Suhu Panas di Indonesia Begitu Mengganggu, Ternyata Ini Penyebabnya
Kenaikan suhu udara ini diduga akibat perubahan iklim yang menganggu kehidupan masyarakat.
Kenaikan suhu udara ini menganggu kehidupan masyarakat.
Suhu Panas di Indonesia Begitu Mengganggu, Ternyata Ini Penyebabnya
Suhu udara sedang panas-panasnya sebulan terakhir. Kenaikan suhu udara ini diduga akibat perubahan iklim yang menganggu kehidupan masyarakat.
Isu perubahan iklim ini menjadi perhatian Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO). MASINDO membahas mengenai permasalahan publik di berbagai sektor, termasuk sektor lingkungan.
Salah satunya mengenai isu perubahan iklim. Dia mencontohkan, begitu mengganggunya perubahan suhu udara tersebut bagi kehidupan masyarakat.
- Pengangguran di Indonesia Masih Banyak, Ternyata Ini Biang Keroknya
- Ternyata Sudah Banyak Wilayah Indonesia yang Tenggelam Permanen
- Kejinya Pasukan Belanda di Aceh Bunuh Warga Satu Desa, 1 Anak Kecil Disisakan Ini potretnya
- Penuh Bahaya, Kisah Kakek Anies Baswedan Bawa Surat 'Sakti' dari Mesir ke Tanah Air
"Mungkin kita sadari pada bulan bulan terakhir ini kita kalau tidur malam panas banget, AC pun suhunya paling rendah,"
ujar Pengamat Kebijakan Publik Center of Youth and Population Research (CYPR), Boedi Rheza saat sesi diskusi, Selasa (12/9).
merdeka.com
Reza menjelaskan, perubahan iklim berkontribusi besar dalam memengaruhi kenaikan suhu, khususnya di Indonesia. Suhu udara makin panas juga disebabkan emisi gas rumah kaca.
"Nah ternyata perubahan iklim ini efek dari emisi gas rumah kaca itu membuat kenaikan suhu," papar Rheza.
Dia mengatakan, perubahan iklim juga bersumber dari aktivitas umat manusia yang banyak menyumbang karbon dioksida yang menghasilkan efek gas rumah kaca.
"Sebenernya definisi dari perubahan iklim itu adalah akibat pada aktivitas dari manusia, terutama yang menggunakan sumber energi fosil," ujarnya.
"Apalagi ditambah kita menghadapi emisi gas rumah kaca, gas rumah kaca itu contohnya karbon dioksida," sambung Reza.
Ketua MASINDO, Dimas Syailendra Ranadireksa, menjelaskan upaya sadar risiko perlu diimplementasikan oleh semua pihak dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, diperlukan peran masyarakat secara aktif dengan meningkatkan kesadaran untuk tidak mengesampingkan risiko dan aktif mencari informasi guna mencegah terjadinya masalah publik.
"Secara berkelanjutan, MASINDO memasyarakatkan nilai sadar risiko melalui edukasi, diskusi publik, advokasi media, kampanye sosial, kajian, dan informasi berbasis bukti ilmiah,"
ujar Dimas.
Peneliti Utama Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Dede Anwar Musadad menjelaskan untuk merealisasikan Visi Indonesia Emas Tahun 2045 diperlukan implementasi manajemen risiko dalam kehidupan sehari-hari.
"Berbicara mengenai Visi Indonesia Emas 2025, kita harus optimistis. Dalam ilmu kesehatan, kehidupan adalah bagaimana mengelola risiko. Jadi kita harus bersiap menghadapi risiko ke depan. Kami juga memberikan apresiasi kepada MASINDO yang telah berjuang dalam membangun awareness masyarakat untuk mulai sadar risiko," jelasnya.