Siswi SMA Diperkosa Staf Kelurahan di Tangsel Minta Keadilan: Laporan ke Polisi Jalan di Tempat, Pelaku Masih Bebas
Kejadian itu memukul mental MA yang diduga kuat mengalami depresi.
Pemerkosaan itu berujung kehamilan hingga korban melahirkan. Sayang bayinya meningggal dunia.
- Pengakuan Keluarga Siswi SMP Korban Pembunuhan di Palembang: Orang Tua Tersangka Ngotot Tak Bersalah, Enggan Minta Maaf
- Luapan Emosi Ayah Siswi SMP yang Dibunuh & Diperkosa Saat Tahu 3 dari 4 Tersangka Tak Ditahan
- Siswi SMP di Bekasi Tewas Usai Tabrakan Diri ke Kereta, Surat Wasiatnya Bikin Sedih Mau Susul Bapak
- Siswi SMP Disekap dan Diperkosa di Lampung, 4 Buronan Dibantu Keluarga Kabur dari Kejaran Polisi
Siswi SMA Diperkosa Staf Kelurahan di Tangsel Minta Keadilan: Laporan ke Polisi Jalan di Tempat, Pelaku Masih Bebas
Malang menimpa MA, pelajar sekolah menengah asal Tangerang Selatan. Dia harus menelan pil pahit setelah dirudapaksa hingga melahirkan oleh orang yang dikenalnya cukup dekat.
Hati MA semakin pilu kala bayi hasil dari tindak pidana persetubuhan itu pun meninggal dunia pasca dilahirkan.
Kini, warga Kampung Ciledug, Pondok Kacang Barat, Pondok Aren itu menuntut keadilan setelah semua kejadian pahit menimpanya. Kejadian itu memukul mental MA yang diduga kuat mengalami depresi.
Ayah MA, AF mengungkapkan putrinya sempat mengalami gangguan kejiwaan pasca melahirkan bayi malang itu. MA juga menjalani pengobatan dan pendampingan trauma oleh tim Psikolog P2TP2A Tangsel.
“Anak saya sempat mengalami depresi. Jadi kadang-kadang pembicaraan gitu, anak saya alami masalah anak depresi hilang ingatan. Suka ngomong sendiri, tiba-tiba nangis. Pengobatan sampai berbulan-bulan, Alhamdulillah sekarang sudah sehat,” jelas AF ditemui di rumahnya, Jumat (17/5).
AF menerangkan peristiwa pemerkosaan yang terjadi pada putrinya itu bermula pada Desember 2021 lalu. Saat itu, korban tiba-tiba mengalami pendarahab hingga dilarikan ke Rumah Sakit.
“Saat di bawa ke rumah sakit, dia ngeluarin darah, tahu-tahu saat dicek hamil, terus melahirkan. Tapi bayinya meninggal dunia, sempat dilahirkan,” terang AF.
Atas laporan tim rumah sakit, keluarga kemudian menanyakan MA perihal kejadian yang dialaminya. MA akhirnya bercerita menjadi korban rudapaksa oleh H yang bekerja sebagai Staf kelurahan Pondok Kacang Barat.
“Anak saya di luar sekolah, ngelakuinnya di rumah pelaku. Modusnya ngajari les,” ucap AF.
Atas informasi putrinya itu, AF kemudian membuat laporan polisi pada (3/10/2024) di Mapolres Tangsel yang teregistrasi TBL/B/1860/X/2022/SPKT/POLRES TANGERANG SELATAN/POLDA METRO JAYA, Pada Hari Senin, Tanggal 03 Oktober 2022.
Namun dari laporan yang telah dibuat pada Oktober 2022 hingga saat ini, pelaku masih bebas melenggang. Pihak keluarga berharap pihak Kepolisian dapat segera menangkap pelaku.
AF dalam keterangannya juga mengakui pernah menerima uang sebesar Rp21 juta yang diberikan H, kepada keluarga MA, sebagai biaya persalinan dan uang damai.
“Banyak yang bilang saya terima uang Rp100 juta dari Holid. Katanya kasusnya udah ditutup, dikira terima duit. Tapi demi Allah saya, enggak terima gitu-gituan,” kata ibu korban MA, IR.
Menurut IR, pemberian uang dari H, untuk putrinya saat itu adalah bantuan biaya persalinan bayi hasil perbuatan H.
“Dia ngasih Rp21 juta, itu masih kurang biaya lahirannya dan lain-lain. Tapi itu emang tanggungjawabnya,” sebut IR.
Sementara itu Ayah Korban, AF menambahkan pelaku memberikan uang agar laporan yang ditujukan untuk pelaku dicabut.
“Dia nuntut cabut laporan. Minta dibersihkan namanya. Tapi saya enggak mau. Dia harus bertanggungjawab,” kata AF
AF menegaskan dirinya sangat berharap putrinya MA, dapat memperoleh keadilan. Dia berharap pelaku H, yang telah mengakui perbuatannya dan bukti-bukti korban telah melahirkan itu dapat menyeret H ke pengadilan.
“Tapi sampai hari ini masih bebas. Engga ditangkap, alasannya kurang cukup bukti. Anehnnya dingakuin perbuatannya,” kata dia.