Sudah 10 Hari Gelombang Laut Tinggi, Nelayan di Lumajang Tidak Bisa Melaut
Para nelayan terpaksa tidak melaut saat ombak besar karena sangat membahayakan keselamatan.
Sejumlah nelayan di Pantai Dampar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur tidak bisa melaut. Hal ini dikarenakan kondisi gelombang tinggi di pantai selatan yang tidak memungkinkan untuk menjalankan perahu-perahu untuk mencari ikan.
Sudah 10 hari para nelayan di Pantai Selatan Dampar, ini tidak bisa melaut. Hal ini terjadi akibat tingginya gelombang pantai sejak sepekan terakhir, yang mencapai lebih dari 2 meter.
- Makhluk Laut Berwarna Merah dengan Tubuh Bergelombang Muncul di Jepang, Begini Penampakannya
- Kapal Nelayan Asal Rembang Bermuatan 16 ABK Tenggelam di Karimunjawa, Begini Kesaksian Korban Selamat
- Mengenal Orang Sekak, Suku Asli Bangka Belitung yang Hidup Berdampingan dengan Laut
- Nelayan Indramayu Curhat Dipalak Bajak Laut, Ganjar: Kita Sikat
Kapal-kapal nelayan nampak terparkir rapi berjejer di tepi pantai. Para nelayan terpaksa tidak melaut saat ombak besar karena sangat membahayakan keselamatan.
Kondisi ini dimanfaatkan sejumlah nelayan untuk melakukan perawatan pada perahu serta membenahi perlengkapan mulai mesin hingga jaring ikan, sambil memantau perkembangan kondisi gelombang.
"Sekitar 1 mingguan sudah tidak cari ikan gara-gara gelombang tinggi, ya bisanya beres-beres ngurus mesin biar tidak rusak," kata Sumali, salah seorang nelayan pada Minggu (8/9).
Purwo, salah seorang nelayan lain juga mengaku apabila nekad melaut bisa berpotensi membahayakan diri.
"Membahayakan, minimal bisa melaut kalau sudah landai ombaknya," kata Purwo.
Sementara itu, tingginya gelombang menjadi pukulan bagi roda ekonomi nelayan. Mereka tidak mendapatkan pemasukan uang. Untuk bertahan hidup, sejumlah nelayan mengaku mencari pekerjaan lain, termasuk menjadi buruh tani.
Berdasarkan prediksi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), potensi gelombang tinggi terjadi di sejumlah perairan di Indonesia hingga tanggal 12 September 2024 nanti, di antaranya perairan Samudra Hindia Selatan Banten hingga Jawa Timur.