Sidang Suap Benih Lobster, Dirut PT ACK Akui Tak Ada Kewenangan Tapi Dapat Mobil
Untuk diketahui posisi sebagai dirut PT ACK yang dijabat oleh Amri merupakan hasil penunjukan oleh asisten pribadi Edhy, Amiril Mukminin. Walaupun Amri tak mengetahui apa-apa dan tak pernah tanamkan modal di PT ACK.
Direktur Utama (Dirut) PT Aero Citra Kargo (ACK), Amri mengatakan, kalau dirinya tak punya kewenangan dalam perusahaan, walau dirinya menjabat sebagai petinggi di perusahaan tersebut. PT ACK adalah perusahaan pengiriman kargo (freight forwarding) satu-satunya perusahaan khusus ekspor benih benur lobster (BBL).
Hal itu diungkapkan Amri ketika dihadirkan sebagai saksi oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada sidang kasus suap izin ekspor BBL atas terdakwa mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
-
Bagaimana KPK menetapkan Eddy Hiariej sebagai tersangka? Hasilnya, Hakim menyatakan status 'tersangka' Eddy tidak sah karena tidak memenuhi dua alat bukti yang cukup berdasarkan pasal 184 ayat 1 KUHAP.
-
Kenapa KPK memeriksa Eddy Hiariej? Eddy Hiariej diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap dan gratifikasi.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Kapan Eddy Hiariej diperiksa oleh KPK? Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
-
Siapa Eko Prawoto? Dilansir dari Wikipedia, Eko Prawoto merupakan seorang arsitek legendaris dari Indonesia. Pria kelahiran Purworejo, Agustus 1958 itu menerjuni dunia arsitektur sejak menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada pada tahun 1977.
-
Bagaimana TKN Prabowo-Gibran menanggapi putusan DKPP? Meski begitu, dia menyampaikan TKN Prabowo-Gibran menghormati keputusan DKPP. Namun, kata dia keputusan tersebut tidak bersifat final.
"Enggak punya kewenangan apa-apa," katanya saat sidang di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat pada Rabu (5/5).
Untuk diketahui posisi sebagai dirut PT ACK yang dijabat oleh Amri merupakan hasil penunjukan oleh asisten pribadi Edhy, Amiril Mukminin. Walaupun Amri tak mengetahui apa-apa dan tak pernah tanamkan modal di PT ACK.
Namun demikian, Amri ketika menjabat sebagai Dirut dirinya ditawari fasilitas transportasi berupa mobil Toyota Rush. Fasilitas itu dia dapatkan setelah ditawarkan oleh eks Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
"Saya berkunjung ke rumah dinas (Edhy Prabowo), terus ngobrol sebentar, ditanya 'mobil mu apa?', mobil saya avanza tua, 2012. Terus 'mau mobil apa?', saya minta yang sederhana saja Rush saja," ujar Amri.
Pada perbincangan tersebut, Amri mengatakan, Edhy Prabowo memerintahkan Amiril untuk mengkomunikasikan dengan PT ACK. Namun, Amri tak tahu pihak PT ACK yang dimaksud untuk memenuhi pemberian fasilitas mobil tersebut.
Setelah mobil Toyota Rush diterima pada September 2020, Amiril kembali menawarkan Amri untuk mengganti mobil yanh baru diberikan itu dengan menawarkan mobil Toyota Fortuner.
"Saya ditelepon oleh Amiril, nanti mobil itu mau ditukar dengan Fortuner. Saya bilang ini sudah cukup. Dua bulan (November 2020) kemudian datang diantar," ujarnya.
Ketika jaksa mengonfirmasi sumber pembelian mobil, Amri mengaku tidak tahu. Soal pemesanan dan atas nama mobil juga dirinya tak mengetahui.
Pada sidang sebelumnya, jaksa mengungkap kalau mantan Menteri Kalautan dan Perikanan Edhy Prabowo memasang Achmad Bahtiar dan Amri sebagai pemilik saham terbesar PT. Aero Citra Kargo (PT. ACK), sebagai perusahaan jasa pengiriman benih benur ke luar negeri.
Hal itu bermula pada 11 Agustus 2020, Amiril Mukminin meminta Deden Deni Purnama melakukan perubahan komposisi pemegang saham PT. ACK karena Nursan meninggal dunia. Lantas diajukan Achmad Bahtiar dan Amri merupakan representasi dari Edhy Prabowo.
"Achmad Bahtiar adalah juga representasi Edhy Prabowo melalui Amiril Mukminin," ucap jaksa membacakan dakwaan dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat pada Kamis (15/4).
Selanjutnya dalam dakwan tersebut, Achmad Bahtiar dan Amri turut memiliki saham masing-masing sebesar 41,65 persen. Sedangkan, sisanya 16,7 persen dimiliki oleh Yudi Surya Atmaja sebagai representsi Siswandi Pranoto Loe. Atas hal itu, perusahaan yang dipimpin 'orang' dapat menghasilkan keuntungan bagi Edhy Prabowo mencapai ratusan juta. Sebab, setiap perusahaan ini wajib digunakan oleh para eksportir untuk mengirim benih lobster ke luar negeri.
"Sejak bulan September 2020 sampai dengan bulan November 2020, PT DPPP (Perushaan Suharjito) telah melakukan ekspor BBL ke Vietnam sebanyak kurang lebih 642.684 ekor BBL dengan menggunakan jasa kargo PT. ACK. Sehingga uang yang diterima oleh PT. ACK adalah sejumlah Rp706.001.440," kata jaksa.
Baca juga:
Suharjito Luruskan Kesaksian Anak Buah yang Seret Nama Prabowo di Kasus Benur
Kasus Suap Edhy Prabowo, Suharjito Akui Setor Rp1 Miliar ke Bank Garansi
Saksi Sebut Ongkir Ekspor Benur Rp1.450 per Ekor Mengalir ke Pemegang Saham PT ACK
Penyuap Edhy Prabowo Dijadwalkan Bersaksi di Sidang Dugaan Korupsi Benur Hari Ini
Di Sidang Edhy Prabowo, Eksportir Ngeluh Usaha Benur Tak Ada Untung
Edhy Prabowo Bantah Keterangan Saksi: PT ACK Bukan Milik Pak Prabowo