Siswi SMP di Bekasi jadi Korban Bullying, Aksi Pengeroyokan Disiarkan Live di Instagram
Siswi SMP di Bekasi jadi Korban Bullying teman-temannya.
Akibat kejadian itu, korban mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuhnya dan trauma.
Siswi SMP di Bekasi jadi Korban Bullying, Aksi Pengeroyokan Disiarkan Live di Instagram
Seorang siswi SMP negeri di Kota Bekasi diduga menjadi korban bullying atau perundungan yang dilakukan oleh teman-temannya. Akibat kejadian itu, korban mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuhnya dan trauma.
Orang tua korban yang mengetahui peristiwa itu tidak terima dan melaporkan kasus dugaan perundungan itu ke Polres Metro Bekasi Kota. Laporan tersebut teregister dengan nomor : LP/B/1017/VI/2024/SPKT/Polres Metro Bekasi Kota/Polda Metro Jaya.
Peristiwa dugaan bullying ini terjadi pada Jumat (7/6) lalu di wilayah Kecamatan Pondok Melati. Saat itu korban berinisial FAP (14) yang sedang bermain tiba-tiba dipanggil oleh salah seorang pelaku berinisial M.
Korban kemudian ikut bersama M diajak ke suatu tempat seperti lapangan. Di lokasi tersebut ternyata sudah ada empat orang lainnya yang menunggu.
"Di situ yang namanya (terduga pelaku berinisial) I langsung melabrak anak saya dengan bahasa 'lu ngomong apa ke cowok gue?', karena anak saya tidak merasa bersalah terus anak saya jawab 'apaan sih, orang aku tidak ngomong apa-apa',"
kata Erick (46), orang tua korban, Kamis (13/6).
merdeka.com
Saat peristiwa itu terjadi, dua orang teman terduga pelaku merekamnya menggunakan kamera smartphone. Satu orang diduga melakukan live streaming di Instagram dan satu lainnya merekam video.
"Nah di situ ada dua orang yang memegang handphone, yang satu melakukan live streaming di Instagram dan yang satu memvideokan," ucapnya.
Saat korban sedang ditanya, tiba-tiba terduga pelaku berinisial I menampar wajah korban. I juga berkali-kali mengajak berkelahi namun selalu ditolak oleh korban.
"Di situ yang namanya I berulang kali mengajak anak saya untuk duel, anak saya menolak berkali-kali. Anak saya menolak untuk duel dengan alasan bahwa mereka kenal dan berteman," ungkapnya.
"Aksi penganiayaan terhadap korban sempat berhenti ketika warga mendatangi mereka, setelah itu jeda beberapa menit ada warga yang keluar karena merasa terganggu suasana berisik," tambah Erick.
Namun beberapa menit kemudian, penganiayaan terhadap korban yang masih duduk di bangku kelas 1 SMP itu kembali berlanjut.
"Selang beberapa menit kemudian dan jeda sebentar, anak-anak itu kembali melanjutkan keributannya, sebelum Isya kayak bikin part dua untuk melanjutkan keributannya lagi," katanya.
merdeka.com
Erick dan istri mengetahui kejadian yang dialami anaknya itu setelah mendapat kiriman video dari seseorang.
Erick menanyakan langsung peristiwa itu kepada korban. Atas kejadian itu, korban mengalami luka-luka di bagian kepala, pelipis, rahang, tangan dan leher.
"Anak saya awalnya tidak mau cerita kejadian pemukulan tersebut, namun setelah dipaksa akhirnya anak saya cerita kejadian pemukulan, setelah itu, saya membuat laporan ke pihak kepolisian," ungkapnya.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Muhammad Firdaus mengatakan, berdasarkan penyelidikan dan penyidikan diduga ada enam orang pelaku. Empat di antaranya dikenali oleh korban.
"Pelakunya enam orang, empat orang dikenali (korban), dua enggak dikenali oleh si korban, yang sudah jelas itu empat orang, cuma yang dua lagi ini keterlibatannya cuma video atau ikut juga, ini masih didalami," katanya.
Pihak kepolisian, lanjut Firdaus, juga masih mendalami soal perundungan tersebut yang disiarkan secara live melalui Instagram.
"Nah itu nanti aku cek sama penyidik, apakah live itu langsung keterangan korban atau hanya sekedar video biasa," tandasnya.