Sumbang APD ke IDI, Ibas Ibaratkan Perang Tanpa Senjata Lawan Covid-19
"Kami merasakan keprihatinan tenaga medis. Bagaikan tentara di garis perbatasan yang hendak berperang, tetapi tidak dibekali dengan senjata," ucap wakil rakyat dari daerah pemilihan Jawa Timur (Jatim) VII tersebut.
Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengapresiasi peran dokter, tenaga medis, dan relawan dalam penanganan pandemi Covid-19. Ibas berharap, agar pemerintah segera mempercepat serapan anggaran kesehatan.
Ibas juga meminta distribusi peralatan kesehatan terus dimaksimalkan.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Bagaimana Edhie Baskoro Yudhoyono tampil di tanah suci? Di tanah suci, Ruby dan Edhie tampil dalam busana muslim baby blue.
-
Siapa yang diajak Anies Baswedan untuk mendirikan partai politik? Menarik ya karena waktu kami sempat bermitra didukung partai Gerindra dan PKS saat itu, kita pernah berdiskusi tentang mendirikan partai,
-
Apa yang diusulkan oleh Partai Demokrat terkait penunjukan Gubernur Jakarta? Hal senada juga disampaikan Anggota Baleg Fraksi Demokrat Herman Khaeron. Dia mengatakan, pihaknya tetap mengusulkan agar Gubernur Jakarta dipilih secara langsung. "Kami berpandangan tetap, Pilgub DKI dipilih secara langsung. Bahkan wali kota juga sebaiknya dipilih langsung," kata Herman Khaeron.
“Saya menaruh hormat yang luar biasa kepada para dokter 'pahlawan tanpa tanda jasa' yang berada di garis terdepan, dibantu oleh para perawat dan tim medis atas upaya-upaya untuk memastikan sukses penanganan kesehatan dan keselamatan masyarakat,” kata Ibas, Senin (13/7).
Menurut Ibas, distribusi peralatan kesehatan perlu menjadi perhatian serius. Ibas juga menyatakan, Demokrat berkomitmen mengawal setiap kebijakan penanganan Covid-19 dari pemerintah.
"Kami merasakan keprihatinan tenaga medis. Bagaikan tentara di garis perbatasan yang hendak berperang, tetapi tidak dibekali dengan senjata," ucap wakil rakyat dari daerah pemilihan Jawa Timur (Jatim) VII tersebut.
Sebelumnya, Fraksi Demokrat telah memberikan 600 paket alat pelindung diri (APD) untuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Ibas menyerahkan secara simbolis bantuan itu kepada Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Daeng M Faqih di Ruang FPD, Gedung Nusantara I DPR, Jakarta, Jumat (10/7). Ibas didampingi Marwan Cik Hasan, Dede Yusuf dan Aliyah Mustika.
"Alhamdulillah walaupun sedikit, tidak sebesar pertolongan yang memang dibutuhkan Tanah Air. Kami menggalang support (dukungan) dari internal kader, anggota Fraksi Demokrat dan dari jejaring lainnya yang kemudian kita menyerahkan bantuan-bantuan secara langsung dan secara nasional," ungkap Ibas saat audiensi dengan IDI.
Pada kesempatan itu, Ibas menjelaskan, bantuan dalam rangka penanganan Covid-19 bukan pertama kali dilakukan Fraksi Demokrat. Ibas menuturkan fraksi dan jajaran Demokrat di pusat dan daerah, sudah bergerak sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Ibas mengungkap, Demokrat telah melakukan Gerakan Nasional Demokrat Lawan Corona serta Gerakan Nasional Demokrat Peduli dan Berbagi.
Bantuan yang sudah diberikan antara lain seperti APD, masker medis, masker kain, mikro ventilator, sarung tangan, wastafel portable, vitamin, penyemprotan disinfektan, hand sanitizer, sabun cuci tangan, hingga uang tunai dan paket sembako. Menurut Ibas apabila dikonversi, nilainya mencapai sekitar di atas Rp220 miliar.
“Prinsip kami, orang yang kuat membela dirinya sendiri, tetapi orang kuat yang lebih kuat membela orang lain,” tegas Ibas.
Sementara itu, Daeng menuturkan, terdapat beberapa faktor yang mendorong kenaikan jumlah positif Covid-19 di Indonesia. Misalnya peningkatan pemeriksaan orang yang datang ke rumah sakit. Demikian halnya pelacakan dari kasus positif meningkat di lokasi tertentu.
Daeng mengatakan, proses diagnostik kasus Covid-19 memang cukup lamban.
“Kemampuan laboratorium masih sangat terbatas, sehingga antrean sampel yang sangat banyak membutuhkan waktu kisaran 1-2 minggu hingga sampel atau diagnosanya bisa diketahui. Persoalan ini mesti segera ada solusinya dalam menghadapi kondisi yang penuh keterbatasan,” ungkap Daeng.
Sementara itu, Ketua Satgas PB IDI, Zubairi mengatakan, ketika pemerintah mulai melonggarkan pembatasan di berbagai wilayah, jumlah tenaga medis yang meninggal bertambah. IDI mencatat, 48 dokter tutup usia di tengah wabah hingga 8 Juli 2020.
“Sebagian dokter meninggal setelah kontak dengan pasien tanpa gejala yang berobat ke klinik mereka. Selain dokter, 41 perawat tutup usia setelah terinfeksi virus corona,’’ kata Zubairi.
(mdk/rnd)