu bisa menjadi pengalaman wisata yang tidak akan terlupakan.
Di sini pengunjung bisa belajar budaya lokal, hingga mencicipi hidangan kuliner khas Aceh yang lezat yang pastinya menggoyang lidah. Pengalaman wisata di Pulau Rubiah tentu semakin lengkap.
Bagi pengunjung yang ingin mencari ketenangan, pulau ini bisa masuk dalam wishlist. Dengan keindahannya yang memikat dan keramahan penduduknya yang memesona.
Tempat Karantina Jemaah Haji
Pulau Rubiah terdapat sebuah bangunan sejarah yang berdiri di atas tanah seluas 10 hektare yang dulunya berfungsi sebagai tempat karantina jemaah haji pada masa Kolonial Belanda.
Dihimpun dari situs kemenag.go.id, kini hanya tersisa dua bangunan tua yang kondisinya sudah tidak terawat. Sedangkan bangunan lainnya telah lapuk oleh usia serta telah melewati berbagai fenomena.
Pusat karantina haji di Pulau Rubiah ini merupakan tempat karantina haji pertama di Indonesia dan termewah pada zamannya. Bangunan ini diperkirakan sudah berdiri sejak tahun 1920 silam.
Pulau Rubiah menjadi pusat karantina bagi jemaah dari Aceh dan beberapa daerah lainnya yang ada di Sumatera. Namun sayang kondisinya kini sudah terbengkalai dan ditumbuhi rerumputan tinggi.