Simbol Toleransi dari See Hin Kiong, Klenteng Tertua di Kota Padang
Jejak pemeluk agama Konghucu di Kota Padang, Sumatera Barat (Barat) bisa terlihat dari keberadaan klenteng See Hin Kiong. Tempat ibadah yang bernama lain Vihara Tri Dharma merupakan klenteng tertua di Kota Padang, tepatnya di Jalan Klenteng, Kelurahan Kampung Pondok, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.
Jejak pemeluk agama Konghucu di Kota Padang, Sumatera Barat (Barat) bisa terlihat dari keberadaan klenteng See Hin Kiong. Tempat ibadah yang bernama lain Vihara Tri Dharma merupakan klenteng tertua di Kota Padang, tepatnya di Jalan Klenteng, Kelurahan Kampung Pondok, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.
Bagi masyarakat Kota Padang, wilayah permukiman tersebut juga lazim disebut sebagai Kampung Cino (Kampung China).
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
Selain tempat ibadah, Klenteng See Hin Kiong yang didominasi warna merah itu juga telah terdaftar sebagai cagar budaya di BPCB Sumatera Barat dengan nomor inventaris 06/BCB-TB/A/01/2007.
Keberadaannya yang bernilai sejarah juga menjadi daya pikat wisata. Terbukti pengunjung yang datang tidak hanya dari pemeluk agama Konghucu, namun juga masyarakat umum.
Kampung Pondok ini memang terkenal sebagai perkampungan masyarakat non-Muslim di Kota Padang, namun nyatanya banyak juga masyarakat yang menganut Agama Islam menetap di sekitar area ini. Hal ini menunjukkan kerukunan salin terjaga satu sama lain.
Petugas bagian pelayanan umat, Ahong (60) mengatakan, klenteng ini merupakan tertua di Kota Padang yang dibangun pada tahun 1841 silam. Di tahun 1861 sempat hangus saat kebakaran melanda. Kemudian dibangun kembali di tahun 1893 yang diresmikan pada tahun 1897.
Kemudian tahun 2009 rusak berat akibat gempa bumi yang mengguncang wilayah Sumatera Barat dengan magnitudo 7,6 Skala Richter.
"Setelah gempa dibangun kembali tahun 2010 di lokasi sekarang, kurang lebih berjarak 100 meter dari lokasi semula yang kemudian diresmikan pada 30 Maret 2013 lalu," tuturnya kepada merdeka.com, Minggu (27/11).
Ahong menuturkan tidak ada pembatasan bagi pengujung. Jam operasional setiap harinya dimulai pukul 07.00 hingga 21.00 WIB.
"Tidak ada batasan bagi masyarakat, tetapi kalau masyarakat yang tidak beribadah kami tidak memberikan izin untuk masuk tanpa surat izin dari petugas," tuturnya.
"Kalau sekadar di luar dan berfoto tanpa masuk boleh, bahkan masyarakat Muslim juga sering berfoto di luar ini," tuturnya.
Meski minoritas, namun Ahong mengakui sikap toleransi antara umat beragam di Sumbar sangat kuat. Lanjutnya, di perkampungan ini tidak hanya dihuni oleh masyarakat non-Muslim saja, namun juga ada masyarakat Muslim.
"Toleransi beragama tinggi, buktinya kami selama ini hidup rukun saja. Sebelah sini juga ada masjid, aman-aman saja. Saya saja sering bergaul dengan masyarakat Muslim. Intinya saling menghargai antara umat beragama," katanya.
Salah satu wisatawan Muslim, Ani mengatakan, sikap toleransi antara umat beragama di Padang terbilang tinggi, buktinya tidak hanya masyarakat non-Muslim saja yang bisa mendatangi klenteng tertua di Kota Padang.
"Kalau untuk toleransi saya lihat tinggi, mereka tidak mempermasalahkan siapa saja yang mau berfoto di tempat ini," ujarnya diwawancarai di lokasi.
Kendati demikian, Ani mengaku tidak mendapatkan izin untuk masuk kecuali mendapat izin dari petugas. "Jika hanya sekadar foto-foto kita tidak izinkan masuk sama petugas. Harus ada surat izin dari lembaga," tuturnya yang baru pertama kali berkunjung.
"Ini kan juga tempat ibadah, jadi harus kita hargai. Tidak masalah jika tidak diizinkan masuk. Di luar kan juga bisa untuk berfoto," ujarnya.
(mdk/cob)