Siswa SD di Tasikmalaya Belajar Lesehan Selama 10 Tahun
Kondisi seperti ini sudah terjadi sejak 2014, karena kursi dan meja sudah rapuh.
Kondisi seperti ini sudah terjadi sejak 2014, karena kursi dan meja sudah rapuh.
- Siswi SMP Diperkosa 6 Remaja di Belakang Masjid hingga Sekolah Siak, 3 Pelaku Masih SD
- Siswi SMP di Bekasi Tewas Usai Tabrakan Diri ke Kereta, Surat Wasiatnya Bikin Sedih Mau Susul Bapak
- Potret Miris Pendidikan, Siswa SD di Kampar Belajar di Ruang Bekas Kamar Mandi
- Anggota Dewan Klungkung Sidak Sekolah di Nusa Penida: Rawan Ambruk dan Tak Punya Guru Olahraga
Siswa SD di Tasikmalaya Belajar Lesehan Selama 10 Tahun
Sejumlah siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tamanggung, Desa Tobongan, Kecamatan Bojongasih, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat harus belajar dengan cara lesehan.
Persoalan keterbatasan mebeler menjadi penyebabnya, dan kondisi itu sudah berlangsung selama 10 tahun atau sejak tahun 2014 hingga saat ini.
Operator sekolah sekaligus guru SDN Tamanggung, Asep Sugianto mengatakan, para siswa di tempatnya terpaksa belajar lesehan karena sebagian besar mebeler seperti kursi dan bangku berkondisi rusak parah. Karena kondisinya itu, kursi dan bangku itu pun terpaksa digudangkan.
“Yang terpaksa belajar lesehan karena kondisi saat ini adalah siswa kelas 3 dan 5. Untuk kelas lainnya, 1, 2, 4, dan 6 menggunakan mebeler kursi dan meja yang sudah diperbaiki seadanya. Itu juga dipakai satu meja tiga siswa,” kata Asep.
Ia mengungkapkan bahwa kerusakan mebeler di sekolah sudah terjadi sejak tahun 2014.
“Sebagian besar mebeler sudah tidak bisa dipergunakan, kalau yang masih bisa digunakan, bangku dipakai bertiga oleh siswa," ungkapnya.
Kurangnya mebeler, menurut Asep menjadi salah satu persoalan yang terjadi di sekolahnya. Permasalah lainnya di SDN Tamanggung adalah kekurangan ruang kelas untuk belajar.
“Saat ini, dengan jumlah 83 siswa, ruang kelas yang tersedia hanya ada 4 ruang kelas,” katanya.
Dengan segala keterbatasannya, baik mebeler hingga ruang kelas, ia menyebut bahwa sekolahnya sudah lama tidak menerima bantuan untuk rehab maupun pembangunan ruang kelas baru.
Padahal kondisi kelas yang ada sekarang dalam keadaan rusak di bagian kusen, bahkan atapnya bocor.
“Ruang kelas yang ada saat ini dipakai belajar oleh 4 kelas. Sedangkan kelas 3 terpaksa harus belajar di ruang rumah dinas Kepala Sekolah, tanpa mebeler apapun. Sedangkan kelas 2 terpaksa bergiliran dengan kelas 1,” terang Asep.
Pihak sekolah menurutnya tidak diam begitu saja dengan kondisi yang ada saat ini. Berbagai upaya sudah dilakukan, seperti permohonan bantuan yang sudah lama dilayangkan namun belum juga ada realisasi, baik untuk rehab, pembangunan ruang kelas baru, juga mebeler.
Terkait kondisi SDN Tamanggung, Kepala Bidang Sekolah Dasar pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tasikmalaya Ahmad Solihin kepada wartawan mengaku sudah mengetahuinya.
Ahmda mengatakan, di sekolah tersebut memang kekurangan mebeler dan ruang kelas. Dengan kondisi tersebut, dia mengaku akan mengupayakan memberikan bantuan.
"Kami akan upayakan tahun ini memberikan bantuan, ditengah anggaran minim," tutupnya.