Situs Adan-Adan ditemukan ungkap eradaban era Kadhiri Singosari
Situs itu berada di kebun durian milik Syamsuddin, warga Kediri.
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) melakukan ekskavasi di situs candi Adan-Adan, di Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Penggalian di kebun durian milik Syamsuddin ini dilakukan untuk meneliti tentang peradaban era Kadhiri dan Singosari, Sabtu (9/4).
"Sebelum melakukan penggalian ini kita melakukan survei di beberapa tempat di Kediri. Dari beberapa lokasi situs Candi Adan-Adan ini yang potensial. Karena ada peninggalan bentuk makara, yang masih ada dan menunjukkan bahwa ini adalah candi. Makara pasangannya kala, biasanya kan kalau direlung-relung posisinya Kala atas, makara di samping-sampingnya. Tetapi kalau yang di ambang pintu seperti di Situs Adan-Adan ini Kalanya di atas pintu candi kemudian makaranya di pintu tangga," kata Sukawati Susetyo, ketua tim ekskavasi dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional kepada merdeka.com.
Ditambahkan Sukawati, karena jarak Makara sama dan arah menghadapnya biasanya candi di Jawa Timur menghadap ke barat ini juga. Buntutnya di timur, agak serong kanan maka dapat dipastikan bahwa ini adalah struktur candi.
Meski ekskavasi sudah dilakukan, tetapi Puslit Arkenas belum bisa memastikan peninggalan di era apakah situs Candi Adan-Adan ini. "Mudah-mudahan peradaban Kadiri, karena kita belum bisa menentukan masa Kediri atau Mataram Hindu. Ini berbeda agak mirip dengan Candi Kidal, di Tumpang Malang," tambah Sukawati.
-
Apa yang ditemukan oleh sukarelawan di situs arkeologi? Sukarelawan yang terlibat dalam penggalian di situs arkeologi menemukan patung kepala wanita Romawi kuno dengan ukiran khas.
-
Apa yang ada di dalam Museum Kenangan Semeru? Museum ini berisi barang-barang kenangan, seperti foto dokumentasi, peralatan rumah tangga, tempat tidur, sofa, dan lain-lainnya.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Kastil Ayanis? Para arkeolog menemukan beberapa artefak bela diri saat melakukan penggalian di sebuah kastil kuno di Turki. Artefak bela diri tersebut berisi tiga perisai perunggu, baju besi, dan sebuah helm perunggu yang berasal dari 2.700 tahun lalu.
-
Di mana situs arkeologi dengan rumah kosong dan terowongan tersembunyi berada? Rumah kosong ini berada di situs arkeologi Distre, Prancis barat, berasal dari sekitar abad ke-10 sampai ke-12.
-
Apa yang ditemukan di Situs Arkeologi Saruq Al-Hadid? Penggalian tersebut menghasilkan harta karun berupa artefak langka, termasuk perunggu, tembikar, dan bejana batu, serta senjata seperti belati, pedang, kapak, panah perunggu dan besi, cangkang hias, ribuan manik-manik yang terbuat dari batu mulia dan semi mulia, berbagai segel lokal dan asing, dan banyak keping emas dan perak yang unik.
-
Bagaimana bentuk terowongan yang ditemukan di situs arkeologi? INRAP menyampaikan, beberapa bagian dalam terowongan sangat sempit dan ada bagian yang ditutup, sementara pada bagian lainnya cukup tinggi, memungkinkan orang bisa berdiri di dalamnya.
Dari pantauan merdeka.com, Puslit Arkenas sudah melakukan layout untuk persiapan penggalian sejak Rabu (7/4). Mereka memberikan tanda dari benang yang di kotak-kotak untuk memprediksi titik-titik candi yang lain. Selain itu dengan mengambil tenaga masyarakat untuk proses penggalian dengan pengawasan ketat.
Alat penggalian semacam bor tanah, linggis berukuran kecil, cetok, cangkul, sikat juga dipakai untuk proses ekskavas ini. "Cukup tidak cukup penggalian hingga tuntas ini akan kita lakukan selama dua minggu. Dan jika nanti diteruskan mungkin tahun depan," ujarnya.
Dari sumber merdeka.com, ekskavasi ini bukan yang kali pertama dilakukan, tetapi sudah kesekian kalinya dilakukan. Salah satunya dari BPCB Trowulan, Kediri. Namun sayangnya,antara BPCB Trowulan dan Puslit Arkenas kurang komunikasi dan terkesan berjalan sendiri-sendiri. Sebab, jika BPCB sudah melakukan ekskavasi maka akan meninggalkan catatan laporan yang bisa dipelajari sebagai pelengkap data, sebab Puslit Arkenas tidak mendapatkan laporan.
Syamsuddin, pemilik lahan lokasi situs Candi Adan-Adan mengaku mendapat pemberitahuan mendadak bakal diadakan penggalian.
"Tiba-tiba saya didatangi oleh orang Pemkab, Pak Camat, Kepala Desa dan tim Puslit Arkenas yang menyatakan akan dilakukan penggalian di pekarangan saya untuk penelitian. Saya sempat kaget sebab dilakukan mendadak dan tidak ada pemberitahuan surat resmi," kata Syamsuddin.
Syamsuddin mengaku hanya mendapatkan imbalan sebesar Rp 1 juta dari Puslit Arkenas terkait penggalian ini.
Meski Syamsuddin menyadari penelitian ini dianggap penting, tetapi dia meminta Puslit Arkenas tidak merusak tanaman durian berbagai jenis varian miliknya.
"Kalau pohon-pohon durian saya rusak ini namanya merugikan. Saya berharap ada saling pengertiannya. Sebab jika tanaman saya rusak, kompensasi yang diberikan sangat tidak seimbang," ucap Syamsuddin.
Baca juga:
Miris, begini potret Situs Warisan Dunia Palmyra pasca ISIS
Penemuan gereja berusia 1.500 tahun di bawah tanah Jalur Gaza
Anggaran belum cair, digitalisasi naskah kuno di Solo terbengkalai
Banyak benda bersejarah ditemukan di area pertanian di Boyolali
Inilah Tangki Air Kuno Termegah di Turki