Sibuk Jualan, Pedagang Hewan di Tasik Sempat Menolak Dirapid Test
Selain banyak yang menolak rapid test, kata Uu, tidak sedikit juga warga yang enggan menggunakan masker.
Sejumlah pedagang di Pasar Hewan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya menolak uji cepat Covid-19 yang dilaksanakan Dinas Kesehatan. Alasan penolakan tersebut karena mereka sehat dan tidak terpapar Covid-19, ditambah sibuk berjualan.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, pada Rabu (15/7) meninjau langsung pelaksanaan rapid test dan penerapan protokol kesehatan di UPTD Pasar Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Tasikmalaya. Ia pun menyesalkan sikap para pedagang hewan tersebut dan menyayangkan banyak pedagang yang enggan melakukan rapid test.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Dimana para ilmuwan mengambil inti es yang berisi virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
-
Bagaimana para peneliti menemukan virus-virus tersebut di peternakan bulu? Tim peneliti internasional menggunakan teknik yang disebut pengurutan metagenomik, jenis analisis yang memeriksa seluruh sampel DNA dan RNA. Tim meneliti jaringan paru-paru dan usus dari 461 hewan.
-
Kapan anak yang terinfeksi gondongan bisa menularkan virus? Anak yang terinfeksi bisa menularkan virus sejak beberapa hari sebelum gejala muncul hingga lima hari setelah gejala berakhir.
-
Bagaimana cara penyebaran virus campak? Campak disebabkan oleh virus paramyxovirus, yang menyebar melalui tetesan pernapasan dan sangat menular.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
Menurut Uu, para pedagang itu harus dipaksa terlebih dahulu untuk melakukan dengan rapid test. Para pedagang itu beralasan sehat. Padahal, ia menjelaskan, banyak orang yang terpapar Covid-19 tanpa adanya gejala klinis. Apalagi, Pasar Hewan Manonjaya bukan hanya menjadi tempat aktivitas pedagang dari Jabar, melainkan juga dari luar Jabar.
"Itu yang kami khawatirkan. Makanya kita test d sini untuk memastikan tidak ada penyebaran gratis," kata dia.
Ia berharap agar warga sadar melakukan test dan tidak perlu dipaksa-paksa. Apalagi kegiatan tersebut pun tidak dipungut biaya. "Ini gratis karena untuk kepentingan kita semua. Kita tes banyak itu untuk dapat melakukan penanganan dengan cepat," kata dia.
Selain banyak yang menolak rapid test, kata Uu, tidak sedikit juga warga yang enggan menggunakan masker. "Penggunaan masker itu bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tapi juga untuk orang lain. Karena itu saya harap, pedagang menerapkan protokol kesehatan, salah satunya memakai masker," kata Uu.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat sendiri, diungkapkan Uu, saat ini sedang menyiapkan kebijakan ketat agar warga mau menerapkan protokol kesehatan, salah satunya menggunakan masker. Dalam dua pekan kedepan, warga yang tidak bermasker akan didenda.
"Nanti yang bergerak Satpol PP dibantu polisi dan tentara," ungkapnya.
Pedagang Sibuk Jualan
Pelaksana tugas (Plt) Kepala UPTD Pasar Hewan Manonjaya, Eka Rostika Ningsih menjelaskan bahwa pedagang hewan bukanlah menolak rapid test, namun karena pelaksanaannya tidak tepat sehingga banyak dari mereka yang enggan ikut.
"Karena waktu pagi tadi mereka sibuk melayani pembeli. Kan tahu sendiri, pedagang di sini saingan satu sama lain. Kalau ditinggal sebentar, pelanggan bisa pergi," jelas Eka.
Selain karena waktunya yang dianggap tidak tepat, para pedagang juga merasa dirinya sehat sehingga tidak mau dirapid test. Namun setelah pembeli mulai sepi, para pedagang pun akhirnya mau mengikuti rapid test. Target 50 orang pedagang yang dirapid test pun akhirnya terpenuhi.
"Pedagang yang ikut rapid test diprioritaskan untuk yang berasal dari luar daerah. Pedagang di Pasar Hewan Manonjaya bukan hanya berasal dari Tasikmalaya, melainkan juga dari luar daerah seperti Jawa Timur. Apalagi saat ini memasuki momen menjelang Idul Adha, pembelian hewan kurban selalu meningkat. Hasilnya Alhamdulillah tidak ada yang reaktif," ungkapnya.
Terkait masih minimnya penerapan protokol kesehatan di Pasar Hewan Manonjaya, menurut Eka selama ini petugas selalu mengingatkan pedagang dan pembeli, minimalnya agar menggunakan masker. Namun meski demikian, ia pun tidak menyangkal masih ada pedagang dan pembeli yang abai atas hal tersebut.
"Kita sudah berkali-kali memberi himbauan, juga bagi-bagi masker ke pedagang dan pembeli. Semua fasilitas juga sudah kita sediakan, seperti tepat cuci tangan. Mungkin mereka tidak nyaman juga (pakai masker)," kata dia.
Namun ia memastikan bahwa pihaknya akan terus mengawasi pedagang dan pembeli agar selalu menerapkan protokol kesehatan. Bahkan UPTD pun mengancam akan menutup pasar jika protokol kesehatan tidak diterapkan.
(mdk/eko)