Soekarno, penengah kekuatan PKI dan TNI AD
PKI pun terpaksa melunak demi persekutuan dengan Soekarno. Soal poligami , Aidit meminta kader-kader Gerwani tak nyinyir
Sebagai pemimpin besar yang sudah tersohor sampai ke penjuru dunia, Soekarno adalah tempat berlindung kekuatan-kekuatan politik yang ingin berebut pengaruh publik ketika itu. Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah salah satu yang mesra dengan sang proklamator pada era 1950an sampai pertengahan 1960an.
Kemesraan Bung Karno dan PKI yang ketika itu dipimpin DN Aidit memuncak pada tahun 1960, ketika sang pemimpin besar revolusi meluncurkan slogan Nasakom (Nasionalisme, Agama, Komunisme). Dengan kata lain peran PKI sebagai mitra junior dalam pemerintahan Soekarno resmi dilembagakan.
PKI pun terpaksa melunak demi persekutuan dengan Soekarno . Soal poligami misalnya, Aidit meminta kader-kader Gerwani tak terlalu nyinyir mengecam poligami Soekarno . Padahal komunis biasanya paling keras menentang poligami. Begitu pula dengan perebutan tanah, jika bersengketa dengan orang Partai Nasionalis Indonesia, PKI diminta tak terlalu galak.
Saat HUT PKI tahun 1965 pun poster Soekarno yang dibuat tokoh-tokoh Lekra jauh lebih besar daripada toloh komunis macam Lenin dan Stalin.
Namun kedekatan Bung Karno dan PKI bukan berjalan mulus tanpa gangguan. Adalah Angkatan Darat yang menjadi rival berat PKI dalam berebut pengaruh Soekarno .
Sebelum Nasakom dikumandangkan Bung Karno pada bulan Agustus 1959, Angkatan Darat sudah berupaya menggagalkan penyelenggaraan kongres PKI. Namun kongres akhirnya digelar sesuai jadwal, dan ditangani oleh Soekarno sendiri.
Sejumlah fakta sejarah membuktikan, Angkatan Darat mendapat dukungan dari Barat, terutama AS, yang sedang gencar menggalakan imperalisme ke dunia, sesuatu yang bertentangan dengan ideologi komunisme.
Kekhawatiran Barat terhadap makin digdayanya PKI menjadi-jadi ketika dukungan rakyat terhadap Bung Karno juga semakin masif. Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955 membuat popularitas Bung Karno meroket, bukan saja di dalam negeri, bahkan juga di luar negeri, sebagai pejuang anti imperialisme dan anti-kolonialisme.
Belum lagi pada tahun yang sama, pemilu pertama digelar dan PKI mendapat suara yang cukup signifikan dengan menduduki nomor 4 (16,34 %suara, 6 juta lebih pemilih), sesudah PNI (22,32% suara, 8 juta pemilih), Masyumi (20,92 % suara, 7,9 juta pemilih) dan Nahdatul Ulama (18,47 % suara, 6,9 juta pemilih).
Kekhawatiran Barat terhadap sikap Bung Karno dan PKI makin tidak keruan karena makin mesranya persahabatan sang presiden (didukung PKI) dengan RRT, Vietnam, Kamboja, Korea Utara waktu itu. Garis persahabatan dengan negara-negara komunis ini dikenal dengan nama poros Jakarta - Pnompenh – Hanoi – Peking – Pyongyang.
Namun baik PKI dan TNI AD tak ada yang melakukan ofensif. Soekarno menjadi penengah dengan bersikap netral pada kedua kekuatan itu.
Kekhawatiran AS yang telah menunggangi Angkatan Darat akhirnya pecah lewat peristiwa Gerakan 30 September 1965.
PKI yang dituding sebagai dalang pembunuhan oleh Angkatan Darat akhirnya dibumihanguskan. Jutaan pengikutnya dibantai sampai akhirnya Soekarno terjungkal dari kekuasaannya pada 1967. Saat kekuatan penengah itu tak ada, TNI meng-KO sekali pukul.
Sejarawan Asvi Warman Adam menyebutnya sebagai Kudeta Merangkak yang diskenariokan dan sukses dioperasikan Soeharto.
-
Kenapa PKI dan TNI AD berkonflik? Rivalitas antara PKI dan TNI AD mencapai puncaknya tahun 1965.
-
Siapa Jenderal TNI yang pernah menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan? Tokoh militer TNI-AD asal Jambi ini merupakan satu-satunya Jenderal yang menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan. Edi Sudrajat, mungkin bagi banyak orang tidak mengetahui siapa sosok dibaliknya.
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Bagaimana TNI AU mengebom Purwodadi yang dikuasai PKI? TNI AU Mengebom Purwodadi yang dikuasai PKI. Serangan udara itu berhasil membuat pasukan PKI kocar-kacir dan batal melakukan eksekusi pada sejumlah tawanan. Kadet Udara I Aryono menerbangkan pesawat, sementara Kapten Mardanus duduk di belakangnya menjadi observer udara. Mereka terbang rendah kemudian menjatuhkan bom di komplek kantor kabupaten. Misi itu sukses.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.