Sikapi Gunung Merapi, Sultan HB X Minta Masyarakat Tidak Panik
Sultan menilai aktivitas Gunung Merapi saat ini masih dalam aktivitas sewajarnya gunung berapi. Sultan menerangkan saat ini memang ada perubahan siklus di Gunung Merapi.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan (BPPTK) Yogyakarta menemukan adanya penggembungan di Gunung Merapi. Penggembungan ini muncul usai adanya erupsi Gunung Merapi pada 21 Juni 2020 yang lalu.
Menanggapi situasi Gunung Merapi saat ini, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X pun angkat bicara. Sultan meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan kondisi Gunung Merapi saat ini.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
-
Apa yang diyakini sebagai pusat kerajaan makhluk halus Gunung Merapi? Mitos Keraton di Gunung Merapi menggambarkan adanya sebuah istana gaib yang terletak di kawah gunung. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, tempat ini sangat sakral dan angker, dianggap sebagai pusat kerajaan makhluk halus Gunung Merapi.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
Sultan menerangkan bahwa status Gunung Merapi saat ini belum ada perubahan. Gunung Merapi terhitung sejak Mei 2018 masih berstatus waspada (level II).
Sultan menilai aktivitas Gunung Merapi saat ini masih dalam aktivitas sewajarnya gunung berapi. Sultan menerangkan saat ini memang ada perubahan siklus di Gunung Merapi.
"Jadi kalau saya ya, Merapi itu dulu aktivitasnya kan 4 tahun sekali dan sekarang lebih dari 4 tahun, 8 tahun baru ada aktivitas, kan wis bedo, satu. Kedua, biarpun dia (Merapi) punya aktivitas mengeluarkan magma, tapi kan jaraknya terbatas dan tetap di atas," ujar Sultan, Kamis (9/7).
Sultan menilai masyarakat di lereng Gunung Merapi lebih paham dengan kondisi di lapangan dibandingkan orang lain. Sultan pun meminta agar orang yang tidak paham kondisi Merapi agar tak menggurui warga di lereng Gunung Merapi.
"Selama ini warga masyarakat lereng Merapi tahu persis. Jadi biar kita mengatakan bahaya, masyarakat tahu persis. Selama tidak ada hewan yang akan mengungsi, tak akan ada lava turun, mereka juga tahu itu," ungkap Sultan.
"Jadi tidak usah ada campign masalah bencana di Merapi karena mereka sudah tahu dan tidak usah diajari. Apalagi yang ngajari orang kota ndak ngerti. Dia (masyarakat lereng Merapi) yang lebih ngerti. Jadi tidak usah khawatir," imbuh Raja Keraton Yogyakarta ini.
Sultan mencontohkan salah satu bentuk kesiapan warga lereng Gunung Merapi adalah dengan mengamankan barang berharganya. Jika sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Merapi barang berharga bisa segera dikemas.
"Barang-barang berharga tidak pernah disimpan di lemari dan dikunci, barang berharga itu sudah dia siapkan, ditali sak gantine (pakaian ganti). Ya itu aja yang dia bawa untuk meninggalkan tempatnya kalau ada bencana," tutur Sultan.
Baca juga:
Meski 'Membengkak', Status Gunung Merapi Tetap Waspada
Gunung Merapi Sedang 'Membengkak', BNPB Koordinasi dengan Bupati Sleman
Ganjar Sebut Perut Gunung Merapi Sedang 'Membengkak'
Jalur Merapi di Klaten Rusak, Pemprov Jateng Siapkan Rp14 M untuk Perbaikan
Gunung Merapi Menggembung, Proses Evakuasi Akan Terapkan Protokol Kesehatan