Setelah eksekusi jilid tiga, keluarga belum bisa menjenguk Zulfikar
Zulfikar Ali dirawat di ruang Dahlia RSUD sejak 16 Mei 2016 karena menderita komplikasi.
Usai pelaksanaan eksekusi empat terpidana mati kasus narkoba di lapangan Limus Buntu Pulau Nusakambangan, Cilacap, keluarga Zulfikar Ali belum bisa menjenguk di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Batu. Istri Zulfikar Ali, Siti Rohani mengatakan saat ini belum bisa menjenguk suaminya yang tidak jadi dieksekusi mati.
"Belum bisa (menjenguk). Kemarin hanya dokter yang datang ke kami untuk membawa obat-obatan. Karena kemarin, sudah serah terima semuanya, jadinya nggak ada obat, nggak ada baju, kemarin tabung oksigen dibawa. Padahal, suami saya membutuhkan itu semua," ujarnya saat dihubungi, Sabtu (30/7).
Saat dokter lapas yang merawat Zulfikar Ali datang, Siti menitipkan obat dan oksigen, karena memang yang dibutuhkan suaminya saat ini adalah obat-obatan tersebut. Sebelumnya, Zulfikar Ali dijemput petugas lapas saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap pada Senin (25/7) lalu.
Zulfikar Ali dirawat di ruang Dahlia RSUD sejak 16 Mei 2016 karena menderita komplikasi penyakit, yakni hepatitis, bronkitis, dan liver. Menurut istrinya, kondisi terpidana mati asal Pakistan ini cukup menyedihkan, karena masih dalam kondisi sakit.
Sempat beredar informasi yang menyebut terpidana yang divonis mati Pengadilan Negeri Tangerang pada tahun 2005 ini, termasuk dalam 14 nama yang akan divonis mati pada Jumat (29/7) dini hari lalu. Namun, hal tersebut urung dilakukan pemerintah terhadap dirinya. "Ini benar-benar mukjizat," kata istrinya.
Penentangan rencana eksekusi mati terhadap Zulfikar Ali, disampaikan mantan presiden BJ Habibie yang menyampaikan surat kepada Presiden Joko Widodo. Secara eksplisit, BJ Habibie menyebut Zulfikar tidak bersalah.
"Kami sangat berterima kasih atas dukungan dari Pak Habibie," ucap Siti yang hingga kini masih menunggu kepastian nasib suaminya.
Siti mengaku tidak menyangka jika mantan Presiden BJ Habibie memberikan surat kepada Jokowi untuk mempertimbangkan kembali eksekusi mati terhadap Zulfikar. Keluarga Zulfikar menilai dukungan yang diberikan Habibie menambah tebal keyakinan bahwa warga Pakistan tersebut tidak berhak dieksekusi mati.
"Kita juga nggak nyangka (dukungan dari BJ Habibie), kita nggak tahu. Kita tahu Pak Habibie, tetapi kita nggak kenal. Kontak juga nggak sama sekali, Alhamdulillah, support-nya sangat kuat sekali buat kita," kata Siti.
Ia merasa bersyukur mendapat dukungan yang luas dari berbagai pihak, termasuk mantan presiden Indonesia ketiga tersebut. Bahkan, Siti berkeinginan kuat untuk mengucapkan langsung rasa terima kasih untuk mendukung perjuangannya dalam membebaskan suaminya.
"Kita sekeluarga, kalau ada kesempatan mau ucapkan terima kasih atas dukungannya Pak Habibie dari hati," pungkas Siti.
Baca juga:
Cerita dramatis terdakwa hukuman mati siap dieksekusi namun batal
Kerabat cemas dukun Wayan dieksekusi mati karena racuni 1 keluarga
Rumitnya pelaksanaan eksekusi mati tahap tiga
Membandingkan eksekusi mati bandar narkoba di Indonesia dan Filipina
Surat terakhir para terpidana mati
-
Kapan Choirul Huda meninggal? Ia bertabrakan dengan rekan satu timnya pada Liga 1 2017 silam saat melawan Semen Padang.
-
Kapan Habib Cikini wafat? Habib Cikini diketahui wafat pada 1879 silam.
-
Kapan Gayanti Hutami lulus SMA? Momen kelulusan SMA Gayanti bareng ibunya di tahun 2018 tuh epic banget deh.
-
Kapan Benteng Pendem di Cilacap dibangun? Benteng pendem ini merupakan benteng peninggalan Belanda yang sudah ada sejak tahun 1861. Ini merupakan salah satu tempat bersejarah yang bisa mengedukasi tentang sejarah terutama ketika penjajahan Belanda.
-
Siapa Cecep? Cecep Abdullah berasal dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pemuda 26 tahun ini sempat viral di media sosial lantaran berkeliling kampung untuk membersihkan masjid.
-
Kapan Tol Cisumdawu diresmikan? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Jawa Barat, pada Selasa (11/7).