Sosok Ini Didukung Gantikan Gus Miftah Jadi Utusan Khusus Presiden
Jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan masih kosong setelah pengunduran diri Gus Miftah.
Presiden Prabowo Subianto belum menentukan pengganti Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah, usai memutuskan mundur dari Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Nama Ketua Ormas Rekat Indonesia Raya Eka Gumilar muncul dan dinilai layak untuk menduduki jabatan yang ditinggalkan Gus Miftah tersebut. Dukungan datang dari Ketua Umum Generasi Cinta Negeri (Gentari) Habib Umar Alhamid.
- Tokoh Muda NU Digadang Gantikan Gus Miftah sebagai Utusan Presiden, Ini Pesan Kiai Karismatik Banyuwangi
- Jabat Utusan Khusus Presiden Cuma 1,5 Bulan, Apa yang Sudah Dikerjakan Gus Miftah?
- Sambil Menangis, Gus Miftah Beberkan Alasan Mundur dari Utusan Khusus Presiden
- Gus Miftah Jadi Utusan Khusus Presiden, Ternyata Bukan dari Keluarga Sembarangan ada Darah Keturunan Bangsawan
"Kalau beliau (Eka Gumilar) ada di pemerintahan, beliau bisa membantu presiden Prabowo. Itu sangat baik untuk Pak Prabowo," ujar Umar kepada wartawan, Sabtu (14/12).
Menurut Habib Umar, Eka Gumilar memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk membantu pemerintahan Prabowo. Integritas dan loyalitas Eka Gumilar juga tidak perlu diragukan. Eka bisa bergaul dengan kolompok dan golongan manapun.
"Orangnya mudah beradaptasi dan orangnya juga berakhlak serta memiliki pengetahuan keagamaan yang cukup," ujarnya.
Selain itu, dia menjelaskan Eka dan Rekat Indonesia Raya kerap menggelar seminar, dialog, dan simposium. Forum yang diinisiasi Eka Gumilar ini peserta tokoh-tokoh nasional sampai daerah.
"Mulai dari Aceh sampai Papua yang hadir kalau beliau mengadakan acara. Itu artinya beliau ini mudah bergaul dengan siapapun. Menurut saya cocok sekali, baik sekali bisa memberikan pengertian luas kepada masyarakat luas. Jadi saya sangat mendukung beliau di pemerintahan pak Prabowo ini," jelasnya.
Sementara itu, pengamat politik senior, Muhammad AS Hikam mengatakan bahwa Prabowo memiliki hak proregatif menunjuk pengganti Gus Miftah.
"Itu hak proregatif presiden, mau nunjuk siapa boleh saja," ucapnya.
Namun demikian, menurut As Hikam, orang yang bakal ditunjuk pengganti Gus Miftah harus diseleksi secara ketat. Pengganti Gus Miftah tersebut harus memiliki kapasitas dan bisa menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
"Harus diseleksi. Presiden kan mempunyai tim yang sangat kuat, di mana-mana bisa diminta untuk menyelidiki apa punya kualitas apa enggak. Apakah dia punya kualifikasi Pengalamannya, pendidikannya, atau senioritasnya dan sebagainya. Jangan karena viral tapi karena kapasitas," paparnya.
"Yang penting itu punya kualitas dan kapasitas untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi," pungkas AS Hikam yang juga mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) di era Presiden Keempat Abdurrahman Wahid ini.
Prabowo Cari Pengganti
Terkait posisi yang ditinggalkan oleh Miftah, Prabowo sebelumnya mengungkapkan bahwa pemerintah akan segera mencari sosok pengganti yang memiliki keahlian di bidang kerukunan antarumat beragama.
Menurut dia, proses pencarian ini akan melibatkan berbagai pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta organisasi keagamaan lainnya.
"Kita akan meminta masukan dari pihak-pihak yang memahami isu ini, termasuk dari ormas keagamaan," ungkap Prabowo.
Ia menekankan bahwa pengganti Miftah harus memiliki kemampuan untuk mendukung misi besar pemerintah dalam memperkuat toleransi dan harmoni di antara berbagai agama.