Tak ada soal huruf braille, siswa tunanetra sulit kerjakan UN
Permasalahan huruf braille tersebut sudah pernah terjadi pada UN tahun sebelumnya.
Para peserta ujian nasional (UN) di kota Solo, Jawa Tengah, khususnya penyandang tunanetra mengalami kesulitan saat mengerjakan soal. Lantaran pemerintah tak menyediakan soal dengan huruf braille. Merekapun harus mengerjakan soal dengan cara dibacakan terlebih dahulu oleh guru pendamping.
Persoalan tersebut ditemui di SLB YKAB Solo, Jawa Tengah. Sebanyak 4 siswa tunanetra mengikuti ujian nasional hari pertama, dengan mata uji Bahasa Indonesia.
Kepala SLB YKAB Solo, Ali Shabran menyesalkan tak adanya soal dengan huruf braille bagi Siswanya. Menurutnya tak adanya soal berhuruf braille tersebut akan menghambat proses ujian.
"Tapi siswa kan daya tangkapnya berbeda-beda. Ada yang cepat ada yang kurang cepat. Tentu ini bisa memakan waktu," ujar Shabran kepada wartawan, Senin (5/5).
Menurut Shabran, dalam ujian ini, para siswa tunanetra hanya menerima lembar jawaban dan lembaran kertas kosong untuk menyalin soal.
"Soal yang dibacakan guru harus disalin siswa dalam huruf braille dulu. Kemudian dijawab dalam lembar jawaban yang ada. Ini butuh konsentrasi ekstra dari siswa untuk menyimak soal yang dibacakan," katanya.
Menurut Shabran permasalahan huruf braille tersebut sudah pernah terjadi pada UN tahun sebelumnya.
Pihak sekolah, katanya, sudah menyampaikan jauh-jauh hari. Namun ternyata saat pelaksanaan UN soal berhuruf braille tidak dicetak juga.
"Kami kecewa tidak ada soal berhuruf braille. Ini pasti akan merugikan siswa. Kami berharap besok ada huruf braille. Terlebih besok ujiannya matematika, yang ada gambarnya. Kalau hanya dibacakan guru pendamping, tentu merugikan siswa," pungkasnya.