Survei Terbaru Indikator Politik Pilkada Jabar: Elektabilitas Dedi Mulyadi-Erwan Unggul Telak dari 3 Paslon
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi megatakan Pilkada Jabar kali ini tidak kompetitif.
Lembaga Indikator Politik merilis hasil survei terbarunya terkait Pilkada Jabar. Dari empat pasangan calon yang berlaga, elektabilitas pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan paling unggul.
Elektabilitas pasangan nomor urut 4 itu paling moncer dengan perolehan suara 75,7 persen. Disusul pasangan nomor urut 3, Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie dengan 13,8 persen.
- Survei Indikator: Warga Ibukota Belum Bergeming Pilih Kaesang Pangarep di Pilkada Jakarta
- Survei Terbaru Indikator Sepekan jelang Pencoblosan: Prabowo 51,8%, Anies 24,2%, Ganjar 19,6%
- Survei Pilpres Terbaru Indikator di Jatim: Prabowo-Gibran 56,2%, Ganjar-Mahfud 19,9%, Anies-Cak Imin 15,7%
- Survei Indikator Politik: Target Hattricknya PDIP di 2024 Terganjal Gerindra
Lalu pasangan nomor urut 1, Acep-Gita berada di angka 4,2 persen dan pasangan nomor urut 2, Jeje-Ronald di posisi buncit 2,7 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, Pilkada Jabar kali ini tidak kompetitif. Berdasarkan pengalamannya, pemenang kontestasi perebutan kursi Jabar 1 biasanya meraup tak lebih dari 40 persen suara.
“Saya belum pernah melihat Pilkada antara peringkat pertama dan kedua timpangnya begitu besar. Ini calon banyak tapi kurang kompetitif," ujar Burhanuddin.
Survey tersebut dilakukan periode 3-12 Oktober 2024 melibatkan 1.200 responden dengan margin of error +- 2,9 persen dan tingkat kepercayaan menyentuh angka 95 persen.
Dedi Mulyadi & Syaikhu Tak Mau Terbuai Hasil Survei
Menanggapi hal itu, Dedi Mulyadi mengaku enggan bersantai. Bagi dia, fokusnya di masa kampanye adalah menebalkan dukungan dan menambah potensi suara saat masa pencoblosan. Di beberapa kesempatan, ia mengumpulkan kader Partai Gerindra untuk mematangkan pemenangan melalui konsolidasi.
"Para kader Gerindra diperkuat basis organisasinya dari tingkat anak ranting, DPC sampai DPD untuk terus mengkonsolidasikan kemenangan," ucap Dedi.
Namun demikian, katanya, melihat hasil survei itu setidaknya membuktikan tren kampanye hitam tidak mempan. Bagi dia, hal ini adalah sebuah kemajuan. Pernyataan itu merujuk pada pernyataan-pernyataan sebelumnya yang menyebutkan bahwa dirinya kerap diserang berbagai isu negatif.
Meski tak menyebut secara rinci isu apa yang menyerangnya, namun, ia memastikan tidak akan membawa hal ini ke ranah hukum. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) diminta untuk bekerja dan tegas menerapkan aturan.
"Isu SARA tidak laku lagi di Jawa Barat dan malah mendapat sentimen negatif. Lebih baik berkeliling bertemu warga menyelesaikan problem masyarakat," ucap dia.
Sementara itu, pesaing terdekat Dedi Mulyadi, yakni Syaikhu masih optimistis bisa mendapatkan hasil maksimal dalam Pilkada Jabar. Dirinya fokus mendatangi wilayah dengan basis kekuatan PKS, sekaligus menjaring dukungan.
Terbaru, ia mendapat dukungan dari ratusan tokoh dan masyarakat Kota Bekasi. Di wilayah itu, ia menargetkan bisa mendapatkan 80 persen suara yang juga bisa menyumbang kemenangan calon PKS yang bertanding di Pilwalkot Bekasi.
"Saya apresiasi bahwa ini bagian yang diungkapkan oleh masyarakat Kota Bekasi khususnya di Bekasi Utara mereka mau mendeklarasikan untuk pemenangan pasangan ASIH dan Heri-Solihin," ucap Syaikhu.
"Kita berharap Kota Bekasi termasuk Bekasi Utara insya Allah pada target 80 persen bisa kita dapatkan. Rata-rata di 75 persen di basis-basis kita, ini karena menyesuaikan juga dengan Depok, setara rasanya Bekasi ini dengan Depok," pungkasnya.