Siswi SD Korban Bullying Anak SMP Alami Trauma, Begini Kondisinya
Korban adalah anak yatim. Dia tinggal bersama neneknya di RT 06 RW 07 Pitara, Pancoran Mas, Depok
Korban adalah anak yatim. Dia tinggal bersama neneknya di RT 06 RW 07 Pitara, Pancoran Mas, Depok
- Siswi Berprestasi di Sekolah Kemayoran jadi Korban Bullying, Dua Bulan Tak Masuk karena Trauma
- Korban Bullying SMA Binus Simprug Ungkap Peran Anak Ketum Partai Inisial A
- Siswi SMP di Bekasi jadi Korban Bullying, Aksi Pengeroyokan Disiarkan Live di Instagram
- 2 Siswi SMP Terduga Pelaku Bullying Anak SD di Depok Diamankan
Siswi SD Korban Bullying Anak SMP Alami Trauma, Begini Kondisinya
Kondisi AU, siswi sebuah madrasah ibtidaiyah (MI) di Depok yang menjadi korban bullying saat ini masih trauma. Korban juga mengeluh kesakitan di kepala dan punggung. Hari ini korban sudah datang ke penyidik Unit PPA Polres Metro Depok untuk diminta keterangan.
Korban adalah anak yatim. Dia tinggal bersama neneknya di RT 06 RW 07 Pitara, Pancoran Mas, Depok. Sehari-hari, korban diurus oleh neneknya.
"AU ini anak yatim tinggal sama neneknya. Neneknya itu penjual lauk matang. Yang tiap tahun dari biaya sekolahnya juga kita pikirin dari rumah yatim masjid," kata Ketua RT 06 RW 07, Kuswanto, Rabu (5/6).
Dia mengaku tidak tahu persis kejadian ini. Dia baru tahu dari Babinkamtibmas Kecamatan Pancoran Mas.
"Untuk kasus yang sekarang ini kebetulan saya juga tidak ada laporan dari korban awalnya, saya malah tahunya dari Babinkamtibmas Kecamatan Pancoran Mas. Kemarin itu sebelum maghrib saya kedatangaan Babinkamtibmas yang mau ngecek kasus bullying di sini," ujarnya.
Informasi yang dia terima, peristiwa itu dilatarbelakangi geng pertemanan. AU ingin menjadi adik-adikan terduga pelaku dengan syarat harus duel terlebih dulu. Namun syarat itu tidak dihiraukan korban. Kemudian korban main dengan pelaku ke kebun samping Situ Asih Pulo. Sampai di lokasi, korban langsung dipukuli secara bergantian.
"Ceritanya anak-anak kalau versinya si korban diajak ke tempat tersebut. Mungkin kalau kita bicara anak sekolahan sekarang itu kayak adik kakakan. Tapi pada saat itu setelah saya melihat videonya yang viral juga ya lumayan serem karena korban ini digulung, dijatuhi ke tanah. Akhirnya pamannya merasa tidak terima. Terus semalam sudah introgasi, kebetulan setelah babinkamtibnas datang nggak lama kemudian dari Reskrim sudah integrasi tentang kejadian tersebut. Kalau pihak keluarga korban setelah kejadian langsung visum dan langsung melapor ke Polres Depok," ungkapnya.
Kondisi AU saat ini lebih banyak diam. Korban mengalami trauma atas peristiwa yang menimpanya.
"Semalam juga saya nggak tega takut anaknya daun Jadi semalam makannya juga langsung berpamitan sama saya," katanya.
Terduga pelaku lebih dari satu orang, salah satunya adalah tetangga AU. Mereka memang teman main walaupun beda sekolah.
"Pelaku itu ada anak-anak sini dan anak-anak RT 11 juga, karena mungkin waktu sekolah pernah kenalan atau apa. Kalau pelaku saya belum tahu persisnya berapa orang, cuma dari penuturan korban itu lebih dari dua orang. Ada salah satunya ada dari warga saya, tapi kalau yang pelaku persisnya saya kurang tahu. Cuma ada yang warga di sini, lalu warga lain, tapi beda RT cuma masih satu RW. Itu beda-beda sekolah. Kalau AU itu di madrasah, nah yang satunya itu ada di sekolah swasta lain, terus ada beberapa juga di sekolah lain juga, ini juga versi dari korban," katanya.
Dia mengaku tidak menyangka AU menjadi korban bullying.
Karena sehari-hari korban hanya bersama neneknya dan jarang keluar rumah.
"Beda geng, bahkan sekolahnya juga beda. Saya juga nggak nyangka kalau AU bakal ada kejadian seperti itu karena saya yang saya tahu AU itu yatim, lalu biasanya di rumah bareng sama neneknya," ujarnya.
Keseharian AU adalah anak pendiam. Dia anak yang baik di lingkungan tempat tinggal dan tidak ada gelagat aneh apapun.
"Kesehariannya ya kalau menurut saya, yang setiap hari saya lihat, berangkat sekolah saya kadang boncengin karena kebetulan ngga ada yang nganterin, kalau pulang juga sama di saat bersamaan saya boncengin. Anaknya baik, makanya terus terang saja ikut sedih. Jadi dia anaknya pendiam terus kemarin begitu ditanya sama babinkhantibmas, kenapa tidak berusaha melarikan diri ya korban bilang nggak berani. Jadi dia tidak ada kemampuan untuk melawan," pungkasnya.