Tenggelamnya KMP Yunicee, Kabar Duka dari Selat Bali
Kecelakaan di perairan Indonesia kembali terjadi. Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee tenggelam di Selat Bali, dekat Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Selasa (29/6) sekitar pukul 19.12 Wita.
Kecelakaan di perairan Indonesia kembali terjadi. Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee tenggelam di Selat Bali, dekat Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Selasa (29/6) sekitar pukul 19.12 Wita.
KMP Yunicee merupakan kapal penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. Kapal ini memiliki panjang 56,5 meter dan lebar 8,6 meter, berwarna putih strip merah biru.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
Saat kejadian, KMP Yunicee sedang menunggu antrean untuk menurunkan penumpang di Pelabuhan Gilimanuk. Kapal itu dilaporkan membawa 16 ABK, 41 penumpang, dan 40 unit kendaraan.
Sejumlah informasi menyebut KMP Yunice dihantam ombak dan angin kencang saat mengantre untuk bersandar dan menurunkan penumpang. Kapal itu terbawa arus ke arah selatan, kemudian mengalami kemiringan, terbalik, dan tenggelam.
Kapal yang ada di perairan itu langsung menyelamatkan para penumpang dan ABK. Tim SAR gabungan pun dikerahkan.
"Tim terdekat yang kami kerahkan dari Pos SAR Jembrana dan Pos SAR Buleleng, selanjutnya menyusul personel dari Kantor Basarnas Bali dan juga tim SAR dari Basarnas Surabaya melalui jalur laut," kata Kepala Kantor Basarnas Bali Gede Darmada, Rabu (30/6).
Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Surabaya, Jawa Timur, mengerahkan Kapal Negara (KN) SAR Permadi dan dua kapal cepat ke kawasan itu. Sementara TNI Angkatan Laut mengerahkan KRI Rigel-933 dan KRI Soputan-923. KRI Rigel-933 merupakan kapal survey hydro oseanografi yang mempunyai kemampuan khusus untuk mendeteksi bawah air.
Hingga Rabu (30/6) malam, total korban yang sudah ditemukan 46 orang. Jumlah itu terdiri dari 39 korban selamat dan tujuh korban meninggal dunia, terdiri dari lima perempuan dan dua laki-laki. Sementara itu, 11 orang masih dinyatakan hilang.
Duka Keluarga
Kejadian ini membawa duka mendalam kepada keluarga para korban. Pasangan suami istri Sugianto dan Dewi Sulistiana, misalnya. Mereka harus kehilangan putri dan putranya, Alifiah Putri Sugiarti (19) dan Bagas Putra Sugiarto (17). Keduanya dimakamkan di Pemakaman Bugis Sidakarya, Denpasar, Bali, Rabu (30/6) sore.
Sepupu korban, Sibro Ali, mengaku masih syok dan belum percaya dengan musibah itu. "Kami syok karena mereka berdua langsung pergi," ungkapnya.
Dia memaparkan, Alifiah dan Bagas berlibur bersama ayah dan ibunya, Sugianto dan Dewi Sulistiana, ke Kabupaten Jember, Jawa Timur. Selasa (29/6), mereka kembali ke Denpasar menggunakan mobil bersama seorang sopir dan menyeberang menggunakan KMP Yunicee.
Saat mengantre untuk menurunkan penumpang, tiba-tiba kapal karam. Satu keluarga itu pun ikut tenggelam. Sugianto dan Dewi Sulistiana selamat, sedangkan kedua anak mereka meninggal dunia. Sementara sopir mereka belum ditemukan.
Sugianto tak kuasa menahan tangis saat prosesi pemakaman. Dia tak berkata-kata.
Sugianto dan Dewi masih syok dengan apa yang menimpa anak-anaknya. "Orang tua mereka (Alifiah dan Bagas) masih syok dan sedih. Makannya belum bisa memberikan keterangan," ujarnya.
Selain Sugianto dan Dewi, masih ada keluarga lain yang berduka. Mereka kehilangan orang yang dikasihi akibat tenggelamnya KMP Yunicee.
Tak Sesuai Manifes
Persoalan klasik kembali terkuak setiap terjadi kecelakaan di perairan. Seperti kapal tenggelam lainnya, banyak penumpang KM Yunicee tidak terdaftar di manifes.
"Dari 39 orang ini (yang selamat) kalau dirinci adalah apakah semuanya masuk dalam manifes, ternyata memang dari data yang ada bahwa total yang masuk dalam manifes adalah 41 orang. Jadi dari 41 orang, yang kita temukan 39 ternyata masuk dalam manifes hanya 16, selebihnya 23 orang yang selamat adalah di luar manifes," kata Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, Rabu (30/6).
Tujuh korban meninggal dunia juga telah teridentifikasi, baik nama, alamat rumah, hingga keluarganya. Di antara ketujuhnya, hanya tiga orang yang terdaftar di manifes.
Posko yang didirikan di Pelabuhan Gilimanuk juga menerima laporan tentang adanya orang yang hilang atau belum ditemukan. "Itu ada 11 lagi yang belum kita temukan berdasarkan laporan orang hilang. Dari 11 itu ternyata yang masuk dalam manifes ada lima (dan) enam lagi tidak ada di dalam manifes, itu orang yang hilang," jelasnya.
"Ada ataupun tidak dalam manifes, kita dari tim gabungan dari Basarnas, Kodim, Polda, dari unsur-unsur Pemda, itu sama-sama mencari keberadaan orang yang dilaporkan hilang," ujarnya.
Arus Kuat dan Kapal Tua
Penyebab tenggelamnya KMP Yunicee belum diketahui pasti. Komandan Lanal Denpasar Kolonel Laut (P) I Komang Teguh Ardana memaparkan ada dua kemungkinan penyebab tenggelamnya KMP Yunicee, yakni human error atau situasi eksternal seperti keadaan cuaca dan arus yang tidak bersahabat.
Penjelasan ilmiah didapat dari peneliti pada Laboratorium Data Laut dan Pesisir Badan Riset dan SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dr Ing Widodo Setiyo Pranowo. Dia memaparkan arus laut saat kejadian bergerak menuju selatan-tenggara.
"Arus laut di celah sempit antara Ketapang dan Gilimanuk bergerak menuju ke arah selatan-tenggara dengan kecepatan lebih dari satu meter per detik saat KMP Yunicee diberitakan tenggelam," kata Widodo dikutip dari Antara.
Arus yang kuat itu muncul karena perbedaan elevasi Laut Bali dan sisi selatan Selat Bali.
Dugaan sementara, penyebab KMP Yunicee oleng adalah ketika kecepatan kapal diturunkan atau dikurangi saat proses merapat ke Pelabuhan Gilimanuk.
Arus kencang dari arah utara menuju ke selatan, mendorong lambung kapal, sehingga menyebabkan stabilitas kapal terganggu kemudian kapal oleng dan miring.
Beban di atas kapal bergeser semua ke sisi miring yang kemudian menyebabkan kapal tenggelam. Namun demikian, kata Widodo, dugaan itu masih perlu untuk diinvestigasi secara lebih lanjut.
Analisa ilmiah juga datang dari dosen Teknik Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Prof I Ketut Aria Pria Utama FRINA. Menurutnya, usia kapal juga berpengaruh pada kejadian itu.
"Kondisi kapal kelihatannya sudah tua dan kurang terawat. Usia kapal memberi pengaruh terhadap ketenggelamannya. Tentu perlu survei dari PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)," ujar Aria, Rabu (30/6).
Dia menjelaskan, secara umum umur rata-rata kapal feri adalah 20 tahun, bahkan di luar negeri hanya 10 tahun, lalu dijual. Tetapi jika dirawat dengan baik lanjut Aria, maka kapal bisa dioperasikan 5 sampai 10 tahun ke depan.
"Setahu saya, KMP Yunicee ini pun bukan kapal baru, karena dibeli dari Korea Selatan," ucap Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) itu.
Aria memaparkan, dilihat dari foto, pintu rampa kapal sudah ditutup dengan kedap, sesuai dengan standar. "Kenapa kapal itu bisa tenggelam? Hanya ada satu jawaban yakni air masuk. Hanya, bagaimana caranya air masuk. Ada beberapa kemungkinan soal itu," kata Vice President the Royal Institution of Naval Architects (RINA) Regional Asia itu.
Dia mencontohkan, saat peristiwa kapal tenggelam salah satunya di Teluk Bone, Sulawesi, kapal tidak mengalami kebocoran, tapi air masuk karena gelombang laut yang besar melalui pintu rampa yang tidak kedap.
Air itu pelan-pelan masuk karena keteledoran kru kapal sehingga ruang mesin dipenuhi air dan membuat kapal terbalik. "Dari insiden kapal tenggelam ini kemungkinannya juga karena nakhoda tidak memperhatikan jika kapal sudah kandas. Ada di daerah yang tidak rata, mengenai kapal dan membuatnya robek dan membuat air masuk," tuturnya.
Selain itu, lanjut dia, ada bukaan di KMP Yunicee yang dapat ditutup saat musim dingin. Sementara di Indonesia bukaan tersebut dibuka agar ada angin yang masuk daripada harus memasang AC yang ongkosnya mahal.
"Bukaan ini ada ketentuannya, tidak boleh terlalu banyak dan terlalu lebar. Sebab jika ada gelombang besar, maka air akan masuk ke bukaan tersebut dan membuat kapal terbalik. Tapi kalau dia kandas ada sisi lain yang mengenai kapal dan membuatnya robek. Apalagi peristiwa terbaliknya sangat cepat," lanjutnya.
Dia juga mencontohkan peristiwa tenggelamnya kapal pesiar mewah Costa Concordia dari Italia. Kapal itu terbalik dan tenggelam juga di perairan yang dangkal, dan setelah dicek ada bagian kapal yang menabrak bagian pantai sehingga kapal robek.
"Kalau itu terjadi, perlu adanya standar dari pemerintah yang diubah. Bagaimana operasi kapal, jumlah kapal yang dapat beroperasi," sebutnya.
Aria juga menyampaikan bahwa standar untuk reparasi kapal sekitar 12-18 bulan. Yang diperiksa adalah ketebalan pelat dan pelat di lambung karena bersentuhan langsung dengan air.
"Hal itu berpotensi korosi yang membuat ketebalan dan kekuatannya berkurang, sehingga harus diperiksa. Kalau batasan pelat kurang dari standar di BKI, maka harus diganti," katanya dikutip dari Antara.
Harus Lebih Aman
Tenggelamnya KMP Yunicee menambah panjang daftar kecelakaan di perairan Indonesia. Ketua Ketua DPR RI Puan Maharani turut bersuara terkait kejadian ini.
"Kami berduka cita sedalam-dalamnya untuk para korban dan keluarga. Semoga para korban dan keluarganya diberi kekuatan untuk segera pulih dari luka dan duka," kata Puan, melalui pernyataannya, Rabu (30/6).
"Saya meminta pencarian korban terus dilakukan," sambung politisi PDI Perjuangan itu.
Puan meminta otoritas berwenang mencari tahu penyebab tenggelamnya KMP Yunicee. Evaluasi juga harus dilakukan untuk memperbaiki tata kelola angkutan kapal yang menjadi sarana transportasi masyarakat.
Dia bilang, peraturan kelayakan dan keselamatan kapal harus ditaati sepenuhnya. Anak Buah Kapal (ABK) harus terlatih dengan baik saat menghadapi situasi darurat.
"Ke depannya transportasi di laut harus lebih aman dan nyaman, harus lebih siap pada antisipasi dan proses evakuasi penumpang jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," harapnya.
Baca juga:
Analisa Pakar Terkait Penyebab KMP Yunicee Tenggelam di Selat Bali
Kakak Adik Jadi Korban Tenggelamnya KMP Yunicee, Ibu dan Ayah Selamat
Banyak Penumpang KMP Yunicee Tidak Terdaftar di Manifes
Bantu Cari Korban Kecelakaan KMP Yunicee, Basarnas Surabaya Kirim 3 Kapal
KMP Yunicee Tenggelam, ASDP Gilimanuk Pastikan Pelayanan Pelabuhan Normal
Ada Korban Jiwa, Ini 5 Fakta Tenggelamnya KMP Yunicee di Selat Bali
Ketua DPR Minta Pencarian Korban KMP Yunicee Terus Dilakukan