Tepergok saat beraksi, maling bunuh penjaga rumah mewah di Palembang
Tepergok sedang beraksi, Deri Lafiye (29) nekat membunuh penjaga rumah sasarannya, Abdul Aziz (24). Tersangka mencuri di rumah mewah tersebut karena terbelit ekonomi keluarga.
Tepergok sedang beraksi, Deri Lafiye (29) nekat membunuh penjaga rumah sasarannya, Abdul Aziz (24). Tersangka mencuri di rumah mewah tersebut karena terbelit ekonomi keluarga.
Untuk melengkapi berkas, polisi menggelar rekonstruksi kasus perampokan disertai pembunuhan di TKP, yakni di Jalan Urip Sumoharjo, Kelurahan 2 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, Kamis (21/12). Keluarga korban tak kuasa menahan emosi melihat jalannya reka adegan.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Apa itu pindang tulang iga sapi khas Palembang? Pindang tulang iga sapi dapat menjadi menu alternatif dalam acara makan Anda bersama keluarga.
-
Apa yang dimaksud dengan Telok Abang di Palembang? Dalam bahasa Palembang, telok diartikan telur dan abang artinya merah. Artinya secara keseluruhan, Telok Abang merupakan telur rebus yang cangkangnya diberi warna merah.
-
Siapa pelaku utama pembunuhan siswi di Palembang? Aparat Polrestabes Palembang menyebutkan bahwa pelaku utama pembunuhan siswi di pemakaman umum Tionghoa Palembang, Minggu (31/8) sempat ikut Yasinan malam pertama di kediaman korban.
-
Bagaimana cara membuat Celimpungan, kudapan khas Palembang? Celimpungan berbentuk bulat dengan diamter 10 cm. Kuahnya sendiri terbuat dari santan dan racikan bumbu-bumbu lainnya. Melansir dari beberapa sumber, Celimpungan diambil dari kata "plung" atau dari bunyi saat mencemplungkan adonan dari biji ke dalam kuah saat merebusnya.
-
Apa yang terjadi pada pipa PAM di Petamburan? Pipa 900 mm di Petamburan 4, Jakarta Pusat bocor pada Kamis (21/9).
Dari rekonstruksi, pembunuhan itu berawal saat tersangka mengintai dan masuk ke dalam rumah melalui jendela. Waktu berada di dalam rumah, tersangka hanya mendapati jam tangan sehingga tersangka berniat untuk keluar.
Saat akan keluar, tersangka mendengar suara motor masuk ke halaman. Hal ini membuat korban terkejut dan buru-buru melompat keluar. Di depan pintu, tersangka dan korban berpapasan.
Panik, tersangka langsung mencekik korban dari belakang. Korban yang hampir habis napas sempat melarikan diri, namun baru lima meter korban ditangkap dan dibanting sehingga korban kembali dicekik tersangka.
Memastikan korban tidak bernapas, tersangka menggunakan ikat pinggang untuk kembali mencekik sampai korban tewas. Tersangka kabur dengan membawa kabur HP, uang, dan motor milik korban.
Anna Yuliana (52), tetangga korban yang menjadi saksi dalam kasus ini mengaku mengenal tersangka dan tak menyangka melakukan tindakan perampokan serta pembunuhan. Sebab, selama ini tersangka dikenal sebagai orang yang biasa-biasa saja, bahkan waktu kecil sering main ke tempat kejadian.
"Mungkin terpaksa buat makan, kalau keluarganya baik-baik saja," ujarnya di sela reka ulang.
Sementara ibu korban, Asia Pabila (60), nampak tak kuasa menahan tangis. Dia berharap penegak hukum memberikan sanksi setimpal sebagai balasan ulah tersangka.
"Kami tidak terima, tersangka kejam. Anak saya cuma penjaga rumah itu, tidak salah apa-apa," kata dia.
Sementara itu, Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel, AKBP Azis Adriansyah, mengatakan, rekonstruksi merupakan penyempurnaan berkas tersangka Deri sebelum dilimpahkan ke pengadilan. Tersangka dikenakan Pasal 338 dan 340 KUHP dengan ancaman seumur hidup penjara.
"Tersangka adalah pelaku tunggal, dia membunuh korban karena dipergoki mencuri di rumah majikan korban," pungkasnya.
Diketahui, korban ditemukan tewas dengan leher terjerat di halaman rumah majikannya, Senin (27/11) sore. Beberapa hari kemudian, tersangka Deri diringkus dan kakinya ditembak karena melawan petugas. Tersangka mengaku nekat mencuri rumah itu karena terbelit ekonomi dan terpaksa membunuh korban lantaran takut dilaporkan.
(mdk/cob)