Sudah saatnya pasukan elit TNI ambil alih penangkapan Santoso
UU No.34 tahun 2004 tentang TNI menyebutkan, tugas TNI selain perang yakni mengatasi gerakan separatisme bersenjata.
Sejak Polri menerapkan operasi camar maleo I sampai IV periode Januari 2015 - Januari 2016, gembong teroris paling dicari di Indonesia, Santoso alias Abu Wardah, tak kunjung tertangkap.
Operasi penangkapan kelompok Santoso pun berubah menjadi Tinombala di bawah komando Wakapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Kombes Pol Leo Bona Lubis. Operasi Tinombala dimulai 9 Januari sampai 9 Maret 2016 melibatkan sedikitnya 2.500 pasukan gabungan TNI-Polri. Masa operasi Tinombala diperpanjang hingga September 2016.
-
Kapan HUT Kopassus diperingati? Kopassus didirikan pada tanggal 16 April 1952. Selamat ulang tahun ke-72, Kopassus!
-
Kapan Diah Permatasari bersama Marco mencoblos di TPS? Pada tanggal 14 Februari 2024, Diah Permatasari bersama putra keduanya, Marco, hadir di TPS untuk mencoblos.
-
Apa yang menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD? Soegito lulus Akademi Militer dan bergabung dengan Korps Baret Merah yang saat itu bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pasukan elite ini menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD. Berbagai penugasan tempur pernah dijalani oleh Soegito. Termasuk terjun ke Dili saat Indonesia menyerbu Timor Timur.
-
Apa itu Tas Koja? Usut punya usut, benda tersebut bernama tas Koja yang selama ini menjadi andalan warga Baduy saat beraktivitas. Ternyata tas ini terbuat dari kulit pohon yang dirajut, dengan kemampuan menahan beban yang cukup berat.
-
Sejak kapan Soto Podjok Kediri eksis? Terdapat tempat nyoto legendaris di Kota Kediri, Jawa Timur. Kabarnya, warung ini sudah eksis sejak 1926 silam.
-
Kapan Kaisar Konstantin berkuasa? Kuil ini diyakini berasal dari antara tahun 324 dan 337 saat Konstantin berkuasa.
Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana Muda TNI (Purn) Soleman B Ponto ikut angkat bicara. Menurutnya, sudah saatnya TNI ambil alih operasi Tinombala dan menangkap kelompok Santoso.
Langkah ini sudah sesuai undang-undang nomor 34 tahun 2004 tentang TNI. Di mana dalam pasal 7 ayat 2 mengamanatkan tugas operasi TNI selain perang yaitu mengatasi gerakan separatisme bersenjata, mengatasi pemberontakan bersenjata dan mengatasi aksi terorisme.
"Kalau Santoso punya pengikut banyak maka penyelesaiannya boleh dengan operasi militer oleh TNI dengan turunkan pasukan elit," kata Laksda TNI (Purn) Soleman B Ponto saat berbicang dengan merdeka.com, Senin (28/3).
Menurutnya, jika pasukan elit TNI sudah turun tangan memburu kelompok Santoso, maka aparat kepolisian tak perlu ikut campur. Polri cukup memberikan informasi akurat perihal pergerakan kelompok Santoso, urusan eksekusi serahkan pada pasukan khusus TNI.
"Kalau Santoso itu benar-benar ada, menurut saya sudah saatnya TNI turun tangan," tegasnya.
Dorongan agar pasukan TNI mengambil alih perburuan terhadap kelompok Santoso juga sempat diutarakan Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa. Menurutnya, pengejaran Santoso dan kelompoknya seharusnya melalui operasi gabungan dengan melibatkan pasukan khusus TNI, bukan hanya mengandalkan Densus 88 Antiteror. Desmond menduga seolah ada pembiaran sehingga kelompok Santoso tak ditangkap.
"Kenapa Kopassus enggak dilibatkan dari dulu, kesannya kan seperti dipelihara," kata Desmond.
Dalam pandangannya, tidak heran jika kesan diperlihara muncul lantaran operasi perburuan Santoso ini sudah memakan waktu lebih dari satu tahun. Sehingga muncul isu Santoso sengaja tidak ditangkap dan menunggu momen yang pas.
"Seharusnya operasi gabungan dari dulu. Kalau hanya Densus 88 nanti mereka salah bunuh lagi. Kan sudah ada yang begitu, ada penolakan dari masyarakat sekarang atas Densus. Ada Denjaka segala macam. Kenapa itu tidak dilibatkan?," kata politisi Gerindra ini.
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan tak menampik, melumpuhkan kelompok Santoso tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Apalagi peperangan dengan Kelompok Santoso dilakukan secara gerilya. Jebolan Kopassus ini meyakini, tentara Amerika pun tidak serta merta bisa melumpuhkan gerilyawan dalam waktu singkat.
"Perang gerilya tuh enggak kayak matematika. Seluruh dunia operasi antigerilya itu enam bulan selesai? enggak ada. Amerika secanggih apa, siapa juga enggak bisa cepet selesai. Israel canggih enggak selesai juga. Inggris tuh lihat enggak selesai juga," kata Luhut.
Untuk diketahui, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat memasukkan nama Santoso ke dalam daftar Teroris Global. Santoso dikenal sebagai militan asal Indonesia yang pernah berbaiat kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Santoso alias Abu Wardah diyakini bersembunyi di hutan Sulawesi. Dia merupakan pemimpin dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Kelompok MIT juga masuk dalam daftar Teroris Global versi AS.
"Keputusan hari ini memberitahukan kepada warga AS dan komunitas Internasional bahwa Santoso terlibat aktif dalam terorisme," kata pernyataan Kemlu AS kemarin, seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (23/3).
Baca juga:
Teroris Santoso sulit ditangkap, BNPT & Densus 88 harus diaudit
Punya pasukan terbaik, Indonesia tak butuh AS buru teroris Santoso
Kepala operasi Tinombala sebut kelompok Santoso mulai terpecah
5 Wartawan asing diusir di Poso karena hanya izin liputan di Aceh
Komisi III DPR minta Amerika tak diberi ruang ikut buru Santoso
Anggota DPR yakin Santoso mudah ditangkap jika Kopassus dilibatkan