Tanah Longsor, 1.105 Warga Ile Boleng Flores Timur Kehilangan Tempat Tinggal
Desa Nelelamadike atau yang terkenal di kalangan penduduk dengan sebutan Kampung Lamanele itu menjadi lokasi terparah yang diterjang tanah longsor.
Tim Pos Komando (Posko) Desa Nelelamadike, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, melaporkan sebanyak 1.105 jiwa penduduk di kecamatan setempat kehilangan tempat tinggal akibat musibah tanah longsor, Ahad (4/4). Ketua Tim Posko Nelelamadike, Servulus Satel Demoor, di Flores Timur mengatakan penduduk tersebut berasal dari tiga desa di Kecamatan Ile Boleng, di antaranya Nelelamadike sebanyak 645 orang, Nobo sebanyak 363 orang, dan Neleblolong sebanyak tujuh orang.
Desa Nelelamadike atau yang terkenal di kalangan penduduk dengan sebutan Kampung Lamanele itu menjadi lokasi terparah yang diterjang tanah longsor.
-
Kapan tanah longsor terjadi di Banjar Dinas Ngis Kaler? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Dimana tanah longsor terjadi di Kabupaten Karangasem? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Mengapa tanah longsor terjadi? Selain itu, waspada juga jika halaman atau lantai pada rumah tiba-tiba ambles, adanya tanah yang runtuh dalam jumlah yang besar, serta munculnya mata air secara tiba-tiba.
-
Dimana tanah longsor terjadi di Tana Toraja? Bencana tanah longsor terjadi di Dusun Palangka, Kecamatan Makale, dan Dusun Putu, Lembang Randang Batu, Kecamatan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja pada Sabtu (13/4) malam.
-
Di mana saja bencana tanah longsor terjadi di Jawa Tengah? Cuaca ekstrem dalam beberapa hari belakangan membuat sejumlah daerah di Provinsi Jawa Tengah dilanda bencana longsor dan tanah bergerak. Salah satu bencana longsor itu terjadi di Desa Tundagan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, pada Minggu (3/3) petang. Bencana longsor juga terjadi di Dukuh Secang, Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Sragen.
-
Kapan tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
"Sebanyak 55 orang dari total 645 orang meninggal dunia, satu lainnya masih dalam pencarian. Warga yang luka-luka sebanyak 34 orang. Semuanya di Desa Nelelamadike," katanya, dilansir Antara, Jumat (9/4).
Korban meninggal dari kelompok bayi dan balita sebanyak delapan orang, kelompok anak-anak tujuh orang, kelompok remaja enam orang, dewasa sebanyak 19 orang serta lansia 16 orang. Tanah longsor disertai terjangan bebatuan dari lereng Gunung Ile Boleng juga merusak total 50 dari total 318 rumah warga di Desa Nelelamadike, sepuluh unit di antaranya rusak berat, sembilan unit rusak ringan dan 31 unit tertimbun tanah longsor dan batu.
Di lokasi yang sama, sebanyak dua jembatan dan dua jalan umum dilaporkan mengalami kerusakan. Rumah rusak juga dilaporkan terjadi di Desa Nobo. 14 unit rusak berat dan 23 unit lainnya rusak ringan.
"Desa Neleblolong ada dua rumah yang tertimbun," katanya.
Ribuan penduduk yang kini kehilangan tempat tinggalnya mengungsi di sepuluh tempat penampungan sementara yang tersebar di Kecamatan Ile Boleng. "Lokasi pengungsian ada di SDN Nelelamadike, Balai Desa Nelelamawangi 1 dan 2, rumah warga Nelelamadike, Desa Neleblolong, Desa Duablolong, Desa Lewopao, Desa Lewat, Desa Watomae, dan Desa Harubala," katanya.
Hingga saat ini satu orang hilang di Desa Nelelamadike masih dalam proses pencarian oleh tim gabungan TNI-Polri beserta Basarnas.
Baca juga:
Kepala BNPB Minta Prioritaskan Penanganan Kelompok Rentan Korban Banjir Bandang NTT
Rela Tinggalkan Pekerjaan, Warga Flores Timur Berkerumun Sambut Jokowi
4.104 Rumah Warga di Malaka NTT Rusak akibat Banjir dan Longsor
BMKG Ingatkan Penduduk Flores Timur Waspadai Banjir Bandang Susulan
Ratusan Hewan Ternak di Malaka Mati Diterjang Banjir Bandang
Donatur Terlalu Ribet, Warga Korban Bencana NTT Suruh Bantuan Dibawa Pulang Kembali