Survei Kemendikbud Sebut Banyak Anak yang Rindu Sekolah
"Tapi begitu lama tak bertemu dengan gurunya ternyata dirindukan. Itu hasil survei kami,"
Pelaksana Tugas Direktur Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Abdoellah mengungkapkan anak-anak rindu pergi ke sekolah selama masa pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 memaksa sekolah melakukan pembelajaran jarak jauh via daring untuk mencegah penularan virus.
"Jadi anak-anak ini ternyata walaupun kadang kala di sekolah itu mungkin ada yang suka, tidak suka. Tapi begitu lama tak bertemu dengan gurunya ternyata dirindukan. Itu hasil survei kami," ungkap Abdoellah dalam sebuah diskusi daring pada Kamis (23/7).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan anak yang terinfeksi gondongan bisa menularkan virus? Anak yang terinfeksi bisa menularkan virus sejak beberapa hari sebelum gejala muncul hingga lima hari setelah gejala berakhir.
Abdoellah mengatakan kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi menimpa anak-anak di seluruh dunia. "Bahkan ada sekitar 1,3 miliar anak sekarang itu tidak bisa sekolah seperti biasanya. Sehingga mau tidak mau, entah dipaksa atau terpaksa, salah cara yang dilakukan adalah melalui pembelajaran jarak jauh," ucap dia.
Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh atau sering disebut PJJ, memang ada anak-anak dan orang tua yang merasa kesulitan. Namun, menurutnya, sebanyak 47 persen rumah tangga yang memiliki akses internet, namun mereka tetap merasa kesulitan menggunakan pelbagai perangkat pembelajaran daring.
"Tapi tidak semuanya itu lihai dalam menggunakan smartphone-nya atau internetnya itu untuk pembelajaran jarak jauh," papar dia.
Dia juga menambahkan, banyak orang tua merasa kesulitan mendidik anaknya selama di rumah. Berbeda dengan guru yang dibekali ilmu pedagogi.
"Nah mungkin bisa disadari kalau guru-gurukan sudah dibekali tentang pedagogi sehingga bisa menyelami dan bagaimana mengatasi anak. Nah inilah yang tampaknya perlu ada komunikasi yang berkualitas antara orangtua dan guru," harap dia.
Reporter: Yopi Makdori
Baca juga:
Hari Anak Nasional, Mendikbud Berpesan Pandemi Jangan Patahkan Semangat Belajar
KPAI Sebut Banyak Siswa Stres Hingga Putus Sekolah Akibat Pembelajaran Jarak Jauh
Kemendikbud Sebut Ada Tiga Skema Pembiayaan Program Organisasi Penggerak
Lolos POP Kemendikbud, Tanoto Foundation Bakal Pakai Dana Mandiri
DPR Sebut Program Organisasi Penggerak Kemendikbud Belum Punya Payung Hukum