SMRC: 91,3 Persen warga Indonesia menolak keberadaan ISIS
Peneliti utama SMRC, Saiful Mujani mengatakan, mayoritas warga sudah aware dengan ISIS. Jumlahnya mencapai 66,4 persen. Namun, awareness itu belum diikuti pengetahuan mengenai cita-cita yang diperjuangkan ISIS.
Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) merilis hasil survei terkait pandangan warga negara Indonesia terkait dengan isu terorisme yang dilakukan ISIS.
Peneliti utama SMRC, Saiful Mujani mengatakan, mayoritas warga sudah aware dengan ISIS. Jumlahnya mencapai 66,4 persen. Namun, awareness itu belum diikuti pengetahuan mengenai cita-cita yang diperjuangkan ISIS.
"Mayoritas warga belum aware bahwa khilafah atau negara Islam adalah cita-cita yang diperjuangkan ISIS. Jumlahnya 53,3 persen yang tidak tahu," ujar Saiful saat membacakan hasil survei di kantor SMRC, Cisadane, Jakarta Pusat, Minggu (4/6).
Saiful menyatakan, hampir mayoritas warga Indonesia menolak cita-cita ISIS. Bahkan, sebanyak 91,3 persen warga setuju negara Indonesia harus melarang ISIS.
"Hasil survei kita menunjukkan bahwa sebanyak 91,3 persen warga melarang keberadaan ISIS di Indonesia, mereka sepakat bahwa kelompok tersebut mengancam keutuhan NKRI dan merusak fundamental Ideologi Negara yaitu Pancasila dan UUD 45," katanya.
Menurut Saiful, rasa nasionalisme merupakan faktor paling penting yang memunculkan sentimen negatif warga pada ISIS.
"Bukan sentimen terhadap demokrasi, kondisi sosial, ekonomi, politik, hukum, maupun keamanan," ucapnya.
Dalam memaparkan hasilnya, Saiful juga mengatakan bahwa hampir seluruh rakyat Indonesia menolak keberadaan ISIS di negara yang memiliki ideologi Pancasila dan UUD 45. Menurutnya, rakyat juga siap menjadi relawan dalam bela negara melawan keberadaan ISIS jika memang benar-benar sudah masuk Indonesia.
"Dalam survei ini banyak juga warga yang siap bela negara melawan ISIS untuk tumbuh di Indonesia, karena menurut mereka ini suatu ancaman bagi negara yang bisa merusak keutuhan NKRI," tutupnya.
Survei tersebut dilakukan pada 14-20 Mei 2017 dengan jumlah responden 1.500 orang. Mereka dipilih secara random dengan cara multistage random sampling. Survei dilakukan pada WNI yang berumur 17 tahun atau sudah menikah. Margin of error pada penelitian tersebut sebesar 2,7 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.